Chapter 13

6.1K 259 3
                                    

Saat ini Prilly merasa ambigu dengan perlakuan manis Ali yang entah sudah berapa kali dia seperti ini. Perlakuan Ali sering kali membuat dirinya salah tingkah.

"Oh... Hm... thanks." Ucap Prilly gugup. "Gue permisi duluan! Tenang aja gue bakal bayar kan gue yang traktir." Ali hanya tersenyum mendengar ucapan Prilly.

***

Prilly sudah berlalu pergi. Ali hanya memperhatikannya Prilly dari kejauhan. Kali ini wajah Prilly terlihat memerah bak tomat rebus.

"Lo kenapa? Muka lo kayak blushing gitu." Tanya Mila.

"Eh, um... enggak kok." Prilly mencoba menutupinya.

Entah kenapa dirinya saat ini merasa bahagia. Apa mungkin karena perlakuan manis dari Ali tadi? Ah sudahlah!

"Cie..."

"Apaan sih, Mil."

"Dih. Kok sewot gitu, kan gue cuma bercanda."

"Um... yaudah gue pergi dulu ya. Bye, muach." Pamit Prilly.

"Gue seneng lo bahagia, Prill." Gumam Mila dalam hati.

***

Prilly berjalan menuju ruangan Mawar nomor 7. Tanpa sengaja dia kembali bertemu dengan siapa lagi kalau bukan Ali. Prilly menepuk jidatnya.

Kenapa harus ketemu lagi.

Ali hanya melihat Prilly dengan ekor matanya. Dia seperti pura-pura tidak mengenal Prilly. Prilly kembali menatapnya dengan tajam lalu memalingkan wajahnya dan masuk ke ruangan pasien yang ia tuju tadi.

"Bagaimana keadaannya? Apakah sudah membaik?" Tanya Prilly ramah.

"Dokter cantik sekali." Puji pasien tersebut. Prilly hanya tersenyum simpul.

"Keadaannya sudah cukup normal. Mungkin tiga hari lagi Anda sudah boleh pulang."

"Ah saya jadi tidak bisa melihat dokter lagi." Rayunya

"Apakah anda ingin sakit terus?" Canda Prilly. Pasien hanya terdiam lalu tertawa. Prilly pun ikut tertawa.

"Dokter tambah cantik."

Selepas memeriksa pasien ini dia bergegas untuk memeriksa pasien lainnya. Sampailah dia diruangan terakhir. Ruangan Lavender. Ini adalah ruangan VVIP. Dia memasuki ruangan tersebut.

"Bagaimana keadaannya? Apakah sudah membaik?"

"Lebih baik, dok."

"Jantung anda sudah normal. Tekanan darahnya juga. Anda sudah lumayan pulih."

"Tentu, dok. Kan ada dokter khusus selain dokter." Ucap Aldi sambil merangkul kekasihnya itu.

"Bagus kalau begitu." Prilly tersenyum simpul.

Prilly pun bergegas untuk pergi dari ruangan itu. Dia pun berjalan menuju pintu. Tapi tiba-tiba pintu terbuka dan menunjukkan seseorang yang tak asing dia adalah Ali. Mereka saling berpapasan, mata mereka saling menatap. Prilly pun langsung menunduk dan pergi dari hadapan Ali.

***

"Gue balik dulu."

"Its oke. Lagipula gue kan udah ada yang jagain."

"Tampang lo kusut banget."

"Gue gpp."

"Kalau gue sembuh, lo gue jitak." Ucap Aldi. Ali menatapnya tajam seperti tatapan membunuh.

"Gue tau lo ada masalah. Mending sekarang lo balik tenangin diri lo. Dan abis itu lo cerita sama gue." Aldi kembali bersuara.

Ali tak mendengarkan ucapan Aldi dia hanya berjalan pergi dari hadapan sepupunya itu.

***

"Aaaaaa... miss you." Seseorang memeluknya dengan erat. Semua orang yang ada disana saling memperhatikan mereka.

"Malu ih diliatin orang."

"Maaf kelepasan kangen banget sih." Kekehnya.

"Yaudah masuk ke ruangan aku yuk?"

"Oke!"

***

Sesampainya diruangan mereka terus berbincang-bincang. Secangkir teh hangat semakin menambah suasana diantara mereka berdua.

"Apa kabar?"

"Baik, kamu?"

"Seperti yang dilihat."

"Kamu gendut!"

"Iiiiiiii... aku ngambek! Kan aku gak suka ih, kalau dibilang gendut gitu." Rengeknya

"Iya kamu cantik." Puji seseorang

"Muji apa ngerayu biar aku gak ngambek?"

"Hmm..." Pria itu hanya menempelkan telunjuknya di dagunya. Tanda sedang berpikir keras.

"Ih nyebelin!"

Lalu mereka tertawa bersama. Mereka terlihat bahagia sekali. Tapi ada sepasang mata yang memperhatikan mereka.

"Hay." Sapa seseorang yang membuat Ali kaget. "Ngeliatin dokter Prilly mulu." Sambungnya

"Siapa yang ngeliatin dia." Jawab Ali kikuk.

"Udahlah, Bro. Gak usah gugup gitu. Jangan-jangan lo cemburu ya liat dokter Prilly berduaan sama itu cowok." Siapa lagi kalau bukan Kevin. Yang selalu menggoda Ali.

"Lo kayak gak punya urusan aja. Ngintil gue mulu." Kesal Ali sambil berlalu dari Kevin.

"Yaelah, Pak sensi amat. Kayak cewek lagi pms aja." Teriak Kevin.

Sontak hal itu membuat Ali terbelalak. Tak percaya apa yang dikatakan Kevin barusan. Tak hanya Ali yang kaget. Banyak wanita yang melotot tajam ke arah Kevin. Rasanya Kevin mati kutu kali ini. Wanita yang berjalan saja sampai berhenti karena teriakan Kevin.

"Lo bukan temen gue!" Seru Ali.

***

Im comeback! Sorry gays, baru bisa lanjut soalnya akhir-akhir ini selalu sibuk. Jangan lupa vote dan comment ya gays! Maaf kalau makin gak jelas.



Mr. Ceo&Mrs. DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang