BAB 3: Tentang cinta...

50 6 0
                                    

Cinta...cinta sejati itu seperti pohon pisang, hanya tumbuh, berbuah, berjantung sekali dalam hidup, jika salah satu bagiannya rusak maka layu lah seluruh bagian ini karnanya dan taakan tumbuh berbuah dan berjantung yang sama untuk yang kedua kalinya di tempat yang sama melainkan hanya tumbuh tunas baru di tempat yang jauh lebih subur dari tempat iya berasal

***
malam telah pagi menandakan waktunya sekolah telah tiba, awalnyaku diriku percaya diri karna telah memasang jam alaram, setelah membuka mata dan melihat jam dinding membuat mataku melotot di buatnya seperti akan keluar dan tertegun menelan ludah, hal yang tiada ku sangka waktu menunjukan pukul 07.00, dengan langkah seribu bersiap-siap dan bergegas menuju sekolah. mungkin nih satu minggu terakhir gue di smp tercinta gue , tapi kenapa harus telat berbicara dengan bayangan sendiri di cermin merupakan hal konyol yang sering aku lakukan karna pepatah bijak yang sering ku dengar yang mengetahui kekurangan pada dirimu hanya dirimu sendiri

sebagai penerus bangsa menurut ku menuntut ilmu hal yang wajib dan tidak hanya terpaku di sekolah namun pada hal yang terdekat dengan diri kita yang ada di sekeliling kita, hal yang paling mudah termasuk melalui media cermin, karna cermin tidak pernah berbohong, sambil merapihkan rambut yang kusut sehabis mandi diriku bergulat dengan waktu, waktu menunjukan pukul 07.29 ketikaku ingin memakai tali sepatu, setelah merasa siap engan semua tiba-tiba...

" rangga...rangga...rangga" suara yang tak asing di telingaku
datang kawanan sobat karibku dengan kompak memanggail ku bersamaan yang tidak lain adalah Faizal, Ade, Ikhlas, Hadrian dan tak ketinggalan Raka yang belakangan ini jarang terlihat. tak seperti biasanya mereka seperti orang kebingungan, pandangan mereka fokus tersorot melihatku dari bawah kaki sampai ujung kepala yang memakai seragam lengkap
"rang lu panas ya?" sekarang hari apa?" Tanya ikhlas sambil mengecek keningku dan menyamakan pada bokongnya
"rang sekarang hari minggu pele" faizal terbahak tertawa geli
"oh iya hari minggu" rasa malu dalam benakku yang baru menyadari kebodohan yang ku perbuat bahwa hari ini hari minggu, dengan langkah seribu segera aku mengganti baju agar tidak tambah tengsin dan mencoba mengalihkan pembicaraan"wih tumben nih pada kompak?" kataku sambil menutup pintu
"Telat...!!!" mereka teriak dengan kompakya dan seperti biasa raka hanya tersenyum dengan gayanya yang stay cool
"so pasti dong belom tentu nanti bisa kaya gini lagi" kata faizal murung
"iya juga ya belom tentu mingg-minggu nanti kita bisa kumpul bareng kaya gini" kataku menambahkan
cuaca suasana pagi yang cerah berubah menjadi kelabu seakan mentari tak ingin menyingsingkan sinarnya. faizal yang seakan mengingatkanku dengan sebagian masalah yang belum terpecahkan di otakku, dalam suasana kalut karna takut kehilangan sahabat terbaik sahabat yang telah menemaniku saat susah dan senang
"tenang broo nanti kita rayain liburan kita selesai UN...gimana setuju?" ikhlas yang mencoba mencairkan suasana, mencoba tersenyum walau nampak tergenang air mata di bola matanya
"SETUJUUUU..." serempak dengan kompak gemaan suara kawan-kawanku yang tak akan kulupakan

***

Minggu-minggu ini aku sudah semakin dekat dengannya namun terkadang bingung memulai chatan di awal, tidak ingin terlalu banyak berbasa-basi muncul ide membuat status di bbm yang yang ku peruntukan untuk si dia, 29 menit berlalu takkusangka si dia mengcoment status bbmku andai dia tahu status yang sengaja aku buat untuknya agar dia tahu isi hati ku

"cie-cie buat siapa tuh???" tanyanya ingin tahu
"hmmm...yang pasti bukan buat kamu" balasku ku meledek

walaupun dalam keadaan senang menandakan dia peka dengan status ku, namun sebisa mungkin ku sembunyikan kegembiraanku padanya. seperti biasa kuping ku selalu memerah jika sedang berbohong membuat ku teringat masa kecliku bersama mamah, kupingku selalu memerah jika sedang berbohong terlebih ketika bohong ke orang tua terutama dengan mamah ku, mamah selalu tahu saat ku sedang berbohong. kupingku yang sudah merah bertambah merah karna di jewer mamah ketika diriku terbukti berbohong, sungguh pengalaman yang takakan terlupakan bersama mamah namun seiringnya usiaku ku ku rindukan itu semua waku ku yang terbuang tanpa kasih sayang dari kedua orang tua

Awal BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang