Chapter 7

1.1K 180 31
                                        

(Audio 👉/video ☝)

EunRi menunggu seseorang disebuah taman kecil. Hari ini dia memanggil Yeseul untuk bertemu dengannya, dan dia ingin menjelaskan semua hal yang ia simpan

"EunRi!" Seseorang memanggil namanya dan membuatbya menoleh.

"Oppa!" Ternyata SeungCheollah yang ia tunggu.

SeungCheol berlari kecil menghampiri Eunri.

"Kau baik-baik saja?"

"Kau bertanya bahwa aku baik-baik saja? Orang mana yang akan baik-baik saja ketika rahasia terbesarnya terkuak? Kenapa kau bersikap seolah-olah tak ada yang salah? Sedangkan aku, aku bahkan merasa terpuruk dan dipenuhi dengan rasa bersalah."

Mata EunRi memanas.

"Aku orang yang pantas dibenci. Aku bahkan tak pantas disebut teman. Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri."

SeungCheol yang melihat EunRi menangis, ia pun langsung memeluk EunRi dan membiarkan EunRi menangis dipelukannya.

"Jangan bersikap keras seperti itu," ujar SeungCheol.

Mereka berdua tak tau bahwa Yeseul berdiri dibelakang mereka.

"Kalian memanggilku hanya untuk melihat hal ini?"

ㅡㅡㅡㅡㅡ

"Apa yang harus aku lakukan?"

Joshua kini dalam perjalanannya menuju rumahnya setelah seharian penuh bekerja. Ditelinganya, sudah terpasang earphone untuk membantunya mendengar suara dari orang yang menelponnya.

"Kau masih mencintainya,bukan? Begitupula dengannya. Jika kau menyukai seseorang, beritahu mereka sekarang, sebelum waktu berlalu dan kau kecewa." Ucap Ah Reum melalui panggilan lewat Handphone Joshua.

Joshua terdiam.

"Kau pikir ini mudah?Cobalah menempatkan diri dalam posisiku."

"Kenapa? Apa ini sulit bagimu? Kau bimbang karena ia melukai hatimu dulu? Aku tak perlu menjadi dirimu untuk tau bagaimana rasanya saat aku berada diposisimu, karena aku juga dulu pernah merasakan hal yang sama. Aku pernah kecewa dan aku pernah terluka. Tapi dibalik itu semua, aku yakin dan percaya, itu adalah cara Tuhan untuk membuatku dewasa."

Joshua terdiam, memikirkan perkataan Ah Reum.

"Seberapapun jarak yang ditempuh untuk melangkah dan berlari. Pada akhirnya, takdir pun yang berbicara ketika kalian memang ditakdirkan untuk bersama."

"Memaafkan itu proses menyakitkan. Tapi, meski menyakitkan, itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri"

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Dengan segera, EunRi melepaskan pelukannya dari SeungCheol. Dia pun menghapus air matanya.

"Ini bukan seperti yang kau kira. Kami memanggilmu untuk menjelaskan hal ini padamu."

Yeseul diam. Dia sangat kecewa sekarang karena baru mengetahui fakta yang mengejutkan. Dia mencoba untuk menahan tangisannya agar tak dipandang lemah oleh kedua orang yang ada didepannya.

EunRi mencoba mendekati Yeseul. Ia kemudian memegang tangan Yeseul.

"Yeseul-ah, maafkan aku-"

Yeseul langsung menghempaskan tangan Eunri. Ia kemudian menatap EunRi.

"Bukannya ingin berpikiran negatif. Tapi ternyata, setiap orang punya topengnya masing-masing. Ia berganti-ganti peran sesukanya. Sementara aku belum cukup cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya. Aku hanya melihat segala hal yang ia tunjukan padaku, tanpa pernah tau apa yang sebenarnya ada didalam hatinya,"

Air mata EunRi kembali menetes.

"Yeseul, aku-"

"Cukup! Aku tak ingin mendengarnya lagi. Akan lebih menyakitkan bila orang yang dipercaya melakukan pengkhianatan."

EunRi menangis.

"Jangan keluarkan tangis munafikmu didepanku! Itu membuatku muak!"

Eun Ri tertunduk malu. Dia merasa bersalah sehingga membuatnya ingin menangis. SeungCheol melirik pertengkaran kedua orang wanita tersebut.

"Orang ketiga dalam suatu hubungan memang benar-benar keren. Tapi, itulah yang dinamakan dengan murahan. Murahan sekali."

"Hentikan semua ini,Yeseul!" Bentak SeungCheol tapi Yeseul tak mendengarnya.

"Tidak perlu berpura-pura untuk menjadi temanku. Bajingan pun akan ku jadikan kawan jika itu pantas, lebih baik tertawa bersama orang jahat daripada tertawa bersama penipu alus."

Yeseul menatap mantan pacarnya itu.

"Bukannya mau berprasangka buruk, tapi hanya ingin melindungi diri dari kejahatan yang ada didunia ini karena sudah terbukti bahwa kita yang selalu berbuat baik, malah dibalas jahat oleh orang itu,"

Yeseul menghembuskan nafasnya agar emosinya mereda.

"Semuanya sudah tak ada lagi. Semuanya sudah mati, dan kau membuat hatiku mati! Kuharap, aku takkan pernah bertemu dengan kalian lagi."

Yeseul pun berbalik dan pergi meninggalkan mereka.

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Ketika Yeseul sudah berjalan cukup jauh dari mereka, tangisannya pecah karena tak bisa menahannya lagi. Dia berhenti dan menangis. Mencoba meluapkan semua emosinya saat itu.

Yeseul melihat samar-samar seorang namja yang tak jauh dari tempatnya berhenti. Nampak namja itu tak asing dimatanya.

Joshua

Dia pun sadar itu Joshua. Yeseul pun berbalik badan dan bermaksud untuk pergi. Ia tak ingin Joshua melihatnya menangis. Joshua mendekatinya dan menahannya.

Yeseul mencoba melepaskan genggaman Joshua. Yeseul dengan susah payah melepaskan genggaman Joshua. Joshua pun kembali menahan kedua tangan Yeseul dan mencoba menangkap manik mata Yeseul.

"Yeseul Kenapa kau menjauhiku?"

Yeseul terdiam. Ia kemudian memalingkan wajahnya.

"Lihat aku! Jawab aku!"

"Karena aku tak ingin kau melihatku lemah!"

"Kau tau, kau muncul dihadapanku dan aku malah menunjukan sisi lemahku. Padahal, aku ingin menunjukan semua padamu bahwa aku hidup bahagia bersamanya. Nyatanya?"

Yeseul tak mampu berkata lagi. Ia kembali menangis. Joshua langsung memeluknya dan membiarkannya menangis dipelukannya.

"Seperti itulah manusia. Hari ini dia adalah temanmu. Besok, dia bisa menjadi terjahat dalam hidupmu. Terkadang teman baik sering membuat hal yang menyakitkan bagi kita,"

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

"Menjalani hidup dengan perasaan benci dihati hanya akan menyakiti dirimu sendiri dan membuat hidupmu seakan tak berarti.Maka dari itu, tetaplah berbuat baik walaupun merasa tak dihargai. Ada masanya semua itu akan terbalaskan."

Joshua membiarkan Yeseul menangis dipelukannya hingga tangisannya itu mereda.

"Joshua," Lirih Yeseul.

"Ng?"

"Bisakah kita kembali seperti dulu lagi?"

FIN

wkwkkwkwkwkw becanda. To Be Continue. Ditunggu aja last chapternya. Hehehehe. ini chapter paling panjang diff ini 😂😂

VOTE AND COMMENT JUSEYO!!!

Decision ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang