Hutan Kayu Api, Tahun 254 Era Awal.
Malam itu begitu dingin, dan begitu menyakitkan bagi Kapten Zikra.
Sudah tiga hari ia terbaring di dalam kereta kuda, meronta-ronta dan merintih kesakitan. Seluruh tubuhnya sudah terlalu lelah untuk menahan gejolak di perutnya. Air mata mengalir dari matanya yang secoklat kayu bakar, keringat membasahi wajahnya yang berkulit terang. Perawakannya yang sedikit gempal biasanya berdiri dengan gagah, namun sekarang ia hanya bisa meringkuk di pojok kereta. Zikra hanya berharap rasa sakitnya segera hilang dan bisa kembali menjalankan tugasnya. Namun ia sadar, perjalanan menuju Slumber Woods masih panjang. Kereta kuda yang ditumpangi tidak berjendela, sehingga sesekali ia harus membuka tirai dan bertanya pada Herd - kusir sekaligus pengawal yang mengantarkannya.
"Masih berapa lama lagi untuk sampai Slumber Woods?"
Dan sang kusir hanya berkata. "Sebentar lagi,kapten. Bertahanlah beberapa saat lagi."
Bohong kau, pikirnya. Ia memiliki rumah di sana. Tentu saja ia tahu betul perjalanan dari Benteng Cloveries menuju Slumber Woods memakan waktu minimal lima hari, itu pun kalau menggunakan kuda sendiri dan tak ada hambatan sama sekali seperti badai atau kuda yang sakit. Dan tidak mungkin memacu seekor kuda untuk berlari terus-menerus membawa dua orang, satu kereta, dan beberapa karung persediaan makan.
Kapten muda itu masih meringkuk, berusaha memberikan tekanan ke perutnya agar rasa sakitnya hilang. Tetapi semua usahanya dirasa sia-sia, karena rasa sakit itu akan kembali dan terus bertambah.
"Apa kita sudah bertemu Sungai Rhodes?" Tanyanya lagi.
"Sudah, kapten. Kita sedang menyusurinya ke selatan sekitar seratus mil lagi."
Herd terus memacu kudanya menyusuri Hutan Kayu Api. Sesekali laju kudanya mulai melambat mengisyaratkan ia mulai letih. Saat itulah mereka mulai beristirahat hingga fajar. Herd berusaha untuk tidak tidur,meskipun tubuhnya tidak berkata demikian. Ia tahu mata lapar binatang buas selalu menantikan daging santapan mereka lengah. Sesekali ia harus menghujani semak dan bukit dengan panah berapi untuk menakuti mereka. Herd tetaplah salah satu pemanah terbaik di divisi 8 yang dikapteni Zikra, meskipun kantung matanya sudah menghitam karena ia dua hari tidak tidur. Di saat matahari mulai terbit, mereka akan kembali melanjutkan perjalanan. Saat itulah Zikra mengambil alih kereta kuda selama beberapa jam untuk membiarkan Herd tidur. Meskipun rasa sakit di perutnya masih mencengkram, tapi ia terus memacu kudanya. Herd sudah berkali-kali menolak untuk diganti, tetapi Zikra hanya menunjuk kudanya berkata.
"Ia tidak akan sampai di Slumber Woods kalau menarik dua orang sakit."
-OO-
Mereka pun tiba di Slumber Woods pada hari kedelapan perjalanan mereka, sesuai perkiraan Zikra. Mereka segera menuju rumah Zikra yang terletak di pinggiran barat Slumber Woods. Di sana telah menunggu dua pelayan setia mereka, Kuvrech dan Lysette. Kuvrech adalah seorang elf hijau yang mengungsi dari pemberontakan budak di tanah kelahirannya Kerajaan Chariotre. Sedangkan istrinya Lysette, tidak ada yang tahu asal-usulnya, tetapi kabarnya ia adalah salah satu budak yang dibebaskan orang tua asuh Zikra belasan tahun lalu.
Zikra turun dengan dipapah oleh Herd. Mereka berdua menundukkan badan menyambut tuan muda mereka.
"Kami sudah menerima surat anda, tuanku. Kami turut berduka atas penyakit yang anda derita."
"Terima kasih atas perhatiannya. Ini Herd, kusir sekaligus pengawalku selama beberapa hari di sini. Herd, ini Kuvrech, seorang pandai besi dan tukang kebun yang tangkas. Dan ini Lysette, koki dan pembersih yang handal." Zikra berusaha memperkenalkan mereka satu sama lain. Disusul oleh mereka saling bertukar senyuman dan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Prince - Embracing Darkness
FantasySeorang raja sibuk mengurus kerajaan di usianya yang masih muda. Seorang pangeran mencari kakaknya yang dituduh telah membunuh ayahnya. Seorang duke menghimpun kekuatan demi merebut tahta. Seorang kaisar memiliki mimpi lebih besar. Seorang k...