Chapter 2

8.5K 347 2
                                    

    Gadis mungil itu memasuki ruang kerjanya. Tak peduli dengan penampilan hari ini yang menurut orang lain pasti ini sangatlah berantakan tapi tak apa baginya. Inilah dirinya yang sederhana.

"Apapun yang terjadi pada hidupku, terimalah aku apa adanya"

     Begitulah prinsipnya, begitu sederhana tak banyak kata yang diungkapkan tapi mempunyai makna yang begitu besar bagi dirinya.

"Dokter ada pasien darurat, dia mengalami kecelakaan."

"Baiklah, mari segera tangani."

     Dengan tergesa-gesa Dokter cantik itu berlari menuju kepada pasien yang kecelakaan tersebut. Semua tenaga medis begitu sibuk dengan banyaknya pasien di Rs ini. Dokter Prilly masuk keruang UGD. Dia mulai memeriksa ini pasien itu.

"Apakah kalian sudah menghubungi keluarga pasien?"

     Sang perawat pun kebingungan dan tak ada yang menjawab pertanyaan dari dr. Prilly. Dokter Prilly sepertinya mengerti.

Baiklah siapkan ruang operasi!" Titahnya

"Memangnya kenapa, dok?" Tanya Suster

"Dia mengalami pendarahan pada paru-parunya. Sepertinya kecelakaannya begitu parah"

"Tapi untuk memastikannya coba lakukan test CT"

"Baiklah dok"

***
"Apa!!!"

"Bagaimana ini bisa terjadi? Sekarang dia di larikan ke Rumah Sakit mana?" Tanya seseorang

"Baiklah. Saya akan segera kesana!"

     Mobil lamborgini begitu menguasai jalanan. Untungnya jalanan sore ini cukup sepi. Sehingga lebih leluasa bagi pengendara untuk berkecepatan tinggi. Tapi tetap jalanan tak menentukan keselamatan. Karena apa yang kita tanam,hasilnya akan kita tuai.

     Sesampainya di Rumah Sakit, CEO berjalan begitu angkuh juga tergesa-gesa. Banyak disekelilingnya yang menatapnya karena parasnya itu. Tapi tiba-tiba...

Bruk!

"Bisa kerja gak sih!" Sentaknya kepada OB Rumah Sakit itu

"Saya minta maaf, Tuan"

"Kalau Lo gak bisa kerja. Lo gak harusnya ada disini"

     Mendegar keributan yang terjadi semua orang berkumpul melihat tindakan sang CEO yang angkuh itu. Tapi tidak dengan dokter Prilly dia berjalan menghampiri sang CEO yang membentak orang seenaknya seperti itu. Karena derajatnya tidak sama. Padahal apa yang harus ia banggakan. Hartanya? Parasnya? Atau apa? Padahal saat kembali pada Tuhan itu tak bernilai.

Prilly berjalan menghampirinya dan menepuk pundak sang CEO.

"Permisi, maaf ini Rumah Sakit bisakah Anda sedikit lebih tenang?" Ucap Prilly

Sang CEO pun berbalik dengan angkuhnya. Seraya mencebikkan bibirnya. Tanda meremehkan.

"Jika Anda disini hanya untuk membuat keributan silahkan Anda angkat kaki dari Rumah Sakit ini"

     Sang CEO pun tak mendengar ucapan sang dokter. Dia tak mempedulikannya, pendengarannya seolah-olah seperti tak berfungsi. Dia berjalan tanpa sepatah kata jawaban untuk dokter yang menegurnya.

"Apakah Anda tuli, Tuan!" Teriaknya sangat kesal

Dia berbalik dan menghampirinya dengan tatapan yang tertutup kacamatanya itu. Dia berjalan mendekati dokter Prilly. Jaraknya semakin tinggal beberapa. Semakin mendekat, langkah kaki semakin terdengar. Dan....

# Berhubung accountnya udah gak error lagi. So aku next cerita aku semoga suka. Jangan lupa vote dan commentnya. Kritik dan saran juga sangat dibutuhkan. Jangan jadi pembaca gelapnya!!! Bye😘

Mr. Ceo&Mrs. DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang