Bagian 3

9.4K 1.2K 135
                                    

Bagian 3...

...

Pada hakikatnya Raja dapat memiliki apapun yang dia inginkan, meski itu merugikan banyak orang di sekitarnya sekalipun. Tetapi tidak untuk hal-hal yang melanggar norma, adat istiadat, dan tradisi leluhur para Dewa.

Begitupun dengan cinta. Cinta seperti apapun, Raja berhak merasakannya. Bahkan Raja mempunyai hak untuk memperistri berapapun banyak wanita yang beliau inginkan. Tapi, cinta yang benar antara pria dan wanita, bukan pria dan pria yang jelas-jelas melanggar norma dan aturan.

Pertentangan seperti ini mulai di ributkan di sekitar istana. Beberapa memganggap ramlan cenayang Ahn sungguh menyimpang dari norma-norma ajaran dewa. Tapi sebagian pun menganggap itu benar, karena Dewalah yang mengatur takdir manusia seperti jodoh dan kematian.

"Ratu kita harus seorang wanita!".

Siang itu kembali diadakan perkumpulan para menteri untuk membahas ramalan cenayang Ahn yang terlanjur membuat gempar.

Kelompok partai baratlah yang berteriak paling lantang menolak ramalan cenayang Ahn, dan menghentikan pencarian pria cantik seperti apa yang telah Ibu Suri perintahkan.

"Dewa telah menggariskan nasib Raja. Kita tidak bisa menghapusnya begitu saja!".

Perwakilan kelompok selatan, membela.

Sudah sejak lama kedua kelompok ini memang saling bersebrangan dalam membahas masalah politik dan masa depan kerajaan.

"Jika Raja menikahi seorang pria, bagaimana dengan penerus kerajaan? Apakah akan berhenti disini? Kerjaan butuh masa depan pasti dan penerus yang terbaik!".

Suasana semakin tidak terkendali. Ruang sidang tidak ubahnya bagaikan pasar dengan bisik sahutan antara satu sama lain dari mereka.

Ibi Suri yang duduk di singgah sana Raja untuk semenatara, hanya menatap dalam diam apa yang tengah terjadi. Beliau hanya berharap jika pertentangan ini dapat cepat selesai sebelum Raja kembali.

'Seorang Pria cantik yang dapat melahirkan'.

Terngiang suara cenayang Ahn dalam pikirannya.

Bukankah jodoh cucunya adalah orang spesial dari Dewa? Seorang lelaki yang dapat melahirkan layaknya wanita.

Benar.

Dewa telah menakdirkan manusia seistimewa itu untuk cucunya. Lalu apa yang harus di khawatirkan lagi?

"Kita akan menjalankan ramalan Cenayang Ahn, dengan tetap mendapatkan penerus bagi masa depan kerajaan!". Ucap ibu Suri mutlak dengan penuh percaya diri.

wanita paruh baya itu mulai bangkit dari singga sananya. Tersenyum misterius menatap deretan para mentrinya yang keheranan, bingung dan kembali hendak protes.

"Bagaimana caranya?"

"Tidak mungkin"

"Apa mungkin Raja akan tetap memeliki selir?".

Keluhan-keluhan itu masih memenuhi ruang sidang meski Ibu Suri telah pergi dari tempatnya.

...

"Ayah, apakah aku harus di hukum?". Cicit Wonwoo dengan takut.

Tidak di perdulikannya berapa banyak orang yang di sekitarnya kini, ketakutannya hanyalah hukuman yang akan sang Ayah berikan kepadanya.

"Kau tahu dimana kesalahanmu?". Tanya sang Ayah dengan nada tegas. Sebuah rotan bambu sudah berada di tangan kanannya.

Kedua bola mata Wonwoo membulat kaget, tubuhnya menjadi gemetar. Meski bukanlah yang pertama kali, tetap saja rasanya sakit. Tidak ada perubahan meskipun telah terbiasa.

EternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang