5

104 5 1
                                    

Sebenarnya hari ini aku sama sekali tak ingin keluar rumah sejak kejadian kemarin aku masih terlalu rapuh untuk keluar rumah, aku akan lebih memilih diam di kamar. Tapi, hari ini hari yang ku tunggu-tunggu. Hari liburan sekolah. Sekolahku kan berlibur ke Gunung Bromo itu tempat wisata yang sangat ingin ku kunjungi.

Jadi, aku berpikir mungkin pikiran ku akan lebih tenang jika aku ikut liburan sekolah ini. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk ikut. Tapi, ada yang berbeda hari ini, Amel tak kerumahku untuk menjemputku. Aku tahu ini semua karena kejadian kemarin. Mungkin Amel masih belum bisa menerrima kenyataan ini. Aku ingin sekali meminta maaf pada Amel karena semua kejujuran ku pasti menyakitinya.

Saat, aku menunggu bus yang di sewakan oleh pihak sekolah untuk liburan, tiba-tiba Amel datang menghampiriku. Aku rasa Amel pasti akan marah denganku gara-gara kejadian kemarin. Amel pasti tak mau bicara lagi denganku. Tapi dugaan ku salah.

"Ninda.." sapa Amel dengan suara lirih.

"Amel. Mel, aku minta maaf karena kejadian kemarin. Aku benar-benar tidak bermaksud mengacaukan hubungan mu dengan Gino. Aku minta maaf.

"Sudahlah Nin. Kamu kenapa tidak pernah cerita kalau sebenarnya Gino itu mantan pacar kamu? Kalau aku tahu dari awal pasti aku tidak akan pernah dekat dengan Gino.

"Aku kan hanya mantan pacarnya saja, untuk apa aku ceritakan iu semua ke kamu Mel. Di sini aku yang salah. Aku nggak bisa menerima kenyataan kalau Gino itu bukan milikku lagi."

"Kamu memang mantan pacarnya, tapi aku tahu kamu itu masih cinta sama Gino. Dan gak ada salahnya kok kalau kamu masih cinta sama Gino."

"Perasaanku terhadap Gino ini salah Mel. Gino sudah membenci ku apalagi setelah kejadian kemarin, aku yakin."

"Ninda, aku yakin kok kalau Gino sebenarnya juga masih belum bisa melupakan mu."

"Mel, aku sekarang tak akan berharap lagi dengan Gino. Sekarang, aku akan berusaha menghilangkan perasaan ku ini kalau pun aku tetap tidak bisa melupakanya, aku tidak akan memaksanya lagi untuk bisa kembali padaku, melihat Gino tersenyum saja itu sudah cukup bagiku."

Tak lama bus yang kita tunggu dari tadi datang juga. Aku dan Amel langsung masuk ke dalam bus dan memilih bangku nomer tiga dari depan sebelah kanan. By the way dari tadi aku belum melihat Gino. Apa mungkin dia tidak ikut?

-------

Lima jam sudah kita diperjalanan yang sedikit melelahkan ini. Akhirnya kita sampai juga di Gunung Bromo. Aku dan Amel langsung turun dan masuk ke villa yang telah di sewa kan pihak sekolah. Aku dan Amel memutuskan untuk tidur satu kamar. Kita memilih kamar paling depan agar lebih mudah dan cepat jika kita akan mendaki gunung esok hari.

Malam ini, udara terasa dingin sekali. Ya, aku lupa kalau aku sedang di daerah pegunungan. Semua siswa dan guru yang mendampingi berkumpul di halaman samping villa untuk menyalakan api unggun dan berbincang-bincang malam.

Itu. Itu Gino. Ya aku melihat Gino. Dia sedang duduk di kursi kecil di depan villa anak cowok. Ternyata dia ikut. Tapi, dia duduk sendirian di kursi itu. Ada yang aneh, Gino biasanya selalu bersama teman-temanya. Tapi, yang aku lihat dia sedang duduk merenung sendiri.

Sejujurnya aku ingin sekali menghampiri Gino. Mengajaknya mengobrol. Dan aku juga ingin meminta maaf atas kelakuanku kemarin. Sampai-sampai aku mengacaukan hubunganya dengan Amel. Tapi, aku belum punya keberanian untuk melakukan hal itu. Aku takut Gino akan lebih menjauh lagi dariku.

I Won't Stop It, Amore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang