Part 12: What Is Love?

8K 435 10
                                    

Disebuah kafe yang terletak berada dijantung ibukota. Seorang gadis masih duduk seorang diri dengan terus memasang senyum. Tak ada yang tau jika senyuman itu sebenarnya topeng untuk menutupi kegelisahanya. Sudah beberapa kali ia terus menatap kearah pintu masuk, berharap orang yang ia tunggu segera menampakan batang hidung-nya. Tapi, dua jam sudah semenajak gadis itu tiba, lelaki yang ia tunggu belum juga datang.

Gadis itu mulai putus asa. Orange Juice yang sudah duakali isi, kali ini hampir habis, ia melirik ponsel yang ada dimeja. Diraihnya ponsel berwarna gold dengan logo apel bekas gigitan di belakang-nya. Tak ada satupun pesan yang ia kirimkan dijawab oleh lelaki itu.

"Permisi.. Apa sudah mau pesan makanan Mbak?" Seorang Pelayan kembali menghampiri Renata yang duduk seorang diri.

"Maaf Mass.. Tunggu sebentar lagi ya. Saya Cuma minta Orange Juice nya satu lagi!"

"Baik Mbak..."

Pelayan berambut keriting itu berlalu meninggalkan Renata. Sebetulnya Pelayan itu merasa iba pada Renata. Fikirnya, lelaki mana yang tega membiarkan gadis secantik itu menunggu begitu lamanya. Tapi itu bukan urusanya, ia hanya seorang Pelayan tak ada hak mencampuri urusan gadis itu walaupun sebenarnya ia terpikat oleh kecantikanya.

Tak lama seorang lelaki dengan kemeja berwarna putih, baru saja masuk kedalam Kafe itu. Ia diam sejenak memutari sekeliling dengan dua bola matanya. Belum satu menit matanya berputar, ia sudah menemukan Renata yang melambaikan tangan ke arahnya. Renata merasa lega, lelaki yang ia tunggu dua jam lebih akhirnya datang, tapi sepertinya lelaki itu menghampiri Renata dengan tatapan kosong dan penuh kehampaan.

"Sorry.. Nunggu lama ya?" Kevin langsung duduk dihadapan Renata.

"Lumayan Vin. Kok lama banget sih?" Tanya Renata yang sedikit kesal

"Kan gue udah bilang Sorry!"

Renata diam tak bersuara lagi. Lalu Pelayan tadi kembali menghampiri Renata dan menaruh pesanan Renata di meja. Renata meraih buku menu dan melihat-lihat berbagai menu yang tersedia di Kafe ini. Sementara Pelayan berambut rintik itu malah memperhatikan Kevin yang sedang memainkan jarinya diatas layar ponselnya. Pelayan itu kembali menggerutu, setelah lama gadis itu menunggu, begitu datang malah sibuk dengan hp-nya. Pelayan itu ragu jika lelaki ini adalah kekasihnya.

"Vin.. mau pesan apa?" Suara Renata berhasil membuat Pelayan itu menoleh kearah Renata.

"Loh memang belum pesan?"

"Belum! Aku kan nunggu kamu. Aku Cuma baru pesan minum aja!"

Renata menyerahkan buku menu. Tak sampai satu menit, Kevin sudah bisa menentukan hidangan yang akan ia santap. Pelayan itu menulis pesanan keduanya. Lalu pergi meninggalkan kedua pengunjung yang menarik perhatianya itu.

Beberapa waktu selanjutnya. Kevin masih sibuk dengan ponselnya. Sama sekali tak memperdulikan Renata yang ada didepanya saat ini. Renata merasa geram diperlakukan seperti ini oleh Kevin. Tapi apalah daya seorang Gadis seperti Renata. Ia memang gadis lemah. Orang-orang mengenalnya sosok penyebar, lembut, periang tapi mereka tak tahu Renata hanya wanita biasa yang menumpahkan segala kekesalan dan kekecewaanya dalam sebuah air mata.

"Vin..." Renata mencoba bersuara untuk menarik perhatian Kevin.

"Kenapa?" Kevin menatap Renata. Tapi Ponsel itu masih berada digenggamanya.

"Kamu kayaknya sibuk banget ya? Maaf ya kalau kamu harus nemenin aku dinner malam ini!"

"Lo tau kan? Sebenarnya gue lagi syuting. Gue belain break Cuma buat dateng kesini.!"

"Ia Vin. Thanks udah nyempetin waktunya buat aku!"

"Bukan bua lo ta. Tapi buat Oma dan karena Oma!"

THE STARLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang