2

30 3 0
                                    

"BANGUNNNN!!!!" Teriak Rio tepat di telingaku, seketika membuatku terbangun.

"Apa sih Yo?!" Sungutku sambil menarik selimutku yang direbut oleh Rio.

"Lo bukannya kuliah pagi hari ini? Kok masih tidur? Gimana sih!" Oke, meski ia sering bersikap tidak dewasa, harus kuakui Rio adalah orang yang rajin, apalagi soal bangun pagi. Lihat saja buktinya sekarang ini. Padahal hari ini ia tidak memiliki jadwal kuliah, tapi ia tetap bangun pagi seperti biasanya.

"Emang sekarang jam berapa sih?" Ujarku yang kini sudah berganti posisi menjadi duduk, sambil mengucek kedua mataku, mengumpulkan kesadaran. 

"Udah jam tujuh. Bukannya kelas lo jam setengah delapan ya?" Dan, ya, adikku ini memang sangat perhatian. Hal inilah yang kadang membuatku berpikir untuk tidak terlalu keras terhadap adikku, setidaknya walaupun ia suka bermain-main, ia masih bisa mengendalikan dirinya dalam batas wajar. Lagipula, bagiku, ia adalah orang yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan, membuatku kadang merasa seakan ialah yang mengambil peran kakak dalam persaudaraan kami. 

"OH IYA!! Untung kamu bangunin, Yo!! Yaudah, minggir, aku mau mandi dulu," Ujarku yang dengan sigap langsung turun dari kasur dan berlari kecil menuju kamar mandi.

*****

"Yo, entar jangan lupa jemput jam satu ya. Oh iya, jangan lupa beli bunga buat nanti ziarah ke makam, oke?" 

"Iya, Na. Udah sana buruan." Setelah aku turun dari mobil, Rio langsung memacu mobilnya meninggalkan halaman kampus. 

Akupun langsung berjalan cepat memasuki gedung kampus, menuju kelasku.

"Nath, di sini!" Panggil Nia, yang sedang di pojok kelas. Kenalkan, inilah salah satu teman terdekatku sejak awal memasuki perkuliahan. Walaupun karakter kami berbeda jauh, Nia yang super extrovert dan aku yang introvert mentok, akan tetapi di saat kami bersama, aku merasa peran kami selalu saling melengkapi. Terkadang kami malah bertukar peran. Aku berubah menjadi pribadi yang banyak bicara, sedangkan Nia menjadi pendengar yang baik. 

"Rajin banget kamu, pagi-pagi dah nongkrong di kelas." Ujarku sambil menghempaskan tubuhku di kursi yang terletak di sebelah Nia.

"Bukan rajin bu, namanya on time. Emang elo, masuknya waktu pas-pasan."

"Eh, kalo waktu pas justru itu namanya on time. Gimana sih, payah." Balasku sambil tersenyum jahil.

"Ah udahlah, capek debat ama lo gaada abisnya." Ujar Nia menghela nafas panjang.

"Ih, gitu aja ngambek. Tiati, entar cepet tua."

"Gue gak ngambek Nath, nih liat betapa happy gue hari ini, hm.." Cetus Nia sambil tersenyum paksa, membuatku mau tak mau terkekeh geli.

"Iya, Ni, percaya deh percaya." Tak lama, tawa kami berdua pun pecah. Namun, tawa itu terhenti saat Pak Dino memasuki ruangan kelas. Kami berdua pun saling melirik, tanpa dapat menyembunyikan senyuman di wajah kami.

*****

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang