4. Jika Memang

72 17 2
                                    

Gagal sudah rencanan liburan yang telah direncakan Jung Hwa. Namun, dia tak memikirkannya lagi. Pikirannya masih berkabut karena kematian ibunya. Bukan karena dia tidak merelakan kematian ibunya, karena dia yakin Tuhan sudah megaturnya. Dia hanya masih tidak percaya kalau tidak bisa membuat ibunya melihatnya pulang. Padahal ibunya pasti sangat menantikannya.

Aku rindu Eomma, dan aku yakin Eomma juga merindukanku. Tapi kami malah tidak bisa melepas rindu.

Sekarang kerinduan itu hanya bisa tersimpan tanpa bisa diluapkan karena salah satu dari mereka telah tiada. Jung Hwa mengeratkan pelukannya pada Hyun-Doll yang ada di pangkuannya.

"Kamu sudah memberitahu Soo Hyun?" tanya Min Hyuk pada Jung Hwa.

Sekarang mereka berdua sedang berada di gubuk tempat mereka bermain semasa kecil. Jarak dari rumah ke gubuk tidak terlalu jauh jadi mereka hanya berjalan kaki ke sana. Dulu banyak pepohonan yang mengelilingi gubuk, tetapi sekarang sudah tak sebanyak dulu. Rumah-rumah yang dulunya tidak terlihat dari gubuk, sekarang sedikit terlihat.

Mereka duduk bersebelahan di teras gubuk. Tinggi gubuk yang satu meter membuat kaki mereka tergantung-gantung.

Jung Hwa menggeleng pelan tanpa menatap Min Hyuk. Kepalanya masih disembunyikan di balik tubuh besar Hyun-Bear.

"Jangan beritahu dia. Aku tidak mau dia tidak fokus di sana," ucap Jung Hwa kemudian.

"Hal itu juga yang dipikirkan Eomma-mu sehingga dia tidak ingin kau tahu."

"Iya, aku sudah mengerti," sahut Jung Hwa seraya mengangguk. Dia bosan dengan kalimat itu. Sudah berkali-kali Min Hyuk mengatakan hal itu.

"Aku harap Soo Hyun sungguh akan kembali padaku." Tiba-tiba kalimat itu keluar dari mulut Jung Hwa saat dia menatap tanah di bawah pohon yang terdapat kapsul waktu miliknya dan milik Soo Hyun di dalamnya.

Entah mengapa Jung Hwa tiba-tiba mengatakan hal tersebut. Mungkin karena sangat rindu dengannya. Sekarang dia merasa kalau orang-orang yang dia sayang selalu pergi meninggalkannya duluan. Setelah ayahnya, sekarang ibunya yang meninggalkannya.

Jika memang kedua orang yang dicintainya itu harus meninggalkannya, Jung Hwa berharap Soo Hyun tidak akan seperti itu. Dia tidak ingin Soo Hyun meninggalkannya juga, entah itu karena dipanggil oleh Tuhan ataupun karena gadis lain. Apalagi sekarang dia di luar negeri. Pasti banyak gadis-gadis yang lebih cantik dan lebih menarik darinya.

"Dia pasti kembali," ucap Min Hyuk seraya merangkul Jung Hwa, dan mengelus lembut lengan atasnya untuk memberi keoptimisan.



______

Sedikit aja. Tapi jangan lupa tinggalkan jejak ya. Kritik juga boleh, kan untuk perbaikan selanjutnya. Tapi ingat, jadilah kritikus yang sopan. Terima kasih

Secret of SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang