Jumat bersih mewajibkan seluruh murid untuk membersihkan seluruh sekolah. Dan untuk hari ini, kelas X.3 diwajibkan mengirimkan 5 muridnya untuk membersihkan di perpustakaan. Kelima murid itu adalah Wenda, Riri, Ara, Dicky, dan Ham.
Mereka membagi tugas. Kebetulan Wenda mendapat bagian membersihkan jendela. Dengan lap basah, dia mengelap jendela-jendela itu hingga bersih. Untuk jendela bagian atas, Wenda menggunakan meja. Dari situ, tak sengaja Wenda melihat Bisma yang sedang memangkas rumput di lapangan menggunakan sabit. Jarak perpustakaan dengan lapangan yang tak begitu jauh membuat Wenda bisa melihat Bisma dengan jelas. Terkadang Bisma bercanda dengan yang lain, lalu tertawa bersama.
"Apa aku mempermainkanmu?" tanya Wenda dengan tatapan sendu. Tiba-tiba matanya membulat. Rupanya Bisma sedang melambai kearahnya. Segera Wenda mengelap jendela lagi dengan cepat. Namun, saat Wenda hendak berpindah ke jendela yang lain, dia lupa kalau dia sedang berada di atas meja. Sehingga dia salah melangkah.
Tap.
Seseorang menangkap Wenda sebelum dia jatuh ke lantai. Wenda membuka matanya, dan melihat wajah Dicky yang tepat dihadapannya.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Dicky khawatir.
Wenda langsung melepaskan dekapan Dicky. "A.. Aku nggak apa-apa." Kemudian Wenda pergi keluar perpustakaan.
"Wenda, kamu nggak apa-apa? Ada yang luka?" tanya Bisma panik yang langsung berlari ke perpustakaan saat melihat Wenda jatuh.
"Aku baik-baik saja kok, kak. Enggak ada yang luka sama sekali," jawab Wenda.
"Syukurlah," ucap Bisma langsung memeluk Wenda.
Sementara itu, di sisi lain ada yangmenatap kejadian itu dengan sinis. Bukan. Dia bukan Dicky.
***
"Dicky!" panggil Bisma pada Dicky yang berjalan menuju kelasnya.
Dicky berbalik.
"Kamu kan yang tadi nyelametin Wenda di perpustakaan?" tanya Bisma.
Dicky hanya mengangguk.
"Terimakasih ya. Kalau nggak ada kamu, mungkin sekarang Wenda udah ada di UKS."
"Sama-sama."
Bisma tak begitu memperhatikan bagaimana Dicky bisa menyelamatkan Wenda. Bisma mengira waktu itu Dicky ada di dekat Wenda. Namun, Wenda yang tahu suasana perpustakaan waktu itu membuatnya berpikir. Bagaiamana mungkin seseorang yang berada jauh darinya, bisa secepat itu menolongnya. Namun, Wenda langsung menepis pikiran anehnya itu, karena mungkin saja tanpa dia sadari Dicky memang ada di dekatnya waktu itu.
***
Sepulang sekolah, Wenda dan Dicky bersama-sama menuju perpustakaan umum. Kebetulan gurunya tadi memberikan tugas kelompok, teman kelompoknya adalah teman sebangku. Oleh karena itu, selagi ada kesempatan, mereka langsung mengerjakan tugas itu agar cepat selesai.
Tugas yang diberikan yaitu mempresentasikan salah satu candi yang ada di Indonesia.
"Jadi, kita mau mempresentasikan candi apa?" tanya Wenda meminta pendapat.
"Terserah kamu aja," jawab Dicky. Dia setuju saja apa yang mau dipresentasikan Wenda karena Dicky sudah tahu kisah dari candi-candi yang ada di Indonesia. Bahkan dia sudah pernah mendatangi seluruh candi-candi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marmetu Manis
Random[END] Cerita ini terinspirasi dari bunga tidur si penulis. Awalnya tidak ingin bahkan tidak ada niatan untuk menulis seperti ini, tapi karena sebuah mimpi yang belum ada akhirnya karena dipertengahan mimpi tiba-tiba terbangun, aku berniat menuliskan...