Lorenville – Ibukota Wilayah Upper Dragaine, tahun 255 era awal.
Seminggu ini adalah hari-hari sibuk di Upper Dragaine. Menyusul kemenangan telak lima hari yang lalu atas pasukan kerajaan di Lautan Pemisah – lautan sempit yang memisahkan Upper Dragaine dengan Durginham Forest, kali ini kastil kedatangan tamu kehormatan. Clementine Gardner baru saja menerima surat itu, ia segera berjalan dengan sedikit cepat menuju ke tempat rajanya berada.
Di sana adalah ruangan yang luas, tetapi banyaknya perabotan dan penataan yang kurang baik membuatnya terlihat agak sesak. Di tengah ruangan terdapat meja yang cukup besar dengan peta dataran Firsvera terpampang di atasnya. Dengan beberapa pion-pion tertata rapi di atas peta itu, menggambarkan pergerakan dan posisi pasukan Upper Dragaine saat ini. Salah satunya terdapat pion kecil bergambar bintang, menggambarkan pergerakan pasukan yang dipimpin Sir Antoine Gardner – adik tertua Clementine yang sedang bergerak menuju Slumber Woods yang lebih memilih mempertahankan sumpah setianya pada kerajaan. Ada juga pion lain yang sudah hampir mendekati pelabuhan Durginham Forest, dipimpin oleh Pangeran Garvin – ahli waris Upper Dragaine setelah kemenangan briliannya di Lautan Pemisah.
Raja Florette berdiri tegap di dalam ruangan itu, kedua tangannya bersandar pada meja di depannya. Seorang pria gagah berumur empat puluhan, ia mengenakan jas kulit dengan jubah biru tergerai di punggungnya. Mahkotanya hanya berbahan perak sederhana, tidak semewah dan seanggun yang digunakan Durginham. Matanya terus memperhatikan peta strategi yang terpampang di hadapannya, sesekali menggerakkan beberapa pion yang masih terletak di wilayah Upper Dragaine. Tak lama ia menyadari kehadiran Clementine, kemudian menoleh ke arahnya. "Tidak bisakah urusanmu menunggu hingga besok? Di saat perang ini kita butuh istirahat cukup."
"Saya kembalikan pernyataan itu pada anda sendiri, yang mulia." Clementine berjalan mendekati meja. "Anda seharusnya beristirahat."
Raja Florette masih memerhatikan peta strategi, sedikit kekhawatiran tergambar di wajah kotaknya. "Perang ini baru saja dimulai."
"Kemenangan besar di Laut Pemisah. Permulaan yang luar biasa, yang mulia." Clementine berusaha menghibur rajanya.
"Satu kemenangan tidak membuatku berjaya, kawanku." Sang raja mencoba menggerakan salah satu pionnya, namun ia segera mengembalikannya sambil menghela napas. "Ingatkan aku, Clementine, berapa pasukan yang kita miliki?"
"Empat puluh lima ribu, yang mulia. Para tuan tanah di seluruh Upper Dragaine dengan senang hati mendukung perang ini."
Raja Florette mengernyitkan dahinya, membuat wajahnya tampak jauh lebih berkeriput dari pria seumurannya. "Itu tidak akan cukup. Durginham memiliki dua puluh dua ribu pasukan. Belum ditambah dengan lima belas ribu pasukan Raggedlands, enam ribu dari perbukitan barat, serta sepuluh ribu lainnya masing-masing dari Elderwood dan Slumber Woods. Kita bahkan belum tahu wilayah mana lagi yang akan berpartisipasi dalam perang ini. Untuk memukul mundur armada Durginham, kita perlu gerakan yang lebih masif."
"Saya setuju, yang mulia. Tetapi saya rasa hanya anda yang bisa memimpin pergerakan masif itu." Clementine Gardner mengambil satu-satunya pion berbentuk mahkota yang masih terletak di Lorenville, lalu mengambil pion lain yang tersebar di seluruh wilayah Upper Dragaine. Kemudian ia meletakkan semuanya untuk mengepung Scepter. "Sudah saatnya anda turun ke medan perang. Tundukkan kastil yang telah kokoh ratusan tahun itu, rebut mahkota juga tahta dari bocah Durginham itu."
"Bocah yang kamu bilang itu masih tetap raja Firsvera. Tiap penjilat itu pasti akan menaikkan bendera cepat atau lambat, dan semakin banyak Durginham mendapat bala bantuan, perang ini akan semakin mustahil kita menangkan. Bagaimana mungkin aku akan tinggal diam saat seorang bocah duduk dengan manja di tahta dan memeras kerajaanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Prince - Embracing Darkness
FantasiSeorang raja sibuk mengurus kerajaan di usianya yang masih muda. Seorang pangeran mencari kakaknya yang dituduh telah membunuh ayahnya. Seorang duke menghimpun kekuatan demi merebut tahta. Seorang kaisar memiliki mimpi lebih besar. Seorang k...