9. Aku Ingin Pulang

14 0 0
                                    

Pada suatu ketika, Anna bermimpi dalam tidurnya. Ia melihat seorang perempuan tua renta yang terbaring lemah di ranjang. Meski keadaannya nampak memprihatinkan, namun raut wajah perempuan tua itu masih menyiratkan suatu semangat dan gairah hidup. Anna seperti mengenal perempuan tua itu, tapi ia tak bisa mengingat-ingatnya secara pasti. Perempuan tua itu tersenyum pada Anna. Perlahan-lahan, ia melambaikan tangannya, meminta Anna agar mendekat. Anna mengulurkan tangannya, dan serta merta perempuan tua itu menggenggamnya erat-erat.

"Lihat dirimu, Sayang. Kau sudah beranjak dewasa sekarang," kata perempuan tua itu, lirih.

Anna menatap mata perempuan itu dalam-dalam, dan ia terpaku beberapa saat. "Mama? Benarkah ini dirimu?"

Perempuan tua itu tersenyum. "Ya, Sayang, ini Mama. Kemana saja kau selama ini, Anna? Mama sangat merindukanmu."

Anna tak kuasa menahan haru. Ia berhambur memeluk dan mencium Mamanya. "Apa kabar, Mama? Anna juga sangat merindukan Mama. Maafkan Anna, Mama." Dengan air mata yang berlinang, Anna membelai rambut Mama yang telah memutih.

Ibu dan anak tersebut melepas rindu dalam suasana penuh keharuan. Mama meminta Anna untuk berbaring di sampingnya, menemaninya tidur. Keesokan harinya, Anna terbangun dan ia melihat Mama telah tertidur untuk selama-lamanya. Mama tersenyum penuh kedamaian dalam tidur panjangnya. Anna merasa sangat sedih dan kehilangan.

Mimpi itu benar-benar membuat hati Anna menjadi resah dan gelisah. Ia didera perasaan rindu yang mendalam terhadap Mamanya, dan ingin tahu bagaimana keadaan orang tuanya sekarang. Anna khawatir apabila mimpinya tersebut menjadi kenyataan. Kini segala bentuk kemewahan yang ia dapatkan di Alam Raya Atas, tak sanggup lagi menghibur hatinya. Keinginan terbesarnya saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama kedua orang tuanya. Maka itu berarti Anna harus pulang ke Javania. Untuk dapat mewujudkannya hanya ada satu cara...menemukan Pegasus Enix. Maka Anna kembali mengambil tongkat sihir yang telah lama disimpannya. Ia tahu akan menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Anna telah mengutarakan keinginannya tersebut kepada para sahabatnya. Tentu saja Putri Evy dan Yuma merasa berat untuk berpisah dengan Anna. Menurut Putri Evy, bukan perkara mudah untuk meminta bantuan Pegasus Enix. Makhluk itu adalah tunggangan kesayangan Tuan Agung Eoryl, sang raja alam raya atas yang tinggal di istana langit. Tiada satu pun orang yang diperbolehkan untuk menungganginya. Namun Anna tetap bersikeras. Ia siap melakukan apa saja agar dapat kembali pulang. Meski ia tidak tahu dimana letak istana langit, dan bagaimana cara untuk mencapai tempat tersebut.

Karena tekad Anna sudah bulat, maka para sahabat memakluminya. Yuma sendiri berniat untuk mengantarkan Anna ke istana langit, tempat kediaman Tuan Eoryl. Sementara Putri Evy memberi Anna sekeranjang bunga emas yang sangat langka dari kebunnya. Tuan Agung Eoryl sangat menyukai bunga emas. Anna sungguh bahagia memiliki sahabat-sahabat yang baik seperti mereka. Ia sebenarnya juga merasa sedih harus berpisah dengan mereka.

Sebelum pergi meninggalkan istana, Anna tak lupa berpamitan pada para dayang yang selama ini telah melayaninya dengan baik. Mereka begitu berkesan di hatinya. Putri Evy berdiri di samping para dayangnya dan ia masih tampak berat hati untuk melepas kepergian Anna. Anna memeluk Putri Evy dengan erat.

"Selamat tinggal, Putri Evy," ucap Anna dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih atas segalanya. Aku tak kan pernah melupakanmu, dan aku akan sangat merindukanmu."

Putri Evy tersenyum. "Selamat jalan, Anna. Semoga kau berhasil menuntaskan urusanmu di istana langit. Jaga dirimu baik-baik."

Di luar istana, Yuma telah menunggu dengan sebuah kereta terbuka yang ditarik oleh delapan ekor rusa ajaib. Putri Evy mengantarkan Anna menuju ke kereta. Di atas kereta yang mulai bergerak, Anna membalas lambaian Putri Evy beserta para dayangnya. Kereta rusa yang dikendalikan oleh Yuma bergerak dengan cepat dan kemudian melayang ke angkasa. Anna memandangi istana megah itu untuk terakhir kalinya. Oh, begitu banyak kenangan manis yang tersimpan disana. Anna tak kan pernah melupakannya.

Kereta rusa terus bergerak naik menggapai angkasa, menerobos gumpalan awan putih. Cuaca yang cerah mengiringi perjalanan mereka. Mereka terus melanglang di angkasa sampai tiba waktu pagi. Anna terbangun dari tidurnya ketika Yuma dan Momo bernyanyi keras-keras.

"Oh, sudah bangun ya," sapa Yuma. "Sebentar lagi kita akan sampai, Anna."

"Ternyata tak terlalu jauh."

"Ya, berkat kereta ini, kita tak perlu menempuh perjalanan selama berhari-hari. Rusa-rusa Dimbor memang selalu bisa diandalkan."

Beberapa saat kemudian, Anna samar-samar melihat sesuatu yang berkilauan di kejauhan. Ia mencoba untuk mengamatinya dengan lebih seksama, hingga akhirnya ia terkesima. Di depan mereka tampak sebuah istana megah yang berdiri di atas awan. Inilah istana yang paling indah, paling berkilau, dan paling memukau yang pernah Anna lihat.

"Itu istana kediaman Tuan Eoryl," ujar Yuma. "Pegasus Enix pasti juga berada disana."

"Baiklah, Yuma. Mari kita mengunjungi Sang Tuan."

DreamlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang