Chapter 10

298 20 47
                                    

Atsuko masuk ke dalam kamar bersama Haruka di sebelahnya. Atsuko duduk di kamar dan membimbing Haruka duduk di pangkuannya. Dia memeluk putrinya dengan sangat erat. Rasa rindunya sekarang sudah terobati. Haruka sudah ada bersamanya. Dia tidak akan melepaskan Haruka lagi. Dia akan menjaga Haruka lagi. 

"Mama, Papa ada di mana?" tanya Haruka.

"Papa sedang keluar sebentar. Mungkin, sebentar lagi akan pulang" kata Atsuko sambil mengelus kepala Haruka. 

***

~Atsuko Pov~

Aku benar-benar bersyukur sekarang. Dia, putri yang sangat aku cintai, sekarang sudah ada bersamaku. Terima kasih, Tuhan. Kau sudah mau menemukanku dengannya. Dan sekarang, dia sudah ada bersamaku. Ternyata, dia sangat cantik. Wajahnya mirip denganku. Menggemaskan dan sangat lucu. Dan sudah kelas 6 SD. Haruka, kau benar-benar bidadari kecil mama yang sangat menggemaskan. 

"Haruka mau makan?" tanyaku.

"Iya. Haruka lapar, mama" katanya sambil melihatku.

Aku tersenyum melihatnya. Aku menyuruhnya bangkit, kemudian aku membimbingnya keluar. Di meja makan, memang ada beberapa makanan. Mungkin, Sakura, Annin dan Rena yang membuat makanan. Mereka sudah aku beritahu tadi, mungkin sebentar lagi akan pulang. Aku menyuruh putriku duduk dan aku mengambilkan makanan dan lauk pauknya. Dia tersenyum senang. Aku baru tahu, ternyata dia mirip sekali denganku. Senyumnya dan wajahnya sangat mirip denganku. Aku benar-benar bahagia mempunyai putri secantik dirinya.

"Sayang, makan yang banyak, ya?" ucapku sambil mengelus rambutnya.

"Nanti Haruka jadi gendut dong, mama" aku terkikik mendengarnya.

"Bukan gitu, sayang. Jika kau makannya banyak, kau bisa sehat" aku menjelaskan.

"Mama, boleh minta di suapin?" pintanya.

"Tentu saja bidadari kecil" balasku mengecup pipinya gemas.

Dia tersenyum, kemudian aku mulai menyuapi dirinya. Sebelum makanan di piring habis, pintu terbuka. Aku mendongak. Ternyata, ketiga adikku sudah pulang. Mereka tersenyum dan menghampiri kami. Sakura, dia sudah ada di dekat Haruka dan mengelus kepala putriku. Sedangkan, Rena. Dia langsung berdiri di belakang Haruka bersama Annin. 

"Aku sama sekali tidak pernah mengira, jika Haruka sebenarnya keponakan kami, nee-chan" kata Annin sambil memegang pundak Haruka. Sementara aku, masih melanjutkan aktifitasku untuk menyuapinya. 

"Iya, Annin. Tapi, aku bahagia, karena dia sekarang sudah berkumpul denganku dan Kai"

"Iya, nee-chan"

"Mau lagi?" tanyaku ketika makanannya sudah habis.

"Sudah kenyang" balasnya.

"Haruka istirahat dulu, ya?"

"Iya" balasnya membuatku tersenyum.

"Selamat istirahat, keponakanku. Tidurnya yang nyenyak, semoga mimpi indah" kata Rena sambil mengelus kepala Haruka.

"Iya, bibi" 

"Aku mengatar Haruka dulu, ya?"

"Hai"

Aku mengajaknya masuk ke dalam kamar. Dia terbaring, kemudian aku menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Dia memeluk gulingnya dengan erat. Aku duduk di sebelahnya, dan mengelus rambutnya. Mencoba mengantarkannya ke alam mimpinya.

"Mama, papa kapan datang? Haruka ingin tidur bersama Papa dan Mama"

"Sebentar lagi, sayang." 

Setelah jawabanku, dia mengubah posisinya menjadi duduk. Dia memeluk tubuhku dengan erat. Aku hanya bisa membalasnya dan mengelus pucuk kepalanya dengan erat. Aku harap, kebahagiaan ini akan lama. Sampai aku bisa melihatnya dewasa dan menikah dan mempunyai seorang anak.

Love And RevengeWhere stories live. Discover now