1. Secret

286 38 22
                                    

5... 4... 3... 2...

Dyaar! Kratak kratak kratak...

Dyaar! Kratak kratak kratak...

Suara itu terus menggema berkali-kali. Bersamaan dengan itu, kembang indah muncul di langit malam yang hitam pekat, perpaduan warna yang kontras, membuat langit menjadi sangat indah. Tahun baru telah tiba. Semua orang bersuka cita menyambutnya. Berbagai macam hal yang mereka lakukan untuk menyambut tahun baru bersama. Ada yang berkumpul bersama keluarga, gebetan, pacar, teman, dan lain-lain, yang pasti tak ada yang sendirian.

"Waktunya kita pulang," ujar Soo Hyun lirih pada seseorang di sampingnya yang masih lekat menatap langit.

Mendengar ucapan Soo Hyun, Jung Hwa menundukkan kepala secara perlahan, seolah jika dia tergesa melakakukannya, kepalanya akan putus. Matanya nanar menatap sepatu pantofel yang ia kenakan. Kakinya menggantung-gantung karena tempat yang ia duduki satu meter di atas tanah

"Tidak bisakah sedikit lebih lama lagi? Ini malam terakhir kita sebelum kau pergi." Suara gadis itu terdengar bergetar. Jelas sekali dia sedang menahan tangisnya.

Soo Hyun merangkul pinggang Jung Hwa, menghilangkan jarak diantara mereka. Jung Hwa membalasnya dengan memeluk sama erat pinggang Soo Hyun dari samping. Kepalanya disandarkan di pundak lebar Soo Hyun.

"Bisa. Jika mamamu tidak marah-marah nantinya."

Jung Hwa mendengkus kesal. Dia lupa, sebelum pergi dia sudah berjanji pada mamanya untuk pulang tepat setelah melihat kembang api tengah malam.

Soo Hyun tertawa geli melihat bibir Jung Hwa yang cemberut. Dia tahu kalau Jung Hwa ingin selalu bersamanya, seperti dirinya, tetapi mereka malah harus berpisah esok hari.

Diciumnya puncak kepala gadis itu dengan lembut, penuh kasih sayang untuk menghilangkan sedikit kekesalan Jung Hwa sekaligus untuk menghilangkan sakit dihatinya. Jujur saja, jika dia bisa memilih, dia pasti tidak ingin pergi, atau kalau perlu dia pergi bersama Jung Hwa. Namun, hal itu tidaklah mungkin.

"Oh iya, ayahmu juga pasti marah kalau kita pulang larut malam," ujar Jung Hwa tersadar akan sesuatu.

Soo Hyun terkekeh. "Tenang saja. Ini kan malam tahun baru. Ayahku tidak akan marah."

Hening beberapa saat.

"Jung Hwa," lirih Soo Hyun memanggil Jung Hwa yang dijawab dengan deheman.

"Kita bertemu disini empat tahun lagi di summer pertama, ya?"

Jung Hwa melonggarkan pelukannya, dan mendongak, menatap wajah Soo Hyun yang juga menatapnya. "Lama sekali. Kan ada libur semester tiap tahunnya," protes Jung Hwa.

"Memang. Tapi selama libur, aku harus belajar mengurus perusahaan di sana."

Jung Hwa mencebik kesal. Soo Hyun mengelus lembut rambut belakang Jung Hwa seraya mengulas senyum simpul.

"Jangan begitu, sayang. Kita masih bisa komunikasi kok. Nanti kalau aku sudah pulang, aku akan langsung melamarmu."

"Sungguh?" tanya Jung Hwa seraya melepaskan pelukannya. Ditatapnya Soo Hyun dengan tatapan berbinar. Kalimat terakhir Soo Hyun mampu membuat hatinya gembira lagi.

Soo Hyun mengangguk pasti, lalu menarik Jung Hwa ke dalam pelukannya lagi dan mencium puncak kepala Jung Hwa. Tak lama kemudian dia melepaskan pelukannya sebelum berbicara.

"Kita buat kapsul waktu." Soo Hyun segera mengambil sesuatu di dalam tas ranselnya. Dia mengeluarkan beberapa kertas, beberapa spidol, dan sebuah box berukuran sedang yang terbuat dari alumunium putih yang pada penutupnya terdapat sebuah ukiran abstrak namun indah.

"Tulis sesuatu di sini, lalu kita kubur. Setalah empat tahun, baru kita buka." Soo Hyun memberikan secarik kertas dan spidol untuk Jung Hwa.

Tanpa bertanya, Jung Hwa mulai menuliskan sesuatu di kertas tersebut. Soo Hyun pun demikian.

Setalah semuanya meletakkan spidol masing-masing, mereka memasukkan kertas tersebut ke dalam box  lalu menutup dan menguncinya sebelum menguburkannya di bawah pohon yang berdiri kokoh di depan gubuk.

"Ini rahasia kita berdua."

Walaupun tengah malam sudah berlalu sejak setengah jam yang lalu, kembang api masih meledak dan mekar di langit malam.

Soo Hyun mengeratkan jaket Jung Hwa, lalu mengeratkan jaketnya sendiri. Salju pertama di tahun baru akhirnya turun.

Mereka memutuskan segera pulang setelah mengubur kapsul waktu mereka sebelum salju semakin lebat, dan sebelum mama Jung Hwa mencari putrinya.

Mereka meninggalkan gubuk yang sudah menjadi saksi kebersamaan mereka sedari kecil. Gubuk tersebut memang tidak terletak dikeramaian, bahkan di kanan dan kirinya seperti hutan karena banyak pepohonan. Tidak membuat mereka takut, malah memberikan kesenangan tersendiri saat berada di sana. Gubuk itu sudah seperti markas rahasia mereka.

Sebenarnya masih ada satu teman lagi yang selalu bersama mereka di gubuk itu. Namun, malam ini dia memilih menjauh dari Soo Hyun dan Jung Hwa dulu. Karena dia tahu, mereka membutuhkan waktu untuk berdua.

_____

Terimakasih sudah membaca, vote, ataupun comment

IG: oryzatikastory

Secret of SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang