Part 8: Fahri With Kevin

7.9K 435 16
                                    

Kevin Alfatah. Dulu sosok pemilik nama itu begitu dipuja-puja oleh Fahri. Tapi semenjak kejadian Kevin memaki-makinya di kamar, Fahri sudah berniat untuk tak mengidolakan artis yang ia cap manusia angkuh itu. Sekuat mungkin dirinya berusaha tak menyukai apapun yang berhubungan dengan Kevin. Dan jika difikir lagi, Fahri adalah lelaki, kenapa ia malah begitu tergila-gila pada sosok Kevin. Apa karena dia artis? Rasanya bukan karena itu. Tentu saja diluar sana masih banyak artis wanita yang cantik menawan tapi kenapa Fahri malah kepincut pada Kevin. Fahri sering menyadari akan hal itu, sayangnya ia enggan memikirkanya. Karena jika memikirkan hal itu, lagi-lagi ia harus bertarung hebat melawan hati-nya sendiri.

Disebuah Kamar di Harris Resort Kuta Beach. Dera baru saja memasukan barang-barang Kevin kedalam koper besarnya. Sedangkan Bang Joe dan Alex nampak sibuk merapihkan barang-nya masing-masing dikamar yang berbeda.

Kevin duduk di sofa, bukan tengah menontoni Dera beres-beres. Melainkan tengah asyik membaca beberapa mentions dari para followers-nya di twitter. Tiba-tiba menu twitter berganti dengan tampilan sebuah panggilan masuk. Dan itu dari Oma. Buru-buru Kevin menjawab panggilan tersebut.

"Hallo. Iya Oma! Ada apa?" Ucap Kevin lebih dulu.

"Hallo, Vin. Kamu jadi kan hari ini pulang!" Tanya Oma di ujung sana. Oma memang hafal, hari ini adalah kepulangan cucu-nya keJakarta setelah menikmati seminggu liburan di Bali.

"Ia, Oma. Kenapa?" Ucap Kevin heran

"Bisa kan sebelum jam makan siang sudah dirumah! Kita makan siang bersama. Ini loh, kita kedatangan tamu istimewa"

"Tamu istimewa? Siapa Ya Oma?"

"Renata Ayudia. Kamu masih inget dia? Ituloh temen smp-mu dulu. Putrinya Ibu Anissa"

Kevin diam sejenak untuk memutar otak-nya. Menyaring nama Renata dari para Renata yang ada didaftar nama yang ia kenal. Dan memang hanya satu Renata yang Kevin kenal. Dan itu adalah Renata Ayudia.

"Ia Oma. Ingat!" Ucap Kevin setelah sadar dengan nama yang Oma maksud tadi.

"Dia baru menyelesaikan kuliah-nya di Belanda. Oma sudah bilang kalau siang ini kamu akan kembali ke Jakarta dan bisa makan siang bersama!"

"Tapi Oma..."

"Vin. Oma sudah janji pada Ibu Anissa. Jangan kecewakan Oma. Oma tunggu!"

Tuutt....

Panggilan berakhir. Kevin mengkerutkan keningnya. Tanda ia sangat kecewa dengan sikap Oma-nya yang selalu menuntut dirinya untuk mengikuti semua keinginan Oma. Namun percuma saja, saat berada didepan Oma, segala bentuk kekecewaan Kevin tak berarti. Apalagi sekarang ketika Oma tak melihatnya. Lagi-lagi Kevin harus menikmati hidupnya sebagai cucu pembalas budi.

**

Kini Toples Dodol Mak Isah harus kembali masuk kedalam koper bersama dengan oleh-oleh yang dibeli Fahri semalam. Entah apa yang harus dikatakan Fahri pada Mak Isah saat ia harus menyerahkan toples itu kembali.

"Ri. Kita ke Lobi duluan ya!" Suara Bayu mengaggetkan Fahri. Fahri menoleh kearah Bayu dan Sutan yang sudah selesai membereskan barang-barangnya dan kini sudah siap untuk bergegas menuju lobi, berkumpul dengan yang lain.

"Ia. Duluan aja. Nanti aku nyusul belakangan!" Ucap Fahri. Lalu ia mempercepat memasukan barang-barung yang belum dilahap oleh koper besar-nya.

Saat Bayu dan Sutan sudah keluar dari kamar. Suasana hening benar-benar terasa. Kamar ini begitu hampa, sama sepertinya hatinya sekarang. Memang sekarang Fahri nampak seperti anak yang kekurangan gizi. Mukanya pucat karena kurang tidur. Tubuhnya begitu terlihat lemas. Mungkin sekali disentil oleh Kak Dera saja dirinya langsung jatuh. Ahh kenapa sekarang Fahri malah begitu rapuh. Ia menggerutu pada dirinya sendiri. Jangan sampai Kevin membuat dirinya seperti ini.

THE STARLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang