Bullying The Weakest

206 33 40
                                    

"Di mana ini?"

Aku terus melihat sekelilingku gelap gulita. Hanya ada sebuah cahaya tepat diatas ubunku datang menyinari diriku.

"Jun-"

Aku tercekat. Suara itu sangat familiar untukku. Aku mencari cari dimana asal suara itu. Diluar sana gelap gulita membuatku takut. Segelintir sinar yang menyinariku terlihat begitu kecil. Sebuah cahaya dalam kegelapan. Aku bertanya dimana ini.

"Jun... Jangan lupakan tujuanmu"

"I-bu. Kau kah itu?"

Seketika semua tragedi kematian orang tua ku terekam jelas dikepalaku, membuatku kehilangan akal. Aku sempat melupakan tujuanku. Aku teringat kembali karena ini. Diriku terus dilanda mimpi buruk. Apakah ini mimpi?

"Semua kejadian semacam ini, akan terjadi lagi. Jika, kau tak jadi seorang pendendam. Sebuah tujuanmu, jalan hidupmu, rasa dendammu, kekuatan dalam dirimu, harus terus bersamamu."

Aku merasakan hal yang aneh dalam diriku. Apakah ini ibuku? Semua tutur kata nya sangat lembut seperti ibuku. Namun, apakah dia ibuku? Jika iya, apakah dia sekejam ini? Jika tidak, lalu siapa di-a?

"Apa yang kamu maksud semua ini akan terulang kembali?!"

"Kamu, akan mengetahuinya Jun"

Kringg... Kringg... Kringg...

Mataku terasa berat, aku sedikit terkejut didepan muka-ku sudah ada Naomi. Jadi, tadi semua cuma mimpi?

"Ohayou! Shiro-kun!"

Kelereng mata bulatnya sangat indah. Pemandangan indah setelah mimpi burukku.

"Ohayo-u"

"Cepetan atuh Jun, siap siap sekolah"

"Iya iya. Bawel"

"Heh? Apa katamu?!"

"Gapapa sayang"

Aku segera memeluknya. Menempelkan hidungku ke hidungnya lalu saling bergesekan.

"Aku mandi dulu"

Aku beranjak dari tempat tidur, melepas pelukanku. Dan menuju ke kamar mandi.

Aku serasa hidup bila dekat Naomi.

****

*plakk*

Sebuah tamparan dari seorang guru yang cukup kusegani. Bu Zambar.

"Apa yang kamu lakukan kemarin sudah kelewatan!"

Bu Zambar terlihat sangat marah. Dia membentakku.

"Apa yang sebenarnya kau maksud, Bu?"

"Kamu memukul seorang murid yang sebentar lagi Ujian! Apa kamu Gila! Kalau anak ini prestasinya menurun karena hal ini, aku tak akan membantumu lagi!"

Aku berdiri, terpaku melihat seorang yang kupercaya marah padaku.

"Kalau begini, kamu merusak reputasiku. Kamu perusak! Reputasiku tercemar karena ulahmu yang brengsek itu!"

"Tunggu dulu, Bu ak-"

"Cukup! Kamu lebih baik keluar dari sekolah ini! Aku sudah mengajukan permohonan agar kau keluar dari Sekolah ini!"

Aku shock mendengar perkataannya itu. Guru yang kusegani kini membenciku. Sekarang yang ada diotakku hanya ikut membencinya. Aku memberinya julukan 'bitch-sensei'

Aku menatapnya dalam dalam. Aku mulai menatapnya benci. Aku menundukkan kepalaku. Aku benci dia. Aku ingin, dia mati.

"Keluar kamu Jun!"

Vengeance [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang