Chapter 01

1.4K 55 0
                                    


Chapter 1

"Si Yeon, ada apa dengan Baekhyun. Kenapa dia sekarang sombong sekali padaku" Eun Bi cemberut sambil meminum jus jeruknya di kantin sekolah.

"Kau kan sudah putus dengannya, apa kau masih cinta dengannya" balas Si Yeon

"Ini bukan cinta Si Yeon sayanggkuu, ini adalah bentuk kepedulian, empatiku. Apa aku tak boleh menanyakannya lagi. Kita kan masih berteman. Yah meskipun rasanya canggung" jelas Eun Bi.

"Aku kira kau masih mencintainya. Kau pasti akan sakit hati kalau tahu dia sudah berkencan dengan Yuna. Uupss" Si Yeon menutup mulutnya keceplosan, padahal ia tak berniat memberitahu Eun Bi.

"Ohh, jadi dia sekarang dengan Yuna. Tak masalah, dia cantik, pintar juga." Ucap Eun Bi santai.

"Auuhh.. ahhh" Tiba-tiba Eun Bi merasa perutnya begitu sakit. Ia memegangi perutnya kesakitan.

"Eun Bi, kau kenapa?" Panik Si Yeon.

"Perutku sakit sekali. Si Yeon ah bawa aku ke UKS" Pinta Eun Bi, dan aķhirnya Si Yeon dibawa ke UKS.

Di UKS Eun Bi màsih tetap kesakitan memegangi perutnya meskipun sudah diolesi minyak hangat aromaterapi dan sudah meminum obat sakit perut. Guru olahraga masuk ikut mengecek kondisi Eun Bi.

"Eun Bi, apa kau sedang datang bulan?" Tanya Guru Choi.

"Aniyo, aku tak lagi mens. Aku tak tahu ini kenapa begitu sakit" keluh Eun Bi.

"Apa yang sudah kau màkan hari ini?" Tanya Guru Choi dan Si Yeon yang menjàwabnya.

"Akhir-akhir ini dia suka makanan pedas dan minum jus jeruk"

"Aku tak bisa menahannya pak, ini sangat sakittt" Eun Bi sampai berkeringat pucat menahan rasa sakitnya.

"Mungkun dia terkena magh atau mungkin tifuid. Ayo ke rumah sakit saja Bi. Dan Si Yeon, kau hubungi orang tua Eun Bi" jelas Guru Choi.

"Eun bi, Eun Bi" Si Yeon panik melihat Eun Bi pingsan.

Skip

"Bokkk" Ny. Song menabok Eun Bi.

"Auhh, eomma kenapa menabokku. Aku kan sedang sakit" Eun Bi memegangi lengannya.

"Itu karena kau tak menurut pada eoma, kau sangat suka sekali pedas. Harusnya kau kasihan pada perutmu itu" ucap Ny. Song

"Aku selalu minum setelah makan pedas koq" bela Eun Bi.

"Iyaa, sudah makan pedas minumnya asam. Jadinya kau terkena tifuid, kau jadi tersiksa kan" tutur Ny. Song.

"Tapi eomma, tifuid tak berbahaya kan" Tanya Eun Bi.

"Itu bisa kambuh jika kau mengulañginya lagi. Makanannya datang, kau harus makan nanti terus minum obat" ucap Ny. Song ketika melihat suster masuk membawakan makanan dan obat.

"Permisi, nona Song Eun Bi makan dulu yaa dañ minumlah obatmu. Semoga lekas sembuh" ucap perawat itu sebelum pergi.

"Eomma, aku tak mau makan makanan itu. Itu pasti tidak enak" tolak Eun Bi.

"Kau ini bagaimana, orang sakit pasti makanan apa saja yang masuk terasa tidak enak. Tapi kau tetap harus makan supaya kau bisa minum obat" jelas Ny. Soñg pada anaknya.

"Tidak eomma, aku juga tidak mau minum obat juga. Baunya tidak enak, pulang saja eomma" rengek Eun Bi seperti anak kecil.

"Apa kàu mau eomma panggiĺkan dokter supaya memarahimu kau yang masih seperti anak kecil ini. Makanlah"tutur Ny. Song namun Eun Bi sudah terlanjur kesal dan berbaring memunggungi eomanya.

"Ini semua kan untuk kesembuhanmu" gumam Ny. Song dan akhirnya Ny. Song memanggil Dokter yang bertugas merawat Eun Bi untuk membujuk Eun Bi.

"Song Eun Bi, ini belum waktunya tidur. Bangunlah" suara seorang laki-laki membuat Eun Bi banģun berbalik, melihat siapa yañg datang. Seorang pria tampan dengan jas putih, kedua tangannya masuk ke dalam saku jasnya. Wàjah tampannya membuat Eun Bi terpesona, apaĺagi style rambut yang memperlihatkan jidat indahnya.

"Dokter, harusnya dia makan dan minum obat" lapor Ny. Song

"Eun Bi, makàn makananmu yaa. Dan minum obatmu. Supaya kau bisa cepat sembuh dan bisa pulàng" jelas dr. Park.

"Aku ingin tetap disiñi dokter" senyum Eun Bi. Merasa ingin tetap berada di rumah sakit ini supàya bisa terus melihat dokter tampan ini.

"Kalau kau ingin tetap disini kau harus makan yaa" ucàp lembut dr. Park.

"Iya dokter, tapi aku tak mau disuapi eomma" ucap Eun Bi

"Jadi kau tak mau disuapi, apa ķau bisa makan sendiri?" Tanya dr. Park.

"Bukan begitu dokter, aku mau makan jika dokter yang menyuapiku. Dokter mau kan?" Pinta Eun Bi manja yang dibalas kekehan dr. Park.

"Hust Eun Bi, tidak sopan. Màafkan dia dokter" Ny. Song menasehati Eun Bi.

"Tidak apa-apa Nyonya, aku sedang tidak ada pasien lain. Aku bisa melakukannya" Dr. Park mengambil bubur Eun Bi.

"Tapi dokter" Ny. Song merasa tak enak.

"Terimakasih dokter. Dokter sepertinya masih muda yaa. Berapa umurmu dokter?" Tanya Eun Bi terus terang sambil terus memperhatikan dokter yang akan menyuapinya.

"Makan dulu sayang, nanti aku jawab pertanyaanmu" gemas dr. Park pada pasien anak SMA ini yang begitu lucu menurutnya.

"Omo, kau memanggilku sayang" kaget Eun Bi, wajahnya langsung merah. Mulutnya terbuka senang menerima suapan dr. Park.

"Kau ini sangat lucu yaa" kekeh dr. Park masih menyuapi Eun Bi.

"Jadi dokter hanya menganggapku anak sekolah yang lucu. Dokter, bisakah kau melihatku sebagai seorang wanita" ucap Eun Bi blàk-blakan.

"Eun Bi hust" Ny. Song memegang kepalanya pusing dengan tingkah putrinya ini.

"Akhirnya habis juga kan buburnya" ucap dr. Park.

"Eomma, bisakah kau keluar sebentar. Aku mau bicarà serius dengan dokterku" pinta Eun Bi yang membuat eomanya tambah sakit kepala dan akhirnya mengalah keluar.

"Dokter, kenapa kau mencuekiku. Aku kan memintamu melihatku sebagai seorang wanita. Berapa sebeñarnya umurmu dokter?" Tanya Eun Bi.

"Duapuluh lima, ini obatmu. " dr. Park memberikan obat dan air minumnya.

Satu persatu Eun Bi meminum obatnya.

"Sudah habis kan dokter, dokter tak memakai cincin. Pasti dokter belum menikah kan. Tipe gadis seperti apa yang kau sukai?" Tanya Eun Bi. Urat malunya mungkin sudah hilang kali ini. Ia begitu tergila-gilanya pada dokter ini.

"Kau harus beristirahat, tidurlah obatmu akan bekerja" ucap dr. Park kemudian keluar dari ruangan Euñ Bi.

"Dokter, kau belum menjawabnya. Pokoknya makan malam nanti aku ingin disuapi olehmu lagi. Oh iyaa dokter bolehkah aku meminta fotomu" teriak Eun Bi dan dr. Park yang mendengarnya sambiĺ berjalan hanya tersenyum.

TBC...

Doctor, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang