Killing The Witness !!!

51 9 14
                                    

"Di mana ini?" Gumamku sambil mengedarkan pandangan.

Aku terduduk di tengah ruangan serba putih. Tak begitu besar, dindingnya putih bersih, berkilau layaknya gigi susu seorang balita.

"Aku di mana? Apakah aku bermimpi?" Gumamku.

"Seharusnya, jika aku terbangun, aku berada di kamar tidur bersama Naomi." Gumamku sambil beranjak berdiri.

Saat aku sudah berdiri, sebuah dinding di belakang bergerak perlahan, aku memutar badan.

Terbuka sedikit demi sedikit, sudah terlihat bercak-bercak darah di balik dinding.

Aku melangkah perlahan, penasaran akan apa yang ada di balik sana.

Setengah sudah terbuka dinding itu, disana ada seorang wanita bergantung di tengah ruangan dengan tangannya yang diikat rantai.

Dia menggerakkan kepalanya, menengadah menatapku sayu.

Namun, aku terkejut ...

Aku menghentikan langkahku ...

Mataku membelalak ...

Melihat wanita yang kusayangi tersiksa di sana ...

Naomi di sana ...

Tanpa pikir panjang aku berlari menghampirinya.

Namun, apa yang terjadi? Aku terjungkal ke belakang, ada penghalang kaca di sana.

Aku tak menyadarinya, aku mengusap dahiku yang terbentuk kaca besar itu.

Aku kembali bangkit, berusaha melewati kaca itu.

Memukulnya berulang-ulang, dan tak rusak sedikitpun, kaca ini terlalu tebal.

"Naomi!!!" Aku berteriak. Aku tak yakin ia bisa mendengarku.

Aku berputar mencari sesuatu yang bisa kugunakan untuk memecahkan kaca ini. Namun, tak ada satu bendapun di sini. Aku di dalam ruangan kosong, bagaikan tikus percobaan dalam kotak.

Aku kembali menatap Naomi, kini di sudut belakanh Naomi aku melihat dinding bergerak terbuka seukuran pintu normal.

Seorang laki-laki berpakaian serba hitam, hanya di mukanya, aku tak dapat melihat jelas siapa dia.

Aku berusaha memecahkan kaca ini, mulai dari menendang, meninjunya, tak menimbulkan kerusakan sedikitpun.

Laki-laki itu membawa sebilah pisau di tangannya, dia menyayatkannya pada tangan Naomi.

Kulihat Naomi meronta-ronta kesakitan.

Otakku kosong, aku tak dapat berpikir jernih, aku harus menolong Naomi.

Aku terus menendang dan meninju kaca, tak berbuah sedikitpun.

Lelaki itu selesai dengan ukirannya di tangan Naomi. Kini ia beralih ke wajah Naomi.

Amarah gejolakku meluap-lupa.

"Tidak!!! Menjauhlah kau dari Naomi! Dasar Bajingan!" Teriakku setengah pasrah.

Aku sendiri tak yakin pukulanku ini akan bergetar di balik sana.

Dia memegang wajah Naomi yang cantik dengan sangat kasar, mulai menyayatkan perlahan.

Aku baru sadar air mataku sudah bercucuran.

"Hraahh!!!!" Aku meninju kaca sekuat tenaga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vengeance [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang