Prolog

193 15 2
                                    

Suara derap orang melangkah dengan cara terburu buru membuat kebisingan disepanjang koridor ini. Tiga siswi yang berlarian menuju suatu ruangan itu membuat para siswa siswi yang sedang berdiri didepan koridor berkumpul dengan teman temannya karena bel istirahat telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu menatap mereka dengan heran.

Sebenarnya, ini sudah sering terjadi setiap hari senin. Tetapi, yang kali ini suara derap langkah mereka lebih keras dari biasanya.

Sesampainya mereka disana, Tiga siswi itu langsung masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Mereka langsung membuka tirai dan menemukan seseorang yang mereka cari dari tadi sedang terbaring lemah diatas tempat tidur.

Ya, mereka menuju UKS untuk menjenguk seseorang yang sekarang sedang terbaring lemah diatas bangkar.

"Lagi, carl?" Ucap salah satu dari mereka dan berjalan mendekat kearah bangkar siswi itu.

Seorang perempuan yang dipanggil 'Carl' itu hanya terkekeh dan menggidikkan bahunya acuh.

"Ya. Seperti yang lo lihat sekarang"

Dua perempuan yang lainnya pun ikut mendekati mereka berdua. Mereka membantu temannya itu untuk duduk diatas bangkar.

"Gue, pingsan berapa lama?"

Perempuan yang berambut sebahu itu melihat jam yang melingkar ditangannya dan kembali menatap semua teman temannya.

"Kurang lebih 3 jam"

Seorang perempuan yang dipanggil 'Carl' tadi hanya menganggukkan kepalanya. Dan itu kembali membuat teman temannya gemas.

"Mau sampai lo kalau upacara pingsan terus, Carlaa?" Tanya temannya itu kepada temannya itu.

Perempuan itu menggidikkan bahunya acuh dan sempat berfikir lalu ia ia tersenyum lemah "Entah sampai kapan. Selamanya mungkin?"

Ketiga temannya itu membelalakan matanya dan menatap Carla garang. Mereka tidak menginginkan ini terhadap Carla, terlebih lagi mereka belum tahu sebenarnya apa yang terjadi kepada Carla. Selalu, seperti ini kalau mereka upacara dan berakhir dengan cara Carla pingsan sampai berjam jam. Ini termasuk yang paling sebentar dibanding minggu kemarin ketika Carla pingsan dan ia terbangun ketika jam KBM telah berakhir.

Carla Febiola Hasan, anak pasangan dari ibu Febi dan ayah Hasan memiliki Kakak perempuan yang bernama Nanda Febiola Hasan yang sekarang sudah bekerja sebagai Dokter di Rumah Sakit ternama di Jakarta ini, lalu yang kedua Nando Pramudya Hasan yang sekarang satu sekolah dengan dirinya. Nando sekarang kelas 12 atau biasa terkenal dengan siswa tingkat akhir.

Ya, umur Carla dan Nando hanya terpaut 2 tahun saja. Maka tak jarang mereka sering satu sekolah ketika kenaikan siswa atau penerimaan siswa/siswi baru. Seperti yang terjadi sekarang.

Nando kelas 12 dan Carla kelas 10.

Carla bangun dari tempat tidurnya, dan dibantu oleh ketiga temannya itu.

"Chin, Bang Nando nggak tahukan kalau gue pingsan lagi?"

Chintya berfikir sebentar lalu menyengir khasnya. "Peace, gue cuma pengin dia tahu doang kok, kalau lo itu kenapa napa. Lagian apa guna punya Abang yang satu sekolah? Kalau bukan untuk melindungi adiknya?"

Carla berdecak lalu bejalan menuju pintu UKS untuk pergi dari sana.

"Ah, kaya nggak tahu itu orang aja. Ember banget tuh mulutnya, belum lagi ngompor ngomporin gue kalau gue lupa minum Vitamin didepan Mama. Kelar gue hari ini, kelar"

Chintya, Nina dan Ayana mengikuti Carla keluar dari UKS. Mereka berhenti didepan pintu UKS, dan Carla menghirup udara segar pagi menjelang siang ini.

"Nah! ketahuan kan lo belum minum Vitamin hari ini! Pantes lo pingsan, biar aja kena marah Mama" Ucap seorang laki laki yang tiba tiba saja datang dari samping Carla membuat Carla mengumpat dan menatap tajam orang itu.

Baru saja dibicarakan orangnya sudah datang dengan wajah menjengkelkannya itu.

"Apaan sih, Bang Nando ngangetin gue aja tahu nggak?!" Ucap Carla garang dan menatap Abangnya itu.

Nando tersenyum cengengesan dan mengacak puncak rambut Carla dan itu membuat Carla bertambah kesal, setelah selesai Nando pun tersenyum manis kepada Carla, hal itu yang membuat Carla bertambah muak melihat wajah Abangnya itu.

"Bang, kusut nih! Ah, lo mah bikin mood gue buruk terus. Minggir, lo!"

Carla pergi dari sana sambil membenarkan letak rambutnya dengan sumpah serapah yang ia keluarkan terus menerus terhadap Nando. Chintya, Nina dan Ayana menatap Carla yang pergi begitu saja. Mereka mau menyusul namun Nando masih ada disana. Tidak sopan bukan untuk meniggalkan Nando yang masih saja berdiri disini?

"Uhm.. Kak kami nyusul Carla dulu ya" Ucap Nina dan tersenyum cangung.

Nando mengangguk pertanda ya "Yaudah sana susulin tuh adek gue. Jagain jangan lupa"

Mereka bertiga menganggukan kepalanya dan berbalik untuk menyusul Carla yang sekarang enatah pergi kemana. Nando pun berbalik arah yang membelakangi mereka bertiga menuju Kelasnya.

Nando, tadi diberitahu Chintya kalau Carla —Adiknya— kembali jatuh pingsan entah sudah yang keberapa kalinya. Tadi, Nando sempat khawatir dengan itu tetapi ia pura pura tidak perduli dengan cara ia menjahili Carla yang seperti tadi.

Setidaknya, ia bisa melihat kalau Carla sudah lebih baik. Karena, dari gaya bicaranya Carla sudah kembali menjadi cerewet dan menjengkelkan. Dan itu kembali membuat Nando lega, setidaknya untuk yang kali ini.

—————————

Gimana? lanjut gak nih?:p

I'm Your'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang