Aku duduk cukup lama dan tak bergerak sedikitpun,tak terasa pagi sudah datang dan fajar mulai terbit. Aku bangun dari dudukku dan meletakan foto ibuku dikasur.
Aku keluar rumah untuk menghirup udara yang segar untuk melepas penat,aku menoleh ke samping pintu yang aku dapatkan kania yang tertidur dengan wajah pucat penuh dengan keringat di tubuhnya,aku menghampirinya dengan rasa kecewa kenapa aku begitu bodoh untuk meninggalkan kania didepan rumah dengan udara yang sangat dingin,aku membangunkan tubuhnya dan menaruhnya di pundakku untuk ku gendong dan membawanya masuk,aku menggendong kania dan meletakannya dikamar ibuku. Aku menyentuh dahi kania yang sangat panas,aku menyelimutinya dan aku berjalan kearah dapur untuk mengambil air panas dan handuk kecil untuk mengompres tubuh kania,pada saat didapur aku membayangkan kalau pagi pagi begini ibu sedang masak untukku,tapi sekarang semua itu sudah sirna,tak terasa aku meneteskan air mata dipipiku,aku teringat aku kedapur untuk membawa air panas dan handuk tetapi aku malah menangis,untuk apa aku menangis,menangispun tidak ada gunanya. Aku mengambil air panas yang sudah ditaruh di wadah basar,dan handuk didalammya,aku berjalan memasuki kamarku,terlihat kania yang sedang pulas tidur. Aku duduk disamping kania meraih handuk yang basah kuperas dan kutaruh didahi kania,semua kulakukan berkali kali sampai panas tubuh kania menurun.
Tak berapa lama kemudian aku yang memandangi kania,kania pun membuka matanya dan bangun dari tidurnya dan tersenyum kepadaku. "bodoh" marahku pada kania, kania hanya tersenyum. Aku mengambil wadah air dan handuk yang tadi kugunakan untuk mengompres kania di sebelah kania,kania meraih tanganku aku hanya menolek ke kania "maaf" ucap kania padaku "untuk apa minta maaf tak ada gunanya" jawabku,aku bersifat dingin kepada kania karna aku tidak mau terlalu menyayangi kania karna kalau dia meninggalkanku aku tidak merasa sedih.
Aku berjalan kedapur untuk menaruh wadah air,aku melihat pisau yang tajam didapur aku meraihnya aku menyayat telapak tanganku "kenapa? Kenapa ini tidak terlalu sakit jika dibandingkan ditinggal ibu? Hah? Kau kan lebih tajam" tangisku sambil menyayat untuk kedua kalinya,lalu aku mendengar suara kania berlari kearahku dan berteriak "mirna!!!" panggil kania,kania meraih pisau yang ada ditanganku dan melemparnya jauh jauh dari diriku kania memeluku dan berbisik "jangan lakukan lagi,aku tidak mau melihatmu sakit" dan aku menjawab "jika tidak mau melihat aku sedih kembalikan ibuku,aku butuh dia" kania dan aku menangis sambil berpelukan. Kania menyuruhku membersihkan lukaku"bersihakan lukamu!" dan aku mengangguk aku membersihkan lukaku di kamar mandi,setelah membersihkan luka aku berjalan keruang tamu yang aku dapatkan kania sedang berbincang dengan seseorang,orang tersebut adalah pak kepala sekolah aku menghampiri mereka dan duduk disamping kania "mirna" panggil pak guru,aku hanya menatapnya sekilas pak guru. "mirna jadi begini kami turut berduka cita atas meninggalnya ibumu,kami kesini ingin memberitahukan prestasi kamu disekolah sangat bagus dan akhirnya kami putuskan semua biaya digratiskan hanya untuk kamu" jelas pak guru "terima kasih,kalian memberiku biasiswa karna aku memang pintar apa karna kalian kasihan melihatku hidup sebatang kara?" jawabku dengan wajah yang datar "mirna" bilang kania dan memegang pundaku. "baiklah aku terima ,tapi jika aku mendapatkan ini karna kalian kasihan padaku aku akan mengembalikannya" aku meraih amplop yang berisi surat dari sekolah, "baiklah bapak pulang dulu ya besok jangan lupa masuk sekolah" bilang pak guru aku dan kania hanya menganguk.
"mari pak saya antar" ajak kania,pak guru hanya menganguk,aku hanya duduk dan memerhatikan amplop itu,kania masuk memegang pundakku "mirna apa kau ingin ikut dengan ku?" aku menjawab "kemana?" kania menjawab"aku akan pergi keasrama disumatra" "aku tidak mempunyai banyak uang bagaimana itu?" jawabku "semua biayamu akan kuatur untukmu" bilang kania aku hanya menjawab "tapi aku masih belum siap,kenangan dirumah ini tidak bisa kutinggalkan" kania memegang pundakku "mirna,aku akan suruh orang untuk merawat rumahmu selama kita diasrama"
"tapi kenapa kamu mau tinggal diasrama? Rumahmukan sangat besar kau juga masih mempunyai ibumu apa yang kurang?" tanyaku.
"yang kurang adalah kesenangan dan kedamaian,semenjak ayahku tiada ibuku sangat dingin padaku dia tidak pernah lagi mengurusiku,setiap hari dia hanya bersenang senang dengan teman atau entah kekasihnya,dia slalu pulang malam sehabis pulang malam ibuku saat pagi sudah tidak ada,dia slalu begitu sehingga aku jarang sekali melihat wajahnya,saat aku tersenyum melihatnya dia malah seperti tidak senang melihatku,seakan akan aku tidak perlu hadir dalam hidupnya,kesenangan ku satu satunya adalah kau,kau mirna kau yang tidak bisa aku lupakan kau slalu yang membuat hatiku damai,jadi jangan suruh aku menjauh darimu"jelas kania
"lalu apa tujuanmu untuk tinggal diasrama?" tanyaku
"dengan aku tinggal dia asrama mungkin aku bisa pergi dari keheninan rumah sehingga aku akan lupa tentang ibuku" jelas kania
"sesalah apapun ibumu dia adalah ibumu dan aku yakin dia slalu sayang sama kamu,walau dia jarang dirumah aku yakin dia slalu sayang sama kamu" jelasku menenangkan kania.
"mirna..nanti kamu bawa perlengkapan baju sekolah dan baju yang lain" kata kania
Aku menatap matanya yang sangat sedih yang seperti menahan tangisan "apa yang akan kita lakukan?"
"kau akan tinggal sementara dirumahku,dan menjelaskan untuk kita pindah ke asrama."
***
maaf bila ada kesalahan tolong dimaklumi karna saya baru pemula.
dont forget for coment and vote
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGKAI
Short Storyseorang anak (mirna) yang menjalani kisah hidup yang rumit bagaikan tangkai yang berelok elok. sahabat(Kania) yang slalu menemaninya disuka walaupun duka,sahabatnya yang slalu bersamanya seperi buah yang tumbuh disetiap sisi tangkai,maka tiada tangk...