[V]
Aku dikenal
banyak orang.
Di sebuah kampus yang berdampingan dengan mall. Kampus hijau nan asri yang rada elit. Elite karena college fee nya mahal dan bangunannya megah. Semakin masuk ke dalam, di dekat gedung serbaguna, tepatnya di lorong fakultas mipa. Ada banyak mahasiswa duduk di lorong itu. Para pecinta wi-fi gratis. Di antara mereka ada dua perempuan yang berpenampilan timpang. Satunya glamour dan satunya menggemaskan.Si perempuan glamour berperawakan tinggi dengan lemak berada di tempat yang tepat sehingga membuatnya enak dilihat. Wajahnya cantik, kecantikan khas gadis jawa. Si perempuan menggemaskan sebaliknya, tubuhnya mungil dengan wajah manis.
Ngomong-ngomong perempuan cantik itu aku dan perempuan menggemaskan itu Minerva. Minerva adalah manusia paling menyebalkan yang kukenal. Dan terjebak bersamanya seperti ini adalah neraka bagiku.
Dia sesekali melirik layar ponsel di depanku "Apa nggak bosan main medsos terus?"
Mulai lagi.
"Pengikut ratusan ribu, apa semua kenal? Kenal sama tahu itu beda loh"
Aku tahu itu.
"Terus komentar berlebih di setiap foto selfie. Kamu cantik, sudah punya pacar?, fisik sama sikap kamu cantik, blewh blewh blewh! Mereka itu cuma cari perhatian yang mereka harap berujung ke pelaminan atau minimal nomor ponsel"
Overthinking.
"Upload foto muka nggak bikin cemas apa? Pasti ada banyak yang masturbasi sambil bayangin muka kamu. Yikes!"
Apa harus dipikirkan sejauh itu?
"Aku cuma pakai email dan hidupku baik-baik saja tuh"
Itu karena dia malas basa-basi dengan orang lain dan ngomong-ngomong orang lain yang kumaksud termasuk teman sekolahnya atau saudara jauhnya.
"Aku masih bisa hidup tanpa menggunakan banyak medsos. Aku juga punya hubungan interpersonal lumayan baik meski nggak punya banyak teman di medsos"
Temannya itu cuma keluarganya dan kami bertiga. Kalau dosen pembimbing skripsi nya yang sering ngobrol dengannya itu bisa dikatakan sebagai teman, maka lumayan, nambah dua orang.
"Daripada menyajikan materi buat pendukung masturbasi, mendingan belajar soal hal yang kamu suka"
Ekstremis.
"Lihat aku, mengunduh jurnal buat referensi skripsi. Ini contoh kegiatan positif di internet"
Tapi aku sudah lulus. Buat apa aku membaca jurnal-jurnal yang isinya sulit kupahami?
"Nggak ada batas akhir buat belajar. Manusia itu pelajar. Pelajar bukan cuma manusia yang belajar di bangku sekolah. Manusia belajar supaya diri mereka semakin menjadi manusia. Jadi pintar lebih keren daripada sukarela bodoh jadi makanan orang-orang kepo"
Aku nggak pintar dan nggak punya niat buat menjadi pintar. Kalau pintar adalah menjadi seperti dia, nggak usah ya.
"Ve? Aku lagi ngomong sama kamu loh"
"Menengo wae! Garapen skripsimu"
Bibirnya langsung mengerucut mendengar ucapanku yang mengenai titik sensitif nya. Minerva adalah penggila prestasi. Dia suka menjadi nomor satu, dalam kegiatan positif. Ambisinya kali ini adalah menjadi yang pertama sidang skripsi di jurusannya dan harus mendapat nilai A. Sepertinya akan tercapai, karena dia masih di pertengahan semester tujuh dan sudah melaksanakan penelitian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Not Fall In Love
Romance"Aku nggak bermaksud jatuh cinta sama kamu dan kamu nggak bermaksud menyakiti aku" "Aku ingin menjauh dari kamu tapi aku nggak ingin kehilangan kamu" Kita baik-baik saja sebelum cinta hadir di antara kita. Jadi, jangan jatuh cinta pada satu sama lai...