Bagian 5 || Cogan Andal Aliansi Tirani Malam

263 35 23
                                    


Menunggu magrib, di beranda depan yang teduh, saat aku sibuk menginventarisasi buku-buku soal Ujian Nasional (dua bulan lagi!) dalam tas sepulangnya bimbel, B, yang mulai memperagakan sejumlah gaya, getol menggesa pusaka langganannya dariku:

Tulang.

Keterangan lebih lanjut perihal "memperagakan sejumlah gaya" yaitu,

1) Bersedekap;

2) Mengatupkan daun telinga;

3) Menyerudukkan kening pada tulang keringku;

4) Mengerlingkan netra biru khas Skandinavia-nya;

5) Menggoyangkan ekor panjangnya secara periodik;

6) Mengeong fals seperti habis melantunkan Chandelier-nya Sia 24 jam nonstop;

7) Menampilkan raut kecut macam murid dapat nilai enam yang disangka sembilan sebab telah terbalik membacanya.

Aku paham kerutinan ini. B sedang mendesakku untuk segera mengoper tulang gugatannya.

B siap berburu!

Eh, jangan salah, kucing itu predator ulung, lho—Prof. Xavier Xiauxiau pernah mengindikasikannya. Gerik geming manipulatif, visual malam, gigi tajam, misai yang lihai meraba getaran dan arus udara; kesemuanya itu talenta seekor kucing.

Dikarenakan—sayangnya—mereka tidak serta-merta kapabel dalam berburu, hadirlah Aliansi Tirani Malam.

Aliansi Tirani Malam (ATM) adalah klub berburu tikus beranggotakan kucing-kucing di kawasan tempat tinggalku. Sesuai namanya, aktivitas ATM ditaja pada malam hari. Orkestra mengeong kolosal tengah malam, itulah parameter eksistensi mereka.

Belakangan kuketahui, ATM-lah yang sebetulnya menyelenggarakan pagelaran mengeong meributkan malam-malam itu, bukan sepenuhnya B.

ATM jualah yang menginspirasi meongan sakratulmaut B di detik menjelang dia BAB. Yang syukurnya—sejak dititahkan blusukan oleh Ayah—B sekarang insaf. Meongannya sudah kembali konvensional: normal mode, silent mode, atau sering kali vibrate mode (serupa lolongan seekor semut yang berorasi menuntut turunnya harga gula).

Permodalan ATM berwujud teyan (pemungutan uang). Namun, medianya bukanlah uang, melainkan tulang. Fungsinya, ketika salah seekor dari mereka gagal (maaf, belum beruntung) meringkus tikus seekor pun dalam satu kali sesi perburuan, maka akumulasi tulang-tulangan itu diperuntukkan bagi kucing yang apes tersebut.

Saling berbagi, bertenggang rasa, dan kompak. Setali tiga uang dengan cogan mereka: ATM Bersama!

(Kata "cogan" bukan merujuk kepada akronim favoritnya para penerbit novel fiksi remaja, biro jodoh yang sedang giat-giatnya bekerja, atau yang sekadar ingin berbaper ria saja, melainkan memuat pengertian yang lebih bernas. Bukalah KBBI kemudian carilah: cogan n 1 panji-panji sebagai tanda; lencana yang mengandung semboyan; 2 kata-kata semboyan.)

Jikalau ATM salah satu parpol peserta pemilu, pasti kucontreng foto mereka. Sejauh ini kredibilitas ATM belum tampak akan oleng. Mereka masih merajai separuh komponen atas epidemi kematian resimen tikus got yang meregang nyawa di usia dini—separuhnya lagi diembat pedagang bakso yang patah arang.

Bersendikan kecemerlangan reputasi ATM di atas, sedikitnya aku girang memergoki B telah mendaftarkan diri.

Dan, sedikit agak lebih girang lagi ketika tahu bahwa dia langsung diterima menjadi member.

BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang