Tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu yang terdengar nyolot memaksa Rima yang asik tertidur harus segera bangun. Wanita itu terus menyumpah dengan mata lima watt, ia menggaruk-garuk kepala tidak jelas.
"Lo nyari ribut! Gue masih ngantuk setan!" Ucapnya saat membuka pintu, seolah tahu siapa yang bertamu.
"Tega bener lo nyambut gue dengan kata-kata indah andalan lo." Gatot berjalan masuk begitu saja.
"Huh, dari mana aja lo." Rima menutup pintu lalu mengikuti Gatot yang memasuki dapur.
"Biasa, gue habis ngurus acara nikahan artis sensasional di bali." Gatot mengambil sekotak jus yang selalu di sediakan Rima.
"Esha mana?" Tanya pria yang berprofesi sebagai EO wedding itu.
"lagi di ajak Bet jogging." Rima kembali membaringkan kepalanya di meja.
"Huh, tuh sialan ada di sini?"
"Hm, dari semalem, dia keliatan capek." Rima menyeringai.
"Ya iyalah, pak GM."
Rima dan Gatot tertawa, tapi dalam konteks berbeda. Tapi kemudian ekspresi Rima berubah, itu karena ia masih ingin tidur sampai siang nanti sebelum membersihkan apartemennya.
"Terus, ngapain lo kesini? Ganggu aja." Rima menghidupkan kran air, ia membasuh wajahnya juga matanya yang terasa seperti di lem.
"Yaelah Ma, jahat banget lo ama gue." Gatot meminum jusnya kemudian berucap. "Gue ketemu bokap lo. Dia nanyain kabar lo ama Ganesha."
Rima yang asik mengelap wajahnya terhenti. Dari pantulan cermin, ia menatap Gatot yang kembali meneguk jusnya. Bibirnya yang sedikit terbuka perlahan menutup, ia menatap lelaki di belakangnya itu lama, sangat lama sampai-sampai lelaki itu balas menatapnya.
"Lo jawab dia?" Rima mengusap wajahnya dengan ujung bajunya, berusaha terlihat biasa saja walau sebenarnya ia sedikit bergetar.
"Ya iyalah, secara, dia orang yang lebih tua dan yang paling penting dia itu bok-"
"Stop! Gue gak nanya itu Ga, gue tanya lo jawab dia?" Rima berusaha tidak berteriak kesal, Gatot dan bacotnya benar-benar menyebalkan.
Gatot menghela napas, "ya, gue jawab. Gue bilang lo baik-baik aja, dan Ganesha..." Gatot tersenyum. "Dia tumbuh dengan baik, dari kasih sayang lo. Tante, ayah, sekaligus ibu buat Ganesha."
Rima tersenyum kecil, ia lalu berbalik menuju kamar mandi, bertingkah seolah apa yang Gatot katakan tadi ada sebuah kebanggaan untuk dirinya. Dan mengabaikan hatinya yang terasa sakit di karenakan sesuatu yang bernama rindu.
---
"Haahh... Selesai juga." Guman Rima sesaat setelah membaringkan tubuhnya di sofa. Ia memandang langit-langit dengan perasaan hampa dan bingung. Pikirannya kembali mengacau mengingat perbincangannya dengan Gatot tadi.
"Mamah! Mamah liburkan? Echa pengen mandi bola, Mah. Boleh ya?"
Rima mengangkat kepalanya untuk menatap Ganesha yang ada di pangkuannya, lamunannya buyar seketika. Tangannya terulur mengacak rambut pirang kecoklatan Ganesha sambil tersenyum. "Boleh dong, apa sih yang gak buat anak mama."
Ganesha seketika memeluk erat leher Mamanya, ia memekik senang. "Maakasih Mah, Echa sayang Mama."
"Mama juga sayang kamu, Ganesha." Rima mengelus pelan rambut Ganesha, ia mengecup pucuk kepala putranya itu.
Robert dan Gatot berbagi senyum, melihat betapa kasih Rima pada Ganesha. Malaikat kecil yang membuat Rima punya alasan untuk hidup dan tersenyum, setelah melewati banyak cobaan yang keduanya yakin belum sanggup untuk berada di posisi Rima.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Good Mother (Re-write)
RomanceHanya sebuah kisah tentang Rima yang mengasuh Ganesha, keponakannya yang kehilangan kedua orang tuanya, dan di benci keluarga besar ibunya.