4

14 3 2
                                    

Sebelum pulang ke rumah, aku dan Rio memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu di sebuah resto yang terletak tak jauh dari kompleks perumahan kami.

Tak lama setelah aku dan Rio duduk, tiba-tiba saja handphoneku bergetar, tanda ada panggilan masuk. Aku pun menekan tombol hijau setelah melihat nama Nia yang tertera di layar handphoneku.

"Halo? Kenapa Ni?"

"Lo lagi ngapain Nath? Udah pulang?" Nia memang tau kalau hari ini aku mengunjungi makam kedua orang tuaku.

"Udah Ni. Nih sekarang aku lagi makan sama Rio. Kenapa Ni emangnya?"

"IKUT DONG!! Makan dimana? Gue bosen banget nih dirumah, bener kan dugaan gue tadi, gue ditinggal sendirian sama kakak gue, ngeselin kan?!" Ujarnya panjang lebar, sepertinya biasanya, ia memang salah satu temanku yang suka curcol mendadak, dimana saja, kapan saja. Tapi itulah keistimewaan Nia.

"Oh, yaudah kesini aja, aku lagi ada di Resto Ikan Bakar Cianjur, yang deket rumah."

"Okedeh!! Oh iya, gue ajak Ivan ya, Nath! Biar gue ada tebengan."

"Ajak aja, lumayan, biar Rio ada temennya juga."

"Nice, otw say." Ujarnya lalu mengaikhiri pembicaraan. 

"Siapa Na?" Tanya Rio usai memesan makanan.

"Nia. Dia mau nyusul katanya, bareng Ivan juga." Ujarku yang kemudian di balas anggukan oleh Rio. Sekedar informasi, Ivan itu adalah adik sepupu Nia, yang kebetulan memang satu angkatan dengan Rio. Bahkan, di tahun pertama perkualiahan, Rio dan Ivan sudah menjadi sohib yang tak terpisahkan.

Tak sampai lima belas menit, Nia dan Ivan akhirnya sampai. Dari tempatku duduk, aku pun melambaikan tangan ke arah pintu masuk, agar memudahkan Nia untuk menemukan posisi kami. Untungnya tempat yang kami duduki cukup strategis, sehingga Nia dan Ivan pun dengan cepat menemukan kami.

"Sori ya lama, nungguin Ivan lama banget nih." Ujar Nia setengah ngedumel.

"Selaw Ni, biasa aja kok, gak lama. Udah, mending sekarang kalian mesen dulu." Setelah kami semua duduk kembali, Nia dan Ivan pun kemudian memesan makanan untuk mereka berdua.

*****

Setelah selesai membayar, kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ke mall, mumpung waktu masih menunjukkan 20.00 WIB. Namun, Rio tidak bisa ikut dan pamit untuk pulang duluan, karena ia harus mengerjakan tugas untuk kuliahnya besok.

"Na, nanti gue jemput atau gimana?" Tanya Rio padaku. Namun, belum sempat menjawab, Nia sudah menjawab duluan.

"Gampang, nanti bisa dianter Ivan. Dia juga seneng pasti disuruh nganter Nathaly, ya gak Van?" Sudah sejak lama Nia menjodoh-jodohkan diriku dengan adik sepupunya ini. Harus kuakui, Ivan memang good looking, bahkan bisa dibilang tampan. Sayangnya, ia lebih muda dua tahun dariku, dan bukanlah keinginanku untuk punya pasangan yang lebih muda.

"Apaan sih Ni, jangan ngomong yang aneh-aneh deh." Ujarku sambil menyenggol lengan temanku ini. Untung saja aku dan Ivan sudah saling mengenal dengan cukup baik, mungkin bisa dibilang kami ini berteman baik, jadi ucapan Nia ini tidak akan membuat kami canggung nantinya, malah terkadang Ivan jadi ikut-ikutan dan membalas ucapan Nia.

"Ya siapa sih yang gak seneng bisa nganter kakak cantik?" Ujar Ivan sambil mengedipkan matanya ke arahku, membuatku refleks memukulnya. 

"Wah, gak beres mata lo bro. Kakak gue ini cantik di liat dari mananya sih?" Tanya Rio yang berpura-pura terlihat heran, membuat ingin menendangnya saat ini juga.

"Jelas lah bro, kakak lo ini cantik banget woy mau di liat dari mana aja, bikin gue jadi terpesona dibuatnya." Ujar Ivan dramatis, membuatku mulai geleng-geleng kepala. Bahkan Nia terlihat tak bisa menahan tawanya.

"Udah cukup ah! Mending kita berhenti bercanda trus jalan atau gak aku balik sekarang." Cetusku yang mulai bete karena mereka yang terlihat masih mau melanjutkan candaan ini.

"Iya iya Nath, jangan ngambek. Udah Van, parah lo, anak orang di bikin mau nangis." Ujar Nia sambil menepuk bahu Ivan.

"Siapa yang mau nangis sih Ni? Haduuuuuu.." Ujarku pasrah, sambil menghela nafas panjang.

"Bercanda Nath, peace, damai, oke?" Cetus Nia sambil mengangkat kedua tangannya.

"Udah ah, gue mau balik duluan, entar tugas gue malah gak kelar. Jangan pulang malem-malem ya Na! Duluan ya, smua!" Ujar Rio yang kemudian berlalu, meninggalkan kami bertiga.

"Sekarang mau kemana nih?" Ujar Nia yang terlihat excited.

"Mall Kokas aja yuk." Ujar Ivan yang kemudian dibalas anggukan oleh diriku dan Nia.

*****



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang