Aku sudah gila
Semua ini membunuhku
Aku tak paham
Aku harus lakukan
Resiko??
Aku tak tahu
Yang jelas aku harus usaha"Jadi bagaimana dengan semeni mimpimu itu?" aku mulai mengernyitkan dahiku.
"Kau benar-benar yakin?" dia melipat tangannya.
"Aku yakin." jawabku mantab
"Apapun resikonya?"
Aku terdiam
"Iya apapun resikonya aku akan berusaha." pupilku membesar dan kemudian aku yakin bahwa aku ini benar.
"Nyawamu?" dia menatapku serius.
"Aku lebih baik mati dari pada tidak tenang seperti ini, ayo kapan kita lakukan??"
"Malam ini."
"Dimana?? Apakah rumahmu bisa digunakan?"
"Baiklah Ibuku memang sedang tak diruimah, tapi kau jangan macam-macam kepadaku." aku menghardiknya.
"Janji, baiklah nanti malam." kata Odi sambil keluar dari mobilku.
Aku melamun sejenak. Ini apa?? Apa aku sudah gila? Aku percaya saja dan membiarkan orang itu masuk rumahku nanti malam dan tak ada orang lain selain kami. Aku benar? Atau aku hanya gegabah?
Wanita itu? Ahhh pengganggu.Malampun tiba Odi sudah sampai dirumahku.
"Baiklah apa yang harus aku lakukan?" aku duduk di kursi depannya.
"Tidurlah, dan aku akan masuk ke dalam mimpimu."
"Kau yakin? Kau bisa?? Ini ... ahh baiklah." aku mengunci mulutku dan berbaring.
Setelah beberapa menit. Aku merasa berada di dalam mimpiku namun kini aku tak sendirian. Aku bersama Odi dan dia menggenggam erat tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu
RomanceAku tak tahu mengapa aku memilih jalan ini. Mengunggulkan idealisme Mengacuhkan orang-orang peduli Dan menunggu orang yang tak peduli Kisahku rumit Bahkan aku tak bisa mengakhirinya Jangan lupa vote dan coment .