A CUP COFFE

4.9K 95 5
                                    

Jatuh tak berarti merasakan sakit, buktinya jatuh cinta sangat indah.
Menangis tak berarti sedih, buktinya kebahagiaan selalu diiringi tangisan haru.
Diam bukan berarti tak tahu, buktinya banyak yang bicara tapi tak tahu apa-apa.
Begitu pula dengan kopi, kopi tak berarti pahit, buktinya coffe latte dengan gula cair bisa manis.

Itu minuman kesukaan Anya, dia bisa menghabiskan waktu sorenya dengan duduk di kedai kopi milik pak Dudi ditemani coffe latte dengan tambahan gula banyak.

Semua yang berhubungan dengan kopi nampaknya memang selalu puitis, namun sayang Anya hanya suka kopi yang manis, dia tak suka kopi pahit, bahkan kopi yang selalu dilambangkan dengan klasik tak dirasakan Anya, dia minum itu hanya karna sekedar suka.

Berbeda dengan Raja, dia suka sekali dengan kopi, filosofi yang selalu membuatnya semakin cinta pada kopi bisa di rasakannya.

Seperti filosofi kopi kata Milly di filmnya, dia mengatakan bahwa 'cinta itu seperti kopi, bisa di minum dengan cepat, tapi resikonya panas, bisa juga di minum pelan-pelan tapi resikonya cepat dingin"

Menurut Raja, cinta memang penuh resiko, apapun yang berhubungan dengan cinta selalu rumit tak ada yang mudah. Impiannya hanya satu, bertemu dengan wanita yang tidak lagi membuatnya tambah rumit.

"Pak, coffe latte 1"

Raja menoleh mendengar pelanggan lain memesan minuman di sebelahnya, cewek imut dengan dress mungil yang pas di tubuhnya. Cewek itu tersenyum padanya kemudian kembali bicara pada pemilik kedai.

"Gula nya jangan lupa pak" Anya menambahkan.

"Siap non" kata pak Dudi, setiap sore ke kedainya membuat pak Dudi sangat akrab dengan Anya, apalagi Anya termasuk orang yang supel.

Anya duduk di bar, melihat pak Dudi mulai meracik minuman yang dimintanya.

"Pak, sudah" kata Raja menyudahi acara santainya meminum kopi. Dia mengeluarkan beberapa lembar sepuluh ribuan kemudian tersenyum pada pak Dudi.

"Cepet banget den, makasih ya"

"Iya pak" jawab raja tanpa senyuman.

"Siapa pak?" anya yang kepo langsung bertanya saat Raja sudah menghilang.

"Oh dia pelanggan baru non, baru semingguan dia kesini, biasanya malem kesininya, nggak tau nih tumbenan sore"

"Oh, koq gayanya sombong banget ya"

Pak Sudi tersenyum mengiyakan, "dia emang gitu non, dingin. Tapi sebenrnya baik"

"Orang diem, dingin gitu suka nggak kebaca pak isi hatinya, penuh rahasia, hati-hati aja" kata Anya memperingati. Pak dudi hanya tersenyum kemudian kembali meracik minuman milik anya.

*****

Keesokan harinya, sore itu cuaca tak mendukung, hujan turun dengan derasnya membuat Anya mau tak mau harus menerobos hujan dengan membawa payung ke kedai pak Dudi

Saat Anya masuk, dia tak memperhatikan keadaan kedai karna dia sibuk menunduk membersihkan sisa-sisa air yang jatuh di bajunya.

"Pak, biasa" kata Anya duduk di bar.

"Eh non Anya, kirain nggak bakal kesini, hujan soalnya non"

"Pasti kesini lah pak, sehari nggak minum kopi buatan pak Dudi tuh rasanya gelisah tau, bikin nggak bisa tidur"

"Ah si non ada-ada aja" kata pak Dudi tertawa membuat Anya juga ikut tertawa.

Tak lama kemudian Raja masuk dengan penuh umpatan karna kaosnya basah terkena hujan.

Kumpulan CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang