Seminggu sudah Anisa bekerja, 3 minggu lagi gajian membuatnya makin giat melayani pasien-pasien di Departemen Penyakit Dalam bagian Bedah Dada. Berhubung hanya dia yang usianya kisaran 20, maka dia yang ditugaskan mengurus bagian bayi hingga anak-anak.
Perawat disini kebanyakan sudah S2, jadi tidak heran usianya diatas 30. Dan tebak siapa yang paling ngenes kalau lembur? A..Ni..Sa.. Dia tidak dapat pesan 'fighting' ala drama Korea, atau 'ganbatte' ala anime Jepang, atau setidaknya 'cemungud ayang' ala ABG labil lagi kasmaran.
Oke, yang terakhir agak lebay. Tapi lebih baik daripada 'kartu anda memasuki masa tenggang, ayo isi ulang' khas operator.
Tak lupa dengan tujuannya merantau ke Solo, Anisa masih mengumpulkan bukti lebih banyak lagi untuk membersihkan nama baik kakeknya. Terlebih informasi dari orang di sekitarnya mengatakan bahwa Galan salah satu orang yang terkait. Entah keterkaitan dalam bentuk apa. Anisa akan mencarinya.
Dari mbak Dea, sebutnya, Anisa mendapat informasi bahwa suaminya mbak Dea, mas Rio adalah teman karibnya Galan. Dan mas Rio adalah salah satu manager di kantor perpajakan kota Solo. Sangsi kiranya kalau mas Rio tidak tau tentang kasus kakeknya Anisa.
...
Kebiasaan Anisa yang kadang menguntungkan, kadang juga ceroboh yaitu selalu menyalakan lokasi via GPSnya. Memang dia mem-private Instagramnya, mem-only-friends facebooknya, tapi tetap saja. Dia ini lagi dikejar dept collector yang siap menculiknya kapan saja.
Ditambah fakta miris lainnya, dept collector yang mengejar Anisa selalu bekerja dibawah tangan, tak tau siapa dia. Mungkin saja salah satu dokter di sini? Atau satpam? Atau OB? Atau ibu ibu kantin fansnya Galan? Tak tau.
Daripada digantung rasa penasaran, Anisa memberanikan diri ingin bertemu mas Rio. Dia sudah buat perjanjian dengan mbak Dea untuk mempertemukan mas Rio dengannya selepas shift pagi (jam makan siang). Bukan Anisa Alga namanya bila tak cukup cerdik. Peralatan khas mata-mata seperti pulpen perekam sudah disiapkannya.
Miris melihat mbak Dea dan mas Rio begitu mesra, Anisa hanya nunduk nyakarin meja kaca. Okeh, yang terakhir itu bohong.
"Mau pesan apa Anisa?" tanya mbak Dea.
"Teh madu aja mbak, aku nda usah makan siang disini.." jawab Anisa canggung dan garing abis.
"Kenapa? Nda lapar toh, apa nda enak ada Rio?" salut deh ama keponya Mbak Dea.
"Aku belum gajian mbak" jawaban Anisa sebagai pamugkas akhirnya terlontar juga.
Keduanya tertawa, Anisa memang luarnya nampak perfectionis, tapi jiwanya masih childish dan innocent. "Aku yang traktir kok, ayo pesan apa aja yang kamu mau, ge..ra..tis..ss..ss" bisik mbak Dea di sampingku, sambil cekikikan lagi dengan suaminya.
'Ddrt..drt..'
"Halo, kenapa Lan?"
..
"Oh, iya, aku lagi di restoran sini kenapa?"
..
"Iya, ada Anisa. Mau aku jodohin ya kamu?"
..
"ow, Galan yang dulu udah kemana ya?"
..
"eum..aku..atuttt.. hahahaha"
Benar dugaan Anisa, Galan dan mas Rio berteman dekat, dan ada kemungkinan mereka terlibat. Setelah berbincang-bincang, akhirnya Anisa setuju sore hari ini, dia akan ke tempat yang dimaksud mas Rio.
Disisi lain, Galan lagi heboh-hebohnya mendapati fakta bahwa Anisa kini juga ikut mencari bukti bahwa kakeknya tidak bersalah, dengan menemui Rio. Si penjilat bermulut manis. Galan berkhianat dengan sahabatnya? Tidak, siapa yang bilang Rio sahabatnya, ia hanya bermitra dengan Rio. Bukannya untuk menangkap maling kamu harus menjadi malingnya juga?
Di meja kerja kebesarannya yang menampilkan data vital seluruh pasien di bagian bedah dada tak lebih menarik dibanding layar yang menampilkan posisi Anisa melalui GPS. 'Gadis bodoh' rutuk Galan dalam hati.
Bergegas ia mengambil kunci mobil karena di luar hujan deras, memakai jaket hoodie dan topi. Tepat saat sampai, gadis itu basah kuyup mencoba berteduh di halte. Sekian jam, dan posisi gadis itu tak berubah. Layar GPSnya menunjukkan perubahan, ada pergerakan diantara salah satu komplotan Rio, dan itu arahnya mendekat pada.. Anisa.. shit..!
Guyuran hujan tak Galan pedulikan lagi. Ia berjalan dengan langkah lebar menuju Anisa, menarik tangan gadis itu, meraih tengkuknya, lalu mengecup bibirnya. Hanya mengecup, tak lebih. Pelukan Galan semakin erat terlebih saat dirasanya ada sesuatu yang perih mengalir dari perut bawahya. Untung saja dia tidak berteriak.
Masih tetap bungkam, Galan menarik Anisa menuju mobilnya, dan melaju menuju apartemen kakaknya Galan, Tasya.
"Follow me" skuadron angin seolah meniupkan topan kepada lawan bicaranya.
Anisa masih terlalu shock untuk sekedar menanggapi pria ini. Apa maksud semua ini coba. Hanya sampai situ kebingungan Anisa, karena selebihnya hanya bayangan hitam yang ditampilkan matanya pada otaknya.
Bagus, Galan tak perlu mengkhawatirkan penyamarannya. Gadis itu pingsan. Sekarang ia hanya perlu fokus mengurus lukanya. Tak begitu sulit, pelatihan militernya sudah cukup memberinya pelajaran mengobati luka sendiri.
Jangan tanyakan kemana ia pergi setelah menyelesaikan pendidikan dokternya. Ia sudah berdedikasi dari awal untuk menjadi dokter di militer dan memperkuatnya dengan tambahan skill kemiliteran.
Baju gadis itu? Ah, masalah baru saja Galan ukir diatas batu, cara menghapusnya yaitu hanya dengan menghancurkan batu itu. Matilah dia, kalau sampai Tasya tau, mungkin besoknya dia sudah jadi sambalado untuk menu makan siang bersama keluarga.
..
Rasa-rasanya semenjak Galan masih SMA sampai sekarang, dia belum pernah merasakan ke-horroran dari film horror. Kenapa? Bukan karena hormon adrenalin dan jiwa petualangnya lagi subur makmur jaya abadi, tapi karena Galan menonton dengan segerombolan kawan somplaknya di home theater miliknya hanya dengan menggunakan boxer. Bukannya suasana horor, yang ada malah komedi lawakan.
Intinya gak ada yang lebih serem daripada liat kakak cewek lo, datang subuh-subuh, masuk rumah, dan yang ada hanya kamu topless, bra 38D di dekat pintu masuk, dan seorang cewek basah kuyup, sambil bilang "NIKAHI DI..A..!!!!"
Please kalau ada casting film horror, pilih Tasya, tanpa di casting pun produser pasti akan langsung setuju saat melihatnya berekspresi seperti tadi.
Tanpa pandang bulu, Galan di jewer, kedua telinganya ditarik, ke kamar mandi. Sebut ini penganiayaan, tapi ini bisa juga disebut lawakan. Tasya tak manusiawi lagi kalau marah, sabun L*X yang kemarin baru ia beli, sekarang ditumpahkan dari ujung rambut ke ujung kaki Galan. Jangan tanya bagaimana luka tusukan tadi malam. Pedis. Sadis.
...
Di lain sisi, Anisa terbangun di ruang tamu -yang tak ia ketahui dimana dengan badan yang meriang. Dengan GPS ia mencari dimana ia berada, karena ia pikir, tak ada orang disini. Setelah beruluk salam, muncullah Tasya. Tasya membawa baju ganti untuknya, setelah berterima kasih, ia segera pulang, karena pagi ini ia harus bekerja. Tanpa sadar akan apa yang sudah terjadi padanya tadi malam, Anisa berlalu.
..
Setelah memasang muka manis beberapa saat, kembali lagi ekspesi horror Tasya. Galan sudah menduga ini, kalau bukan sambalado, sambal teri dia hari ini.
"Enak ya tadi malam, bobok sama cewek? Mau nanti bobok sama mbak?! Mbak kan juga CEWEK..!" Pertanyaan demi pertayaan retoris terlontar dari bibir mungil Tasya.
Galan sudah duduk bersimpuh dengan dua lutut di lantai dan dua tangan diatas lututnya, kepalanya menunduk. Sudah sejak SMA Galan dididik oleh kakaknya langsung. Mereka terpaut 7 tahun. Kakaknya sudah menikah, tapi suaminya dipanggil sang Ilahi, sehingga ia memutuskan untuk tidak menikah lagi.
Cukup, Galan ingin kabur secepatnya dari kakak terunyunya. Dengan serampangan ia mengambil kemeja dan celana panjang. Ia melajukan mobilnya ke rumah sakit.
Selama jalan menuju ruangannya, tak satu pasang pun mata yang tak menoleh sekedar untuk melihatnya. Ia dikenal sebagai dokter yang berkharisma, penuh wibawa, dan tampan.
Tapi kali ini apa? Kemeja hijau awut-awutan yang kancingnya tak tertutup seluruhnya, kerahnya naik. Celananya? Ia patut bersyukur tak lupa me-resleting celana denim-nya. Rambutnya bau L*X warna ungu milik Tasya. Oh..shit..What the hell....!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me
General FictionAlgalan Zahir 1,2M followers. Itu yang ku baca di profil instagramnya. Ah, unfoll aja deh, lagian kehilangan 1 follower gak akan nge-ubah 1,2M nya kan? -Anisa Alga- Cewek sialan, kalau kamu unfoll, nge-stalk kamunya gimana? I'll block you, totally b...