Part 9

7.5K 440 9
                                    

Aku masih tak percaya saat ini Kevin tengah duduk disampingku. Sekarang kini ia tengah tertidur lelap dengan posisi kepala yang tersandar di kursi bus. Kali ini aku bisa sangat jelas melihat wajahnya, bahkan merasakan helaan nafasnya. Entahlah, aku tak suka melihat raut wajah Kevin ketika tertidur. Ia nampak terlihat lelah dan seperti menyimban banyak beban. Aku lebih suka ketika ia terjaga, walau hanya memelototiku atau memarahiku seperti yang ia lakukan dua hari yang lalu, aku tak rela.

Sebenarnya aku masih belum faham apa tujuan Kevin ikut bersamaku. Aku tahu apapun alasanya, ia pasti sedang bersembunyi dari seseorang, entahlah dari siapa. Lalu kenapa dengan hatiku? Bukankah aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tak memperdulikan Kevin bahkan berhenti mengidolakanya. Tapi jika sudah seperti ini. Bumi pun takan bisa menahanku agar tak memujanya. Sudah aku bilang, ia lebih dari sekedar bintang bagiku.

**

"Assalamualaikum...!!" Kataku memberi salam ketika sudah tiba didepan rumah sekitar Pukul 11:30. Kevin nampak melihat sudut demi sudut halaman depan rumahku. Mungkin baginya rumah ku ini nampak terasa asing dibandingkan rumahnya yang aku yakin sangat mewah.

"Walaikumsalam.." Suara khas Mak Isah dari dalam, tak lama Pintu terbuka. Mak Isah langsung memeluku bak anak yang baru pulang merantau puluhan tahun. Kevin terlihat memaksakan diri untuk tersenyum pada Mak Isah ketika Mak melihat ke arahnya yang sekarang ada dibelakangku.

"Ini siapa Ri? Ehh mana oleh-oleh dari Bali?" Cerocos Mak Isah. Kevin langsung mencium tangan Mak Isah. Sebagai salam hormatnya.

"Emm.. Oleh-oleh ya?" Aku menggaruk kepala memikirkan apa yang harus aku katakan pada Mak Isah. Tentu ia sangat kecewa jika aku katakan yang sebenarnya.

"Ri..?" Mak Isah heran melihatku

"Mak ini. Anaknya baru dateng. Disuruh masuk dulu kek.!"

Mak Isah cengengesan mendengar ucapanku. Aku dan Kevin langsung masuk kedalam. Dan kini Kevin malah mengitari isi didalam rumah dengan kedua bola matanya. Seakarang aku dan Kevin sudah duduk disebuah kursi yang menghadap Tv. Pintu rumah juga sengaja aku kunci karena sepertinya ada beberapa warga yang mengenali Kevin tadi.

"Diminum dulu!" Mak Isah menyuguhkan dua gelas air putih. Kemudian duduk disampingku. Tak lama Kevin langsung melepaskan masker yang ia gunakan selama diperjalanan sampai kesini. Dan tentu saja membuat Mak Isah sekarang gelagapan ketika tahu dengan siapa sosok sebenarnya yang sekarang duduk disampingku.

"Anjas?" Teriak Mak Isah. Kaget sekaligus senang.

"Ssst Mak. Pelan-pelan!" Aku mengingatkan. Sementara Kevin hanya memajang senyumnya yang lagi-lagi terlihat terpaksa.

"Ini Mak ngimpi apa bukan! Sekarang Anjas ada dirumah! Gimana ceritanya kamu bisa bawa Anjas kerumah, ri?"

"Mak. Namanya Kevin. Bukan Anjas! Anjas itu Cuma nama peran disinetron!"

"Aduh.. tapi lebih cocok namanya itu Anjas!" Mak Isah bangkit dari tempat duduknya, kemudian malah duduk disamping Kevin sambil berulang kali mencubit pipi Kevin yang memang sangat chuby dan menggemaskan. Kevin tak bisa berkutik, Ahh Mak Isah kenapa malah lancang dan main mendahului. Aku saja tak berani melakukan itu. Beruntung sekali rasanya jadi Mak Isah saat ini.

"Terus gimana? Kamu jadinya milih Aisyah apa Sukma? Kalo kata Mak. Mending sama Aisyah. Dia itu baik. Pinter ngaji. Soleha. Gak kayak si Sukma yang keganjenan dan ngejar-ngejar kamu cuma karena harta!" Mak Isah sekarang berbicara mengenai sinetron yang dibintangi oleh Kevin. Memang sinetron Kevin sangat tenar dikomplek rumahku. Mak isah saja tak pernah ketinggalan menonton sinetron yang berjudul "Anak Muda Naik Haji". Disitu Kevin memerankan tokoh Anjas yang tak lain pemain utama yang nantinya akan naik haji. Jujur aku tak terlalu mengikuti sinetron Kevin. Tapi aku yakin ujung-ujungnya naik haji, toh judulnya pun demikian. Aku lebih suka menyaksikan Film Kevin dibanding sinetronya yang menurutku ceritanya terlalu mengada-ngada.

THE STARLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang