1

154 11 2
                                    

This is a modern fairytale
No happy endings
No wind in our sails
But I can't imagine a life without
Breathless moments
Breaking me down, down, down, down. ~selena gomez
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

"This is my heartbeat song and I'm gonna play it
Been so long I forgot how to turn it up up up up all night long" nada alarm memekakkan telinga menggema diseluruh penjuru kamar Afrodite. Afrodite refleks mematikan alarm tersebut ia menaikkan letak selimutnya dan kembali terpejam. Beberapa detik kemudian seolah tersadar ia pun dengan sigap melepaskan diri dari dunia hangat nan nyaman tersebut. Afro melangkah menuju kamar mandi yang berada di pojok ruangan.

Selesai menjalankan rutinitas wajib paginya, Afro melangkah mendekati meja rias dan menyisir rambutnya yang ikal dibagian bawah. Ia tersenyum sinis melihat wajahnya sendiri, semakin lama wajahnya semakin mirip bundanya. Afro terpaku seperkian detik, ia menatap tajam bayangan matanya sendiri. Sungguh ia benci dengan warna iris itu, lalu pandangannya turun ke arah bayangan hidung sempurnanya di cermin.

"Jadi cuma warna iris sama bentuk hidung ini yang ayah kasih ke Afro" gumamnya.

LINE!!!.
Notifikasi pesan tersebut menghentikan aktifitas Afro. Ia melirik ponsel pintarnya terdapat 999++ dari grup kelasnya, 734 dari orang yang tidak dikenal, 55 dari OA, dan 20 pesan dari kiffa sahabatnya. Seperti biasa Afro menghiraukan pesan-pesan lainya dan membuka pesan milik kiffa, jika sudah mengirim banyak pesan begini pasti ada yang penting pikirnya.

Akiffa: woy
Akiffa: icy princess?
Akiffa: lom mati kan?
Akiffa: ifa can disini
Akiffa: Afroooooo
Akiffa: where are you now, when i need ya
Akiffa: 📣📢📢📢📢📢📢📢
Akiffa: 🎉🎊🎊🎊🎊🎊🎊
Akiffa: 💩💩💩
Akiffa: asdfghjkl
Akiffa: kyna
Akiffa: adzkia
Akiffa: kiia, main yuk???
Akiffa: Afro dicariin ates?
Akiffa: *area
Akiffa: *ares. Typo muku ih
Akiffa: kak jan bikin aku kayak orang gila gini dong,
Akiffa: eh aku gak gila
Akiffa: tuh kan ngomong sendiri jawab sendiri.
Akiffa: mungkin mrs.Cold udah tidur, cuma mau nanyain pr. Ya udah besok berangkat pagi ye, putri mau nyalin prnya afro.

Afro hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Kiffa fradella Afsheen ia adalah orang yang cantik, cerewet, pintar pemalas, baik, dan mudah bergaul. Sebenarnya ia bingung mengapa bisa bersahabat dengan orang se extrovert kiffa padahal banyak teman disekolahnya yang menjauhi dirinya karena tak tahan dengan sifat sinis dan dingin nya. Memang suatu yang dingin terkadang membutuhkan sesuatu yang hangat untuk melelehkan setitik beku didalamnya, bukankah sudah hukum alam jika mahluk hidup akan mencari sumber kehangatan jika merasa dingin.

Afro berjalan menuruni tangga, terdengar suara mommy dan daddynya tengah bercanda ria. Afro tersenyum hangat kepada mereka, jenis senyuman yang hanya Ia tunjukkan kepada orang-orang tertentu.

"Anak ayah udah siap ke sekolah nih, cantik kan mom pasti banyak yang suka"

" iya dong dad, kan anaknya daddy" jawab Riana menirukan suara anak kecil, sontak membuat Marko kesal lantaran jawaban dari afro yang ia harapkan. Hal ini membuat Afro terkikik geli melihat kelakuan mom sama dadnya yang diluar kewajaran.

"Nanti berangkat bareng dad sama mommy aja ya, sekalian dad mau ke bandara"

"Iya. Daddy sama mommy mau kemana?". Jawab Afro sedih, ia merasa kesepian jika ditinggal kedua orangtuanya.

Melihat raut wajah Afroditte yang mendadak sedih Riana langsung memeluk putrinya itu.

"Mommy sama daddy ada kerjaan diluar kota sayang, cuma seminggu kok. Nanti kak Orland bakalan nginep disini buat nemenin kamu sayang" jelas Riana.

"Bener loh mom cuma seminggu "

"Iya sayang" jawab Marko mendekat dan mencubit gemas hidung Afro dan ikut memeluk tubuh mungil Afro.

Mereka pun melepaskan pelukan mereka dan memakan sarapan yang sudah disediakan Riana. Semuanya makan dengan damai hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar. Seusai sarapan mereka bergegas untuk pergi ke tempat tujuan, tujuan pertama adalah sekolah Afro. Di perjalanan dipenuhi oleh canda tawa mereka bertiga, walaupun Sebenarnya Afro hanya sesekali menanggapi interaksi di antara mereka. riana dan marko memakluminya, sepasang suami istri tersebut sudah biasa dengan sifat Afro yang irit bicara. Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah Afroditte, Afro pun turun dari mobil dan menyalami kedua orang tuanya.

"Semangat sayang belajarnya, kabarin mommy ya kalo ada apa-apa"

"Iya, princess nya daddy jangan bertengkar ya sama kak orland. Princess mau oleh-oleh apa?"

Afro mengerucutkan bibirnya, ia tak suka jika daddynya memanggil dirinya princess, karena ia merasa seperti anak tk jika dipanggil princess.

"Ish daddy. Afro mau kalian pulang dengan selamat"

Jawaban Afro membuat Marko gemas ia mengacak-acak rambut afro. Marko tau jika putrinya itu memang ajaib, jika anak-anak lainnya pasti meminta hal-hal mahal yang dapat dipamerkan dengan temannya sedangkan Afro sama sekali tidak berminat dengan barang-barang tersebut.

"Udah mau masuk, Afro pergi dulu" pamit afro.

                       *****
Di sekolah

Afro berjalan melewati koridor ia berhenti di depan lokernya. Ketika ia membuka loker banyak sekali amplop berwarna cerah, seperti biasa tanpa membacanya terlebih dahulu ia membuangnya di tempat sampah. Selesai mengambil buku ia berjalan menuju kelas, disepanjang perjalanannya banyak orang yang memandangnya iri, sinis, kagum dan bermacam macam ekspresi tak sedikit pula yang berbisik-bisik namun masih dapat didengar oleh Afro.
Afro tak perduli dengan semua itu baginya itu semua hanyalah hal yang tak penting.

Sesampainya di kelas ia disambut oleh teriakan heboh kiffa.

"Afrooo"
"Ternyata lu masih idup gua kira lu udah mati"

Afro tak menjawab pertanyaan dari kiffa ia langsung duduk dibangku kosong sebelah kiffa dan membuka tasnya mengeluarkan buku tugasnya lalu mengarahkan pada kiffa.

"Lu tau aja af"
Jawab kiffa malu malu, ia semula mau memarahi afro yang tak meresponnya ketika ia mau mengeluarkan suaranya ia lalu mengurungkan niatnya karena afro telah menunjukan buku tugasnya

Setelah selesai menyalin tugasnya, kiffa teringat jika tadi ia melihat ares mencari Afro.

"Oh iya af, tadi si ares nyariin lu"

"Hm"

"Kayak nya dia beneran suka sama lu dah"

"Hm"

"Lu dengerin gua gak sih dari tadi hm, hm aja. Emang lu paham"

Kringgg.
Bukan afro yang menjawab pertanyaan kiffa melainkan Bunyi bel yang menjawabnya. Hari ini jam pertama adalah pelajaran sejarah, Afro sangat suka pelajaran ini ia menyukai asal usul suatu kejadian baginya sejarah adalah saksi bisu perjalanan dunia ini. Berbeda dengan kiffa pelajaran ini membuatnya mengantuk jam pelajaran yang ada pada jam pertama bukanlah jaminan. Pelajaran sejarah bagi kiffa adalah bencana, dulu ia memang suka diceritakan kisah orang-orang zaman dahulu oleh eyangnya pada saat itu ia akan tertidur pulas jika sudah mendengarkan dongeng eyang nya. mungkin hal itu juga yang membuat kiffa mengantuk waktu pelajaran sejarah, karena ia sudah terbiasa jika mendengar kisah-kisah dahulu kala ia akan mengantuk ditambah lagi gurunya yang menjelaskan materi seperti orang mendongeng. Ia terkadang juga bingung mengapa ia harus mempelajari tentang tanggal lahir, kisah hidup seorang tokoh dan perjalanan hidup tokoh tersebut. Seperti saat ini ibu guru tercintanya itu memberikan tugas untuk meringkas buku biografi pahlawan nasional,

"Yaelah buk saya aja gak ada yang memahami masak udah disuruh memahami orang lain sih" batin kiffa.

TBC

Hii, im kambek. Cerita ini mungkin gaje, aneh, bikin mual, jauh dari kata wajar. Tapi makasih udah mampir. Ini cerita pertama jadi masih kurang sana-sini. Masih tahap belajar. Xixixi.

See ya. Selamat malam minggu 😂😘😘

13 agustus 2016

Modern FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang