Part baru untuk menemani sabtu malaam :3
**********
*Kania's POV*
Pada akhirnya, yang gue pilih adalah angkat telpon itu.
"H-halo?" sapa gue.
"Umm.. hai. Kania?" tanyanya di seberang sana.
"I-iya?" jawab gue, nanya balik.
"Ini Satria. Kita bisa ketemuan nggak?" tanyanya.
Gue mengerutkan dahi. "Hah? Ketemuan buat apa?"
"Buat.. ada deh," jawabnya. "Jadi gimana? Mau nggak?"
Gue berpikir sejenak. "Hmm.."
"Tapi kalo lo nggak bisa nggak papa sih. Lagian juga nggak--"
"Boleh deh. Ketemuan di mana?" tanya gue memotongnya.
Gue ngerasain Satria senyum di sana, dan gue juga ikutan senyum. "Di komplek rumah gue. Deket kan dari rumahnya Mona? Ntar gue anter pulang deh."
"Ya udah. Tungguin ya," kata gue.
Akhirnya telpon pun dimatiin. Pas gue menghadap ke Mona, eh dia langsung nyengir. Mona udah gila.
"Apaan liat-liat?" tanya gue.
"Dih, siapa juga yang ngeliatin? Udah deh. Sekarang, cepetan siap-siap. Satria pasti udah nunggu lo," suruhnya.
"Iya, iya," bales gue males-malesan. "Eh tapi lo tau dari mana gue janjian sama Satria?"
"Tadi gue nguping. Gue deketin kuping gue ke telponnya. Lagian, masang volumenya kenceng banget," jawab Mona dengan santainya. "Mana pake gagap-gagapan segala lagi," tambahnya.
"Mona! Ish lo ngeselin banget dah," kata gue, ngelempar bantal secara membabi buta ke arahnya.
"KANIAA! UDAHAN!" teriaknya, sedangkan gue masih ngelemparin bantal.
"SATRIA DATENG!" teriaknya lagi dan gue berhenti ngelempar bantal.
"Mana?" tanya gue polos.
Eh ternyata Mona boong, terus kabur.
"CIE KANIAA!" teriaknya lagi dari luar.
"DIEM AH LUU, JUNOO!!" teriak gue balik.
Daripada makin nggak jelas gini, gue siap-siap sekarang aja deh.
~~~~~~~~~~
Gue kembali ngeliat ke gang itu. Ngapain Satria bawa ceweknya? Bikin gue cemburu? Haha, yakali.
Gue akhirnya memberanikan diri buat masuk ke dalam gang itu. Awalnya kita sapa-sapaan. Pacarnya Satria ngenalin diri, namanya Nayra toh.
"Kak Kania," panggilnya.
"Iya, kenapa?" tanya gue.
"Kakak ngira aku ini pacarnya Bang Sat ya?" tanyanya balik.
"Hah? Bangsat?" tanya gue bingung.
"M-maksudku, Mas Satria," ralatnya.
"Oh, Satria. Emangnya kenapa? Bukannya kalian emang pacaran?" tanya gue.
Nayra ketawa, agak ditahan. Biar nggak kenceng-kenceng banget kali. Eh Satria ikutan ketawa lagi. Emang bangsat beneran ya.
"Kok ketawa sih? Emangnya salah?" tanya gue ke pasangan ini.
"Kak Kania, jadi gini loh," Nayra ketawa lagi. "Aku.. sama Bang-- maksudku, Mas Satria ini, nggak pacaran. Kita kakak-adek. Kata orang sih mirip. Padahal aku ogah disama-samain sama dia," jelas Nayra dan Satria menjitak kepalanya. "Aduh!" Nayra meringis sambil memegangi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is True
Teen Fiction'Cinta bisa terjadi kapan saja, dan dimana saja.' Sepertinya itulah yang dirasakan mereka. Mungkin awalnya pertemuan mereka diawali dengan kebohongan, tapi seiring berjalannya waktu, kebenaran pun terungkap. Takdir pun menghadirkan cinta untuk meram...