Jas putihnya ia tinggalkan, membiarkannya memeluk kursi kebesarannya. Kini ia hanya menggunakan kemeja hijau yang lengannya digulung hingga siku. Keren..! Colok mata orang yang mengatakan makhluk satu ini tidak menarik.
"Heh..kamu..ganggang..sini," ucapnya seraya membolak balik kertas data pasien di resepsionis bagian departemen penyakit dalam. Tidak, ia tidak membentak, hanya saja skuadron angin yang lewat saat ia bicara bagai meniupkan topan ke lawan bicaranya.
"Eung..saya pak?" tanya gadis itu sambil menengok kanan kirinya. Tak nampak raut takut di wajahnya. Jika pria itu bagai meniupkan topan, maka gadis ini seolah siap mendatangkan gelombang.
"Setau saya, satu satunya perawat disini yang bernama ganggang cuma satu, ka..mu.." jawabnya penuh penekanan sembari menunjuk tepat di depan hidung tak seberapa mancung gadis itu.
"Kamu terlambat," bukan pertanyaan, bukan, ini pernyataan yang justru bisa langsung meng-skakmatt Anisa.
"Maaf pak, tadi..eng tadi..kacamata saya ketinggalan, jadi saya ambil balik. Pas..ss.. sampai di jalan Merdeka ada pasukan pengantar jemaah haji. Jalanan lumpuh total pak. Terus rok saya nyang..kut," baru kali ini argumen gadis -yang kegiatan kuliahnya aktif bersosialisasi tentang retorika itu terbata-bata.
"Saya tidak bertanya," cukup sudah. Dokter somplak satu ini sudah bosan hidup di depan Anisa rupanya.
Bunyi gemeletuk gigi Anisa sudah mirip popcorn yang digoreng.
Tak tahan menahan gatal ditangannya, ingin sekali ia menonjok hidung pria didepannya. Belum sempat tangannya mendarat, sejurus kemudian malah Anisa yang merasakan pusing teramat sangat pada kepalanya, dan dunia menjadi gelap baginya.
"Sudah bangun, hem? Kenapa sayang, uuh... takut ya," menjijikkan. Setidaknya begitu yang ada di pikiran Anisa untuk sesaat ini.
Apa yang ia lihat kini sungguh haram baginya, dada bidang tanpa penghalang, dan dirinya ada di bawah dada itu hanya dengan selembar kain awut awutan. Sekilas ia perhatikan, dia di ruangan yang belum pernah ia datangi, tempat kedap suara dan matanya berusaha mengoyak temaram yang menghalangi pandangannya menuju wajah pria ini. Algalan.
"Tak kusangka, gadis yang aku cintai sejak mulai belajar membaca, malah coba menghancurkanku perlahan. Tapi tunggu dulu, tunggu sampai aku yang menghancurkanmu dulu kali ini," ucapnya sedikit mencondongkan wajahnya kesamping menuju ke teligaku.
Terasa hembusan hangat disana, "ayo menikah" itu yang ditangkap oleh indra pendengar Anisa, semoga bukan kesalahan teknis atau hanya igauan otaknya semata

KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Me
General FictionAlgalan Zahir 1,2M followers. Itu yang ku baca di profil instagramnya. Ah, unfoll aja deh, lagian kehilangan 1 follower gak akan nge-ubah 1,2M nya kan? -Anisa Alga- Cewek sialan, kalau kamu unfoll, nge-stalk kamunya gimana? I'll block you, totally b...