Sudah sangat baik aku nikmati kebahagiaan bersamanya,
Aku menikmati ketenangan dan betapa sangat berartinya perhatian,
Namun kembali lagi,
Dia mulai menggila lagi,
Mulai aneh dengan sifatnya,
Mulai aneh dengan tingkah lakunya.
Berkat luka yang kemarin iya berikat,
Aku tak perlu lagi bertanya kenapa?,
Aku tak perlu jadi penyidik,
Atau sekedar kepo lantaran perubahan itu.
"jangan egois, kau yang putuskan untuk kembali padanya, berjalan kembali denganya, jika kembali kau dihianatinya, jangan sertakan aku dalam penyesalanmu, jangan sertakan aku dalam kesedihan dan rasa sakit atas luka itu", kubisikan pada hati kecilku, dan aku tak mau salahkan perasaanku, tidak pula hatiku, siapapun aku tidak ingin menyalahkan itu.
Sembari tersenyum menyeringis, aku berusaha untuk tidak lagi buang-buang waktu berdebat, aku tidak ingin sibuk mencercah pertanyaan dan sibuk pula mendengar dongeng dari ucapan-ucapanya,
Kubiarkan itu berjalan sewajarnya.Sepenggal kekaguman yang lain kemudian menyeruat begitu saja.
Ini tentang gadis 18thn itu, ini tentang wanita itu, kupikir kau tau tanpa perlu kuperjelas.
Saat itu alasan bodoh kubuat seolah paling benar,
Aku tidak lagi peduli dengan dia yang sudah mengecewakan,
Yang kupedulikan adalah gadis itu.
Tak tau salah atau benar,
Aku mengajak perasaan untuk sejenak menjadi pengagum.Perasaan siapa yang mau menebak ketika sedang asik memperhatikan,
Siapa pula yang peduli ketika tanpa sadar rasa kagun malah menjadi pengharapan.
Aku tak berani katakan itu cinta,
Terlalu cepat,
Samar-samar tapi berbeda,
Kupikir ini warna lain dari yang kemarin Allah ajukan untuku.
Segala perasaan, harafan, kekaguman, dan pendamba mulai berkmunis menjadi satu kesatuan yang utuh.
Seseorang dengan penghianatan, biarlah jadi alasan untuk aku tidak terlampau jauh dari gadis ini,
Biar sandiwara bermain dengan luka,
Dan biar hati ini mengawasi dia yang sangat-sangat berbeda.
Poin-poin bermunculan ketika tanpa sengaja aku dan perasaanku mulai menjuri.
Antara dia dan si gadis ini.
Aku menjadi pencatat kebaikan,
ketika Allah memberiku peluang untu memilah dan memilih,
siapa manusia yang mestinya kusandarkan do'a pada tiap setelah aku beribadah.
Aku salah?,
Atau tidak?,
Untuk pertanyaan itu jangan kau paksa aku menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-pulang-
Historical Fiction"Pulang" Adalah cara terbaik ketika kau sudah kehilangan arahmu berjalan.