2. Too Late, But No Problem

131 27 5
                                    

Jung Hwa menutup laptop-nya setelah mengirim email kepada Soo Hyun. Dia tahu kalau Soo Hyun tidak akan membalas email-nya dengan cepat. Mungkin besok, atau lusa, atau minggu depan, atau bahkan bulan depan. LDR (long distance relationship) membuat Jung Hwa sedikit frustasi. Bagaimana tidak? Dia tidak bisa mendengar dan melihat orang yang dicintainya.

Sekarang memang ada video call, suatu sistem komunikasi yang memudahkan kita untuk berkomunikasi jarak jauh dengan melihat lawan bicara. Namun, Jung Hwa tidak bisa melakukan itu setiap hari. Soo Hyun sangatlah sibuk di sana. Ya, Jung Hwa berharap kekasihnya itu benar-benar sibuk dengan pendidikan dan pekerjaannya, bukan dengan wanita lain.

Saking jarangnya mereka melakukan video call, Jung Hwa bisa menghitung berapa kali mereka melakukan video call. Selama empat tahun, mereka hanya enam kali melakukan video call, dan terakhir kalinya sudah lima bulan yang lalu.

Jung Hwa menghembuskan napasnya kasar sebelum memasukkan barang-barangnya dan meninggalkan perpustakaan yang sunyi. Bukan karena tidak ada orang, melainkan karena kita memang dilarang membuat suara keras demi kenyamanan orang lain yang pastinya sedang belajar. Namun, ada juga yang menggunakan perpustakaan sebagai tempat untuk tidur karena merasa nyaman dengan kesunyian yang cocok untuk tidak mengganggu tidur.

"Satu jam!"

Begitu keluar dan menutup pintu perpustakaan, seseorang berseru dan mengangkat jari telunjuk tepat lima senti dari mata Jung Hwa.

Sedikit terlonjak, namun Jung Hwa bisa mengendalikan diri. Diputar kepalanya ke samping untuk melihat orang yang kini telah menurunkan tangannya.

"Satu jam," ulang pemuda itu dengan suara yang lebih rendah dari sebelumnya, namun ekspresinya masih manyun.

Jung Hwa mengernyitkan dahi tanda tak mengerti. Namun, beberapa saat kemudian, matanya membola, mengingat sesuatu yang dia lupakan.

"Astaga!" Jung Hwa memukul dahinya lumayan keras. Dia sampai bisa merasakan sakitnya, tetapi mungkin lebih sakit Min Hyuk yang telah menunggunya selama satu jam.

"Maaf. Tadi aku mengerjakan tugas dulu, jadi lupa."

"Sudah aku duga. Makanya aku datang kemari untuk mengecek. Seberapa banyakkah tugasmu sampai melupakan janji makan siang kita?" tanya Min Hyuk kesal, namun tidak benar-benar kesal.

"Jadi bagaimana? Apa kau sudah makan?"

"Bagaimana aku bisa makan sendiri kalau kita sudah janjian makan bersama."

"Kalau begitu kita makan sekarang. Aku yang traktir," ujar Jung Hwa sebagai tanda rasa bersalahnya yang telah melupakan janji makan siangnya bersama sahabatnya itu.

***

"Bagaimana kabarnya Kristal?" tanya Jung Hwa di sela-sela makannya.

Sudah hampir satu tahun Jung Hwa tidak pernah melihat Min Hyuk bersama Kristal atau bahkan mendengar kabar perempuan itu dari Min Hyuk. Pria itu sudah tidak pernah membahas Kristal lagi. Walaupun Min Hyuk memang tidak terbuka mengenai hubungannya, tetapi biasanya pria itu menceritakan kebersamaannya dengan Kristal walau sedikit.

Min Hyuk terbatuk karena tersedak. Dia segera meneguk segelas air putih yang ada di samping piringnya hingga tandas. Sepertinya sakit sekali sampai dia terburu-buru meneguk air tersebut.

"Dia sudah kembali ke Inggris," jawab Min Hyuk. Walaupun Min Hyuk menghindari tatapan Jung Hwa, tetapi gadis yang sudah berteman dengannya selama seumur hidup itu tahu bahwa Min Hyuk sedang bersedih.

"Apa dia tidak akan kembali ke Korea?" Walaupun Jung Hwa merasa kalau Min Hyuk tidak ingin membahas gadis yang pernah menjadi kekasihnya itu, namun mulutnya gatal untuk bertanya.

Secret of SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang