" kecuali apa?"
"Kecuali denganmu, Yoora~ya."
Deg.
..................
Author pov.
"Mwo?? Katakan dengan jelas Hoseok~a. Aku benar-benar tidak mengerti."
Hoseok menarik napasnya kasar. Ia benar-benar merasa tak enak pada Yoora. Tapi apa boleh buat, ini akan lebih baik untuk Yoora.
" kau tau apa alasan Jimin memintamu menjadi kekasihnya saat itu?"
"Tidak"
"Alasannya hanya untuk menjadikanmu sebagai pelarian karena wanita lain yang amat disukainya lebih menyukai pria lain dibandingkan dia....."
"Tapi, tanpa kau sadari, Jimin tak pernah menyukaimu sedikitpun. Karena dihatinya hanya ada wanita itu. Seiring berjalannya waktu, Jimin tak ingin kau semakin jatuh cinta padanya, begitupun sebaliknya, Jimin juga tak ingin mempunyai rasa lebih kepadamu. Maka ,di depanmu dia akan menjadi Park Jimin yang berbanding terbalik dari sikapnya dibelakangmu. Kepada semua orang, kecuali kau, dia akan menjadi Park Jimin yang lucu, selalu tersenyum,dan bahkan sangat ramah.--"
Tes.
Tak terasa bulir bening itu jatuh dengan sendirinya. Menandakan sang empunya sudah tak lagi kuat mendengar penjelasan lebih.
"Yoora~ya"
Hoseok yang melihatpun, sangat ragu untuk melanjutkan ceritanya jika sudah begini. Ia tidak ingin Yoora kembali terluka setelah sekian lama mencoba untuk bangkit. Ia tahu betapa Yoora benar-benar mencintai seorang Park Jimin. Tapi laki-laki itu tak pernah melihat ketulusan Yoora.
"Lanjutkan Hoseok~a, tak apa, ini bahkan lebih baik"
Yoora berusaha menahan tangisnya."Hingga pada akhirnya, pada malam itu Jimin berpikir untuk membuatmu benar-benar membencinya. Dan ia memutuskan untuk menjualmu pada pria hidung belang. Gila memang. Tapi menurutnya hanya itu yang mampu membuatmu membencinya. Tapi, kau berhasil kabur. Jimin tau kau kabur. Dia juga tau kau kabur dan mencarinya. Sampai........, kau melihat adegan itu."
"Adegan dimana brengsek itu mencium seorang gadis yang kuyakini sebagai gadis berharga baginya. Gadis yang paling Jimin ingin lindungi disaat seorang gadis lain mati-matian mempertahankan keperawanannya yang hampir saja hilang. Gadis bodoh yang mencintai brengsek seperti dia. Gadis bodoh yang terlalu dibutakan cinta, hingga ia tak sadar kalau selama ini pria yang dicintai nya lah yang berusaha merusak dirinya. Dan gadis bodoh itu adalah aku. Ahn Yoora." Yoora langsung menyambar perkataan Hoseok. Ia sudah benar-benar membenci Park Jimin. Sekarang ia tahu siapa yang telah menjualnya dulu.
Dulu ia pergi meninggalkan Jimin karena pria itu menghianatinya dan tak menolongnya saat akan diperkosa oleh para pria hidung belang itu. Juga dulu ia membenci Jimin karena pria itu membiarkan dia pergi, pria itu bahkan tak menahannya dan meminta agar Yoora tetap disisinya serta menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tsk. Tentu saja dulu Jimin tidak menahan Yoora, karena itu yang Jimin inginkan. Jimin ingin Yoora pergi dari hidupnya. Sekarang alasannya untuk tetap membenci Jimin semakin kuat.
"Cih. Bahkan aku sekarang masih saja bodoh. Bodoh karena menangisi bajingan itu. Hiks.... Hiks"
Runtuh. Benteng itu sudah runtuh tak tersisa. Luka yang ada di dalamnya kembali menganga. Bahkan terasa lebih sakit dari sebelumnya. Yang Yoora rasakan saat ini hanyalah penghianatan, kemarahan, sakit yang bertubi-tubi.
Hoseok yang melihatnya semakin prihatin. Ia tau jika selama ini Yoora masih menyukai Jimin, namun rasa itu terbentengi oleh rasa benci dan marah yang sangat kuat. Dan sekarang, setelah ini, akan menjadi semakin kuat.
Yang Hoseok harapkan bukanlah Yoora yang akan kembali pada Jimin, tapi akan datang orang lain yang membuat keduanya merasakan kembali apa itu cinta, merasakan kembali bagaimana itu melindungi dan dilindungi orang yang amat kita sayangi.
Hoseok yakin jika Yoora ataupun Jimin akan bahagia tanpa harus bersama. Dan itu juga akan menyakiti perasaan mereka satu sama lain.
"Aku tau ini berat. Mian. Membuatmu kembali merasa sakit setelah bersusah payah bangkit dan berjalan kedepan."
Hoseok mengelus punggung Yoora. Mencoba memberikan kehangatan kepada gadis yang kini tengah terisak pilu dihadapannya. Toh. Jika Hoseok memeluk Yoora, terasa percuma, karena yang gadis itu butuhkan sekarang hanyalah waktu. Waktu untuk sendiri. Waktu untuk menjernihkan kembali pikirannya.
"Gwenchana...kau tidak salah. Malahan aku yang berterima kasih padamu karena kau memberitahu semua kebenaran ini , Hoseok~a."
Yoora tersenyum. Sama seperti biasa, senyum manis yang mengisyaratkan kesakitan dan kepedihan mendalam, senyuman yang hanya Hoseok yang tahu maksudnya.
"Eoh. Aku pergi dulu. Aku lupa jika hari ini ada jadwal konsul beberapa pasien. Anyeong."
Yoora berlari meninggalkan Hoseok sambil melambaikan tangannya."Kau terlalu lelah untuk tetap kuat Yoora~ya."
Hoseok hanya berguman pada dirinya sendiri. Kemudian melanjutkan pekerjaannya yang lain......................
"Hiks.....hiks.....hiks...."
Terasa memilukan mendengar tangisan pilu gadis ini. Ahn Yoora. Setelah berlalu meninggalkan Hoseok di kantin, Yoora tidak kembali ke ruangannya, karena sebenarnya hari ini jadwalnya kosong. Kini, Yoora sedang berada di rooftop rumah sakit. Mengeluarkan seluruh isakan yang sedari tadi ia tahan.
Yoora tak peduli panasnya matahari siang ini. Yang bisa ia lakukan hanyalah mengeluarkan semuanya sekarang.
"Sial! SIALAN KAU!"
Yoora berteriak sekeras mungkin, ia tidak peduli. Toh bahkan juga tidak ada yang mendengarnya. Tak ada orang lain selain dia di sini. Jadi ia bebas melakukan apapun."Sialan....hiks....kau....hiks...kau....hiks....brengsek....bajingan.....hiks"
"WAE???? KENAPA KAU MELAKUKANNYA?"
"TAK BISAKAH KAU LIHAT KETULUSAN GADIS BODOH INI?"
"SETIDAKNYA KAU JUGA HARUS LIHAT KE BELAKANG!! DI BELAKANG MU ADA GADIS RAPUH YANG BERUSAHA KUAT!!"
"GADIS BODOH NAN RAPUH YANG AMAT TERLUKA!!!"
"TAPI KAU TAU???? MESKIPUN BEGITU, TANPA KAU SADARI GADIS ITU AKAN SELALU SIAP MENJADI PENOPANGMU DI SAAT KAU TAK BISA BANGKIT LAGI!!"
"TAPI SEKARANG, TIDAK!!! IA TIDAK AKAN MENJADI GADIS BODOH LAGI, KAU DENGAR ITU?"
Yoora mengeluarkan semua isi hatinya sampai ia tak mampu berdiri atau sekedar untuk mencari tempat duduk. Yang Yoora lakukan kini hanyalah terduduk lemah di lantai sambil menangis. Bebannya terlalu berat. Ia benar-benar sudah tak sanggup.
Semua ketulusannya selama ini hanya dianggap lelucuan dan malah dipermainkan seperti ini. Kini ia terlalu takut untuk kembali percaya pada siapa pun.
"Sudah selesai berteriak nona?? Tak sadarkah kau baru mengganggu tidur nyenyakku?"
Diam.
Seketika Yoora terdiam. Suara itu. Ia kenal suara itu. Suara berat itu . Ia yakin tak salah.
Kemudian Yoora membalikkan badannya untuk melihat siapa pemilik suara raspy itu. Deg.
"Kau?!?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC
Nah aku udah double update ya....
Part ini aku sengaja buat khusus untuk ngasih tau perannya Jimin.
Kasihan si Yoora, di hianatin ama si Jimin. Part ini juga masih melow melow.Sorry klo masih ada typo yang bertebaran....
Jangan lupa vomment ya chingu <3
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET|| MYG [Completed✔]
FanfictionFORELSKET : Ketika Kata Tak Mampu Menyampaikan Rasa Cast : - Ahn Yoora - Jung Hyeri - Min Yoongi - Park Jimin Suport Cast : find by yourself -- Takdir. Tidak ada yang tau akhir dari skenarionya. Awalnya sama-sama terluka karena "c...