Prolog

48 5 1
                                    

Minggu ini adalah the best day bagiku, keluargaku dan keluarga sahabatku akan pergi berlibur ke New York City, kampung halaman kami berdua, aslinya aku dan sahabatku beda sepupu, kami bukan bersaudara kandung, kami hanyalah sahabat yang menggangap seperti saudara. Aku dan sahabatku akan menginap dirumah saudara masing-masing selama 2 minggu kemudian, kami bergantian mengunjungi rumah saudara kami. Misalnya, aku dan keluargaku mengunjungi rumah saudara sahabatku, begitupun sebaliknya.

Ini sudah ke-lima kalinya kami pergi ke New York, pergi bersama-sama menggunakan dua mobil, kemudian berjalan bersama menuju New York. Kami tidak menaiki pesawat karna Ayah sahabatku--Niall-- tak bisa alias takut menaiki pesawat. Aku sudah siap-siap stand by dari awal, bahkan sudah berada di mobil. Ah, aku sudah tak sabar. Mom sudah memasuki 4 koper dan tas besar kedalam mobil, kakak ku- Talitha mulai masuk kedalam mobil dengan headseat ditelinganya. Dad mulai masuk bersamaan dengan Mom, aku sudah memeluk bantal panjangku yang berwarna pink.

Aku membalikkan kepalaku ke belakang, mobil keluarga horan sudah siap untuk pergi. Mobil kami mulai berangkat. Sesekali kami berhenti untuk makan siang dipinggir jalan. Kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

Malam tiba, sekarang sudah pukul 11 malam, aku masih saja melihat keluar jendela menikmati malam, Dad masih sibuk menyetir sekali-sekali menyeruput kopi lalu fokus. Mom sedang bermain handphone untuk menentukan jalan dari google map. Talitha sedang main handphone sambil bernyanyi dengan headsetnya. Aku merasa senang, amat senang. Aku tak bisa mengartikan gimana senangnya aku sekarang karna aku akan ke New York. Menemui puluhan saudaraku disana, bermain dengan mereka, tertawa bersama, menginap dirumah mereka dan akhirnya berpisah.

Aku bisa membayangkannya. Ini akan menjadi liburan yang paling menyenangkan dibanding tahun lalu. Ah, tak sabar aku yaTuhan.

Lamunanku seketika buyar, aku melihat Mom berteriak histeris, Dad yang tak bisa mengendalikan mobil, dan Talitha yang menutup matanya sambil berteriak. Aku ikut berteriak sekuat-kuatnya. Dan akhirnya aku lolos tak sadarkan diri.

Apa aku akan kehilangan orangtuaku disaat aku berumur 5 tahun? Apa lantas aku yang akan pergi? Dan tak bisa bersama saudaraku? Atau tak bis bertemu Niall? Oh Tuhan...

🔮🔮🔮🔮

Absurd, gaje, jelek, semuanya deh. Gua tau ini jelek banget. Iya. Gua tau.
Tapi gue minta voment kalian ya. Gaperlu coment pun gapapa, asal vote. Hargai gue. Hargai.

Pirst time gue bikin ff cerita. Jadi argai. Jan siders.

Oke?

Salam
-Stef💜

And Then I Meet You {N.H}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang