Part 1 Awal untuk satu tujuan

309 11 1
                                    

Warning
****
Banyak typo bertebaran dan kalimat ejaan yang masih berantakan ,mohon pengertiannya.
vote & komen , baik itu kritik ataupun masukan untuk saya .
Thanks :D

***

Walaupun berat,Tiyah tetap Harus mengambil keputusan. Entah ini pilihan yang benar atau tidak, tapi Tiyah berdoa semoga ini keputusan yang benar dan diridhai Allah.

Dalam perjalanan pulang ke kampung halaman rumahnya,tak henti - hentinya Tiyah menangis. Meratapi kisah cintanya harus berakhir sampai disini. Padahal sudah lama Tiyah menjalin hubungan pacaran dengan kekasihnya Amar selama tujuh tahun. Tapi sekarang Tiyah harus merelakan bahwa mungkin kita memang ditakdirkan tidak berjodoh.

Sambil terus meratapi nasibnya dan beristighfar dalam hatinya, semoga Tiyah Bisa menerima pernikahan dadakan ini.
Sebenarnya Andai saja Tiyah waktu itu mau menerima lamaran Mas Amar lebih cepat pasti kejadiannya tidak seperti ini.
Tiyah selalu bilang kalau ia masih ingin berkarir dengan pekerjaannya, nanti kalau Tiyah sudah siap pasti Tiyah terima lamarannya Mas Amar.

Amar hanya bisa pasrah setelah mendengar jawaban dari sang kekasih. Padahal Amar sudah sangat siap dan matang untuk menjalin hubungan selanjutnya ke jenjang pernikahan.

Masih terus menangis,Tiyah berdoa semoga Mas Amar mau memaafkan keputusan yang Tiyah pilih. Dan semoga Mas Amar bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari pada dirinya.
Tiyah memang tidak berpamitan secara langsung dengan Mas Amar,karena Tiyah mungkin tidak akan sanggup untuk memberitahukannya.
Hanya lewat sebuah suratlah Tiyah menyatakan bahwa Tiyah akan segera menikah,sekaligus permintaan maafnya. Surat itu di  titipkan ke adiknya mas Amar.

****
Dua hari sebelumnya di rumah Tiyah

"Jadi apa yang membawamu kemari anak muda ?
Saya ingin mempersunting Tiyah Putri pak Adi .
"Nama kamu siapa anak muda, apakah kamu mengenal anak saya Tiyah?
Nama saya Hasan pak, dan saya pernah bertemu dengan anak bapak Tiyah ketika kami sama-sama PKL .
"Kenapa kamu ingin mempersunting Tiyah anak saya untuk menjadi istrimu  , apa kalian berpacaran?
"Di usia saya yang sudah cukup matang, saya ingin memiliki istri untuk pendamping hidup saya, dan menurut saya Tiyah adalah orang yang tepat.

"Saya mungkin tidak bisa memberikan kemewahan untuk hidupnya Putri bapak Tiyah, tetapi saya akan berusaha untuk membahagiakannya.
Saya akan memboyong Tiyah ke Kalimantan,karena rumah saya disana dan saya akan  memulai usaha untuk kelangsungan hidup kami nantinya.
"Baiklah,saya terima pinangan nak Hasan, lima hari yang akan datang kita sudah bisa melaksanakan acara pernikahan nya.

"Terima kasih pak Adi, saya dan rombongan keluarga saya akan kembali kesini untuk melakukan lamaran resmi dua hari sebelum acara dimulai.
Kalau begitu, saya pamit undur diri pak Adi .
"Ya , silahkan nak Hasan , hati-hati diperjalanan pulang.

Setelah kepulangannya dari rumah Tiyah, Hasan mendesah dan beristigfar semoga ini jalan yang terbaik diambilnya.
Sebelumnya Hasan tidak ada niatan sama sekali untuk menikahi Tiyah, terlebih sudah lama sekali Hasan dan Tiyah tidak berjumpa.
Akankah  nasib Rumah tangganya akan berjalan dengan baik kedepannya?
Memikirkan itu saja membuat Hasan menghela nafas berat. Karena Hasan memiliki alasan tersendiri untuk menikahi anaknya pak Adi, Tiyah Putri ke tiga dari empat bersaudara yang akan segera menjadi istrinya.

Sudden MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang