BAB 8: Tentang masalalu

16 2 1
                                    

Tentang masalalu…
5 tahun kemudian…
ini saat yang sangat ku nantikan, setelah lulus dari bangku SMA ku teruskan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sejak kejadian di bangku SMP waktu masa liburan masalalu yang begitu banyak menyimpan memori yang takan terlupakan bagiku membuatku menjadi pribadi yang disiplin akan waktu dan tidak menjadi pribadi yang ceroboh, sungguh kejadian lima tahun yang lalu telah membuat ku mengerti apa arti dari sebuah pengorbanan, cinta, persahabatan dan kasih sayang yang membuatku dapat berdiri dini dan membuat semua orang yang ku sayang menjadi bangga karna ku dapat berdiri di sini saat ini…
“selamat ya sudah lulus jadi sarjana, mamah bangga deh” mamah memelukku menangis terharu
“semangat jiwa muda ya kamu, seperti papah” papah memeluk ku
“wey bro selamet ye…kapan nih nyusul” bale berbisik di akhir bersama istrinya dan anaknya yang lucu
“gak nyangka ya lu jadi sarjana slamatt ya, nih gua buktiin istri gua cantikkan” ikhlas merangkul ku berbisik
“wih gile bener-bener cantik gila si ikhlas bininya” membuat ku menggelengkan kepala
Setelah semua keluarga dan kawan-kawan ku datang, muncul edria datang dengan menggunakan gaun biru muda yang sangat indah membuatku teringat dengan sosok rahma kekasihku yang rela berkorban demiku lima tahun yang lalu, kedatangan edria membuatku terpukau akan kecantikannya tidak berkurang sedikitpun melainkan seiring berjalannya waktu kian bertambah menawan yang membuatku lebih mencintainya
“edria” tanganku melambai memanggil namanya
“hy…rangga” edria menghampiriku
“apa kabar” tanyaku memeluk edria, tiba-tiba…
“eeh…belum mahrom” nenek dea melepaskan pelukanku dari edria dan menjewer telinga ku
“auu…sakit nek, yaudah nanti kita resmiin ya sayang” jawabku tersenyum lebar, kawan-kawan dan papah mamah yang menyaksikan hanya tertawa melihatku
“eits…gak segampang itu, ini anak sulung kesayangan nenek, ada satu syaratnya” nenek dea bertokak pinggang
“siap bos, apa ajah aku lakuin demi edria” jawabku mengedipkan mataku ke edria
“anak muda zaman sekarang genit-genit ya nenek jadi ragu jadiin kamu menantu” nenek dea membuang muka, berlaga seolah sebal denganku
“eehh…eh…jangan masa gitu maaf deh, emang syaratnya apa si nek? Aku pasti sanggupin deh ” jawabku tersenyum lebar
“kamu harus jaga edria seperti kakek dahulu menjaga nenek, setia dengannya, jangan mengecewakannya kamu harus janji sama nenek” nenek memegang wajahku, memandangi mata kakek yang ada pada diriku dengan tangis haru membasahi pipi nenek kemudian nenek memelukku
“iya nek aku berjanji, mungkin cinta aku tak seperti kakek, tapi aku berusaha lebih baik dari kakek” membalas pelukan nenek yang merindukan sosok kakek saat ini
“hmmm…aku sayang kamu rangga”rahma memelukku dan nenek, setelah sekian lama selang lima tahun berlalu sejak kejadian yang lalu namun baru kali ini edria mengungkapkan langsung bahwa dia sayang padaku karna selama ini kasih sayang edria padaku tak pernah di ungkapkan melalui kata-kata namun dengan perhatian dan kasih sayang yang tak pernah putus
Ke esokan harinya aku dan edria berkunjung untuk berziarah ke makam rahma yang pernah mengisi hari-hariku, seseorang yang telah rela berkorban nyawa demiku sungguh ku beruntung telah menjadi bagian hidupnya membuat ku teringat saat-saat di cibodas lima tahun yang lalu bersama rahma
“yank hati-hati” tanganku memegang erat tangan rahma
“aaaaa…” teriakan rahma karna tangan rahma hampir terlepas olehku
“yank tahan” teriakku menahan rahma dengan tanganku yang hampir terlepas dari ranting pohon yang menjadi peganganku
“aku takut yank di sini curam…aaaaa” rahma berteriak histeris
“aaaaa…kamu diam, aku coba tarik kamu sayang…” cengkraman tangangan ku yang hampir terlepas pada ranting pohon
“yank lepas…aku gak mau kamu ikut jatuh, rantingnya sudah mau patah” rahma berusaha melepas genggaman ku padanya dengan kedua tangannya
“enggak yank jangan aku gamau kehilangan kamu aku sayang kamu, aku pernah janji aku akan setia dan jagain kamu, mungkin ini waktunya aku buktiin perkataan aku ke kamu” tangan kiriku ku memegang erat genggaman rahma
“andai kita jodoh pasti kita akan bersatu sayang tak terpisahkan, bye sayang aku juga sayang kamu” rahma melepaskan genggamannya padaku
“tolong…tolong…rahma jangan tinggalin aku…” teriakan ku yang pada saat itu tak dapat terdengar oleh kawan-kawan ku karena pada saat itu kawan-kawanku masing-masing berpencar untuk bermain
Kejadian waktu itu selalu ku ingat sungguh pengorbanan yang luar biasa dari gadis yang pernah mengisi hari-hariku, kini ku telah menepati janjiku padamu mengikuti apa yang kamu inginkan pada saat terakhirmu yang masih saja memfikirkan keadaanku tangisku tak kuasa menahan apa yang telah dia korbankan padaku mengorbankan jiwanya demi keselamatanku
“yank jangan sedih, rahma sudah tenang di sana” edria merangkul ku
“iya sayang, makasih ya” jawabku tersenyum
“udah jangan nangis, mending kita berdoa buat rahma biar dia tenang di sana” ajak edria sambil mengusap air mataku
Selang satu minggu setelah wisudaku aku dan edria memutuskan untuk pergi bersantai berlibur berdua di pantai kute bali, sekedar menikmati sunset merayakan pencapaianku menjadi seorang sarjana ekonomi sungguh gelar yang tiada ku sangka sekarang melekat dalam jatidriku dari seorang anak yang selalu membuat onar di sekolah kini ku tumbuh menjadi sosok yang baru berkat dukungan orang-orang terdekatku, kali ini tidak jauh berbeda walau hanya berdua aku dan edria tetap ceria menikmati suasana dan bermain air bersama…
“iih…basah tau” edria membalas mencipratkan air padaku
“aaa…aku sayang edria” teriakan ku membuat edria menutup mulut ku dengan kedua tangannya
“malu…ih di liatin banyak turis wisatawan di sini” edria sambil tertawa
“aku gapeduli…aku sayang edria” teriakan ku lebih keras
“aku juga sayang kamu rangga” teriakan edria memeluk ku
“aku cape nih, makan yu…” diriku menggandeng tangan rahma
Sambil mencari tempat yang santai di pinggir pantai dengan pasir pantai yang indah membentang sejauh mata memandang aku dan edria memilih menu bebek betutu yang menjadi ciri khas di kota bali, bertepatan dengan hari libur kami di suguhi pemandangan tari kecak dan tarian-tarian lain termasuk tari piring dengan hiasan patung-patung dewa yang di arak keliling kota bali, tak ingin ketinggalan momen yang hanya ada setahun sekali ini edria mengajak ku bernari-nari ria di iringi music gamelan
“yank aku mau nari, kamu ikut ya” pinta edria dengan wajah manjanya membuatku tak dapat menolak
“hmmm…iya deh, emang kamu bisa?” tanyaku memandangnya
“udah ayoo…” edria menarik tanganku di tengah kerumunan
“yank…ciss…”edria mengajak ku sevie mengabadikan moment-momen bahagia bersamaku
“ayang aku laper” ajak ku menarik edria untuk kembali ke tempat tujuan kami semula untuk mencicipi masakan khas bali yang terkenal itu
Setelah puas mencicipi bebek betutu, dengan minuman segar es kelapa muda, dan disert khas bali kami kembali menari-nari gembira hingga malam tiba, di depan kerumunan kurasa akan menjadi moment yang takan terlupakan dan kuputuskan ini saat yang tepat niat mantab ku dalam hati…
“Sayang kamu tutup mata dong” pintaku memohon
“untuk apa sayang” jawab edria memandangiku
“udah tutup ajah” pintaku menghadapnya
“mau kah kamu jadi bagian terpenting hidup aku?” pintaku menunjukan cincin berlian kepadanya agar edria mau menjadi bagian hidupku
“aaa…” edria menutup mulutnya
Edria tak dapat berkata apa-apa hanya mengangguk dengan menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil meneteskan air mata bahagia mendapat kejutan seperti ini di tengah keramaian di pantai bali yang exsotis ku peluk erat edria yang saksikan banyak orang yang sedang menyaksikan pawai setahun sekali ini dengan bertepuk tangan melihat kami mengharu biru sungguh pengalaman yang takan terlupakan hingga hari tua dan aku berjanji padanya hanya mautlah yang dapat memisahkan kita
Selalu ada awal baru dalam hidupmu, janganlah pernanah mengenal kata menyerah, jika terjatuh bangkit lagi, walau tertatih teruslah melangkah hingga batas akhir kemampuanmu hingga tuhan sendiri yang mengangkat mu lebih tinggi karna kesungguhan mu dalam berusaha janganlah kamu jadikan cobaan membuatmu terpuruk dan berputus asa karna sesungguhnya cobaan adalah batu loncatan yang sengaja tuhan berikan untuk mengangkat derajatmu menjadi lebih tinggi dan hanya seseorang yang bersabar dan selalu berusahalah yang mampu memecahkan misteri dalam hidupnya dengan semangat pantang menyerah di manapun, kapanpun percayalah satu hal tuhan selalu bersmamu

*TAMAT*

Awal BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang