2

37 5 5
                                    

Aku berjalan sendirian ke kelas dengan keringat bercucuran. Ah, semua anak telah tiba di kantin, temanku bahkan sudah tidak ada dikelas. Hansel meninggalkanku, kejam sekali dia, apakah dia sahabatku? Huh! Sahabat takkan meninggalkan sahabatnya sendirian.

"Hafh... sabar... aku tak mau ke kantin saat ini, aku sudah cukup lelah dan malas untuk turun ke kantin?" Gumamku pelan.

Aku mengambil buku notesku lalu mencoret-coret dan menggambar. Aku mendengar hentakkan kaki. Aku menoleh kearah pintu, Hansel masuk ke kelas sendirian. Dia membawa dua plastik putih berisi makanan. Dia menghampiriku.

"Ini untukmu, ku belikan kau kentang goreng dan air putih," katanya.

"Ini untukku? Kau mentraktirku Hans?" Godaku menaik-naikkan alisku.

Hansel memutarkan bola matanya, "jika kau mau mengganti uangku, silahkan saja. Aku akan mengambilnya,"

Aku merenggut kesal, kesal bercanda. Kemudian aku meraih kentang goreng darinya dan melahapnya. Duh... rasanya renyah banget di mulut. Enak...

"Kenapa kau tak ke kantin?" Tanyanya, dia duduk disebelahku.

"Hafh, kau kan tau aku mendapat hukuman, setelah itu aku capek mau turun kebawah. Aku perlu istirahat. Untung ada kau, baik sekali, hahahaha makasih yaaa Hanselku sayang," kataku tertawa.

"Cukup sekali ini saja, lain kali tidak."

Aku diam saja. Dikelas, temanku hanya Hansel. Hansel Grace Perfetica, adalah nama panjangnya, cowok sok cool dan cuek ini adalah sahabatku dari kelas X, dia sangat pintar, baik dan pengertian. Orangnya ganteng, putih, tinggi, jago basket, jago dalam pelajaran apapun. Perfect banget deh! Hampir semua orang menembaknya, tapi tak satupun dia terima. Alasannya selalu sama, adalah:

"Aku ingin fokus belajar untuk mengejar cita-citaku. Maaf ya, cari saja cowok lain yang lebih dariku. Aku ga bisa menerimamu, maaf,"

Always itu. Selalu. Kadang aku heran sendiri, apa semua cowok ganteng itu jomblo? Sepertinya tidak. Aku hanya memgangumi kepintaran dan ganteng Hansel saja, tidak lebih kok. Aku tak pernah menyukainya. Konyol kedengarannya jika aku menyukainya.

"Cepat kau habiskan kentangmu, pelajaran  Mr. Amber akan segera tiba." Dia menyusun buku Matematikanya di meja lalu membuka buku cetak, dia meraih puplen dan mengerjakan soal-soal.

"Rajin sekali kau. Kita kan tidak ada ulangan, ngapai belajar. Pr juga tidak ada." Kataku sambil mengunyah kentang.

Hansel berdesis, "heboh?"

Aku mendesah pelan. Percuma berdebat dengannya. Sampai kapan pun takkan ada habisnya.

Aku membuang sampah plastik kentang ke tong sampah, lalu kembali duduk dan mengambil buku Math, menyusun rapi di mejaku. Aku menunggu Mr. Amber datang, kulirik jam tanganku, sudah pukul 11. 06, seharunys Mr. Amber sudah tiba dikelas ku sejak pukul 11.00. Kemana dia?

Aku melirik pintu kelas, ada si ketua kelas-Adella- sedang mengobrol dengan Ms. Rouny. Adella sedari tadi hanya mengganguk mendengar penjelasan dari Ms. Rouny. Setelah guru itu pergi, Adella berdiri di meja guru lalu berteriak untuk menyuruh kami diam dan mendengarkannya. Kulirik, Hansel berhenti belajar.

"Guys, kata Ms. Rouny, Mr. Amber tak datang, sebagai gantinya Ma'am Wifssy---" Adella berhenti berkata.

"Yaaahhhh," sorak kami kesal.

And Then I Meet You {N.H}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang