BAB 12 : Rencana

5.9K 257 15
                                    

LEXA POV

Setelah kejadian itu, aku berusaha untuk melupakannya dan menganggapnya hanya angin lalu. Ketika makul sudah selesai aku menuju ke big house untuk bekerja kembali. Tak lupa aku juga mengirim pesan singkat kepada Emily untuk membantu Mrs Handerson.

Di big house semua yang terjadi beberapa jam yang lalu mulai luntur dan tergantikan oleh beberapa pekerjaan ringan yang mampu mengalihkan perhatianku. Kali ini aku sedang membantu Rosalyn yang merawat mawar yang tumbuh di pekarangan depan. Memotong beberapa daun yang warnanya mulai memudar menjadi kuning.

"Oh iya Lexa, bisa kau pergi ke gudang belakang mengambil pupuk." Tanya Rosalyn yang kini menyerahkan sebuah kunci kepadaku.

"Tentu saja, sebentar aku ambilkan."

Akupun menuju ke arah belakang rumah karena letak gudang yang memang sengaja dibuat dibelakang rumah. Kumasukkan kunci itu dan terdengarlah suara 'klik'. Kubuka pintu itu sebuah suasana gelap dan sedikit pengap menyambutku. Kucari saklar untuk menyalakan lampu dan akhirnya semuanya telihat apa saja yang ada didalam gudang.

Untuk bagian kanan ruangan sangat tertata rapi sedangkan pada bagian kiri tampak sedikit berantakan. Ada beberapa sarang laba-laba yang terbentuk dan debu yang menempel disetiap benda yang tertutup oleh kain putih.

Kuambil satu kantong besar pupuk yang berada dibagian kanan ruangan. Ketika aku ingin membawa keluar kantong pupuk itu, sebuah benda cukup menarik perhatianku. Kuhampiri benda itu dan menyingkirkan beberapa barang yang menutupinya.

Sebuah album foto kecil yang tampak kotor dan berdebu. Kubuka halaman pertama, seorang perempuan yang sangat cantik dan anggun dengan dress berwarna peach tengah duduk disebuah kursi taman.

Ia duduk dikelilingi bunga mawar yang sedang mekar dan tangannya tampak memeluk perutnya yang tampak membuncit. Ia tersenyum dan memandang penuh sayang ke arah perutnya. Dibawah foto terdapat sebuah note kecil bertuliskan

"My Queen and Baby L, kalian adalah permataku yang paling berharga"

Dan dihalaman berikutnya terdapat sebuah foto perempuan yang tengah dipeluk oleh seorang laki-laki yang tampak tertawa lepas dan perut sang perempuan yang sudah terlihat menonjol. Sebuah note juga terdapat dibawah foto.

"Tujuh bulan, dua bulan lagi kita akan bisa tertawa bersama dengan Baby L."

Kubuka lagi halaman berikutnya, aku terlalu penasaran dengan album foto kecil ini. Yang kudapati adalah sebuah foto bayi kecil yang tampak imut dan menggemaskan dengan mata hazel. Dengan bedong yang melilit dirinya dan ia tampak nyaman dengan bedongan itu.

"Akhirnya my baby L sudah terlahir di dunia."

Untuk halaman selanjutnya sebuah foto bayi kecil yang tersenyum ke arah kamera. Mata hazelnya membuatku benar-benar terlena. Bayi yang sangat tampan dan aku yakin saat ia dewasa ia akan menjadi primadona semua wanita.

"Good Morning baby L, aku dan ibumu sudah menemukan nama yang tepat untukmu. Dan aku tidak akan lagi memanggil namamu baby L lagi, karena sekarang namamu adalah ..."

Kalimat itu terpenggal oleh sebuah noda yang cukup tebal, kucoba untuk mengusapnya agar noda itu hilang. Bersikeras aku menggosoknya dengan tanganku tetapi tetap saja noda itu tidak bisa hilang.

"Lexa?"

Sebuah panggilan membuatku berdiri dari posisi dudukku dan menyembunyikan album itu dibelakang badanku.

EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang