3. Please, Stay With Me

96 22 4
                                    

Saat mahasiswa lain sudah menikmati libur sekolahnya, Jung Hwa masih setia bolak-balik aprtemen-kampus. Jika bukan karena nilainya yang bermasalah, mana mungkin dia mau tetap tinggal di Seoul dengan aktivitas kampus di libur semester ini.

Jung Hwa menengadahkan kepalanya, menatap langit biru yang cerah. Dia mendesah pelan, melepaskan beban pikirannya.

"Sudah beres?" Suara itu membuat Jung Hwa mengalihkan pandangannya, menatap ke samping kepada pemuda yang berdiri di sampingnya.

Jung Hwa mengangguk sekali dengan senyum yang lebar, sangat lebar sampai dia bisa merasakan lengkungan bibirnya mengenai telinganya. Oke, itu terlalu berlebihan.

"Sekarang kita pulang! Yei, liburan!" teriak Jung Hwa seraya merangkul leher Min Hyuk dengan sedikit meloncat karena Min Hyuk lebih tinggi darinya, membuat pria itu sedikit membungkuk. Tangan kiri Jung Hwa yang bebas mengepal kemudian naik ke udara tinggi-tinggi.

"Tapi, kita ke apartemenku dulu ambil Hyun-Bear."

Sebutan Hyun-Bear dia gunakan untuk menyebut boneka beruang pemberian Soo Hyun.

Jung Hwa sudah menantikan musim panas di kampung halamannya, Boryeong provinsi Chungcheongnam-do. Daerah yang terletak di pesisir pantai Barat Korea Selatan itu memiliki tradisi musim panas. Setiap bulan Juli akan diadakan festival lumpur, di mana setiap orang bebas melempar lumpur kepada siapapun. Kita tidak perlu khawatir jika lumpur itu akan membuat kulit kita rusak. Justru lumpur di pantai Deachon di kota Boryeong sangat disukai orang-orang karena memiliki sifat kosmetik. Sayangnya, bulan Juli sudah berlalu seminggu yang lalu.

Tidak masalah. Jung Hwa masih punya rencana untuk menikmati libur musim panasnya. Dia dan Min Hyuk berencana untuk pergi ke Hutan Nasional Seongjusan, gunung yang memiliki ketinggan 677 m yang masih di provinsi yang sama untuk menikmati udara pegunungan. Sangat bagus me­-refresh-kan otaknya yang dibuat pusing dengan tugas kuliah ditambah mata kuliahnya yang mengalami masalah yang baru saja dia urus.

Min Hyuk? Ah, pria itu memang setia menemani Jung Hwa. Dia rela menunda kepulangannya ke Boryeong demi Jung Hwa. Dia memang sahabat terbaik pokoknya.

"Hei!" Jung Hwa menyenggol lengan Min Hyuk dengan sikunya, membuat Min Hyuk menoleh sekilas karena dia sedang menyetir.

"Kenapa mukamu ditekuk begitu? Ayolah, Min Hyuk, kita mau liburan, bukan menghadap dosen," tegur Jung Hwa.

Min Hyuk semakin mengeratkan genggamannya pada setir dengan bola mata yang tidak fokus. Tubuhnya pun ikut menegang. Ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada Jung Hwa, namun dia bingung untuk mengatakannya.

Jung Hwa yang menyadari hal itu, langsung mengubah posisi duduknya menyerong ke kiri agar dapat menatap pria di sampingnya dengan jelas.

"Ada apa?" tanya Jung Hwa mulai resah.

***

"Eomma!" Jung Hwa berlari dengan tergopoh-gopoh memasuki salah satu kamar rumah sakit. Air mata sudah membanjiri wajahnya.

Setibanya di sana, terlihat seorang wanita paruh baya yang tidur di ranjang rumah sakit dengan selang infus di tangannya, alat bantu napas, dan alat medis lain yang menggelantung di tubuhnya.

"Eomma!" Jung Hwa menghambur ke ibunya, menggenggam erat tangan ibunya yang bebas selang infus.

Jung Hwa menyalahkan dirinya sendiri yang tidak mengetahui bahwa sudah hampir satu bulan ibunya koma di rumah sakit. Bodohnya lagi, dia percaya saja waktu Min Hyuk mengatakan padanya bahwa ibunya sedang sibuk mengurus toko sampai susah dihubungi saat dia mengeluhkan hal itu.

Secret of SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang