Chapter 5 [Flashback]

238 17 1
                                    

Flashback to 10 years ago

.

.

.

Seorang pria berumur sekitar 30an baru saja memasuki sebuah gedung perkantoran tempatnya bekerja. Dengan ramah ia menyapa pegawai-pegawai lain yang lewat, satpam dan OB pun disapa olehnya. Ia pun memasuki ruang kantornya dan duduk di mejanya. Kemudian ia mengeluarkan laptop dan berkas-berkas milik kliennya.

Tak lama seseorang pun memasuki ruangan itu. walaupun tanpa dilihat, pria itu tahu siapa yang datang ke ruangan itu. sahabatnya.

"pagi, Di." Sapa orang itu. pria berperawakan ideal dengan rambut klimis yang disisir ke belakang.

"pagi juga, Ren." Tanpa menoleh Dodi tetap mengerjakan pekerjaannya dengan laptopnya. Ren, atau Rendi, pun duduk di mejanya dan menngeluarkan berkas-berkas pekerjaannya. "oh iya, Ren-" di saat Dodi mengangkat kepalanya dan menatap Rendi, sekelibat bayangan muncul di kepalanya.

Di bayangan itu memunculkan sesosok pria, pria itu adalah Rendi yang sedang menyetir mobil pribadinya. Di luar mobil sangat gelap, malam. Kemudian Dodi terkejut saat sebuah bis yang diperkirakan rem blong melaju cepat kea rah mobil Rendi. Dan bis itu pun sukses menabrak mobil Rendi hingga mobil itu terpental ke trotoar dengan posisi yang terbalik. Dodi dapat melihat tubuh Rendi dibanjiri oleh darah. Terutama kepalanya.

Ia pun tersadar dari bayangan menyeramkan itu saat Rendi mengibas-kibaskan tangannya di depan wajahnya.

"kenapa, Di? Kamu gak apa-apa?" tanya Rendi khawatir, terlihat dari ekspresi wajahnya. Dodi menatap Rendi takut, ia tidak ingin sahabatnya itu kenapa-napa.

Dodi mencengkram tangannya sendiri, ia menggigit bibir bawahnya, pelipisnya pun sudah basah oleh keringat dingin. "R-Ren, kamu pulang nanti jangan pakai mobil pribadi kamu, ya? Pakai saja taksi atau angkutan umum. Jangan naik bis juga." Ujar Dodi. Rendi menatapnya terkejut lalu tersenyum.

"hah, kamu ini. Terima kasih sarannya. Tadi kamu baru saja lihat apa di bayanganmu itu?"

Dodi menundukkan kepalanya dan bersandar pada kursinya. "sesuatu... yang mengerikan."

Sepulang kerja, Rendi benar-benar menuruti saran dari Dodi untuk tidak memakai mobil pribadi dan juga bis saat pulang. Jadi ia meninggalkan mobilnya di basemant kantor dan pulang menggunakan taksi. Ia sudah tahu dengan kemampuan sahabatnya itu dan menerimanya. Ia juga mengerti, kalau Dodi melihat sesuatu tentangnya, yang akan terjadi nanti. Ia dapat mengira kalau ia tetap menggunakan mobilnya saat pulang hari ini, ia akan mengalami kecelakaan. Dodi juga menyuruhnya untuk tidak menggunakan bis.

***

"hati-hati di jalan, sayang!" ucap seorang wanita cantik dan melambai kepada anaknya yang hendak turun dari mobil dan memasuki gedung sekolahnya.

Dodi tersenyum melihat istri dan anaknya itu. kemudian ia mengangkat tangannya dan mengelus kepala anak manisnya dengan lembut. "belajar yang benar, ya. Ayah sayang kamu."

Anak manis tersebut mengangguk sambil tersenyum bahagia. "iya, ayah. Rama juga sayang ayah, sayang ibu juga!" seru anak bernama Rama itu. setelah mencium tangan kedua orangtuanya, ia turun dari mobil dan segera memasuki gedung sekolahnya.

Dodi pun melajukan mobilnya kembali untuk mengantar istrinya bertemu dengan temannya di sebuah café dan melanjutkannya ke kantor.

"sayang, buat makan malam kamu mau aku masakin apa?" tanya istrinya sambil menatapnya. Dodi sekilas meliriknya.

"apa saja, sayang. Semua masakan kamu, aku suka kok." Dodi pun mengangkat tangannya dan mengelus pipi istrinya itu sambil tersenyum dan menatapnya. Ia tidak terlalu memperhatikan jalanan di depannya. Ia juga tidak melihat lampu merah yang kini menyala di lampu lalu lintas dan malah terus melaju. Tiba-tiba ada sebuah bis yang melaju dari arah kanannya yang tidak tahu kalau ada sebuah mobil melintas di depannya. Dan akhirnya mobil yang ditumpangi Dodi dan istrinya pun tertabrak hingga mobil itu terpental dan berakhir di pinggir jalan raya dengan ke adaan yang terbalik.

Orang-orang yang melihatnya terkejut dan syok kemudian segera memanggil ambulans beserta polisi. Namun tak lama kemudian, mobil tersebut meledak.

Beberapa polisi sudah datang dan segera mengamankan para pejalan kaki. Supir bis juga sudah diamankan dan dimintai keterangan. Tak lama ambulans bersama pemadam kebakaran pun datang. Para petugas pemadam segera mengambil selang dan menyemprotkan air kea rah mobil yang terbakar akibat ledakan itu. setelah api padam, barulah para perawat dari rumah sakit terdekat mengeluarkan korban.

Dan kedua korban dinyatakan meninggal di tempat.

Esoknya pemakaman dilaksanakan. Rama, anak dari dua korban kecelakaan. Terus saja menangis dan memeluk neneknya. Kini keluarganya hanyalah neneknya.

Setiap hari anak itu melamun dan menangis di kamarnya.

Namun neneknya pun meninggal karena penyakit jantungnya. Rama kembali terpuruk. Dan ia pun di adopsi oleh sepasang suami-istri yang belum mempunyai anak.

Rama ikut pindah bersama orangtuanya dan menempati rumah yang terlihat bagus dan juga murah. Orangtua angkatnya dapat membuatnya kembali ceria, walaupun terkadang mereka dapat mendengar Rama menangis di kamarnya. Dan saat itu terjadi, orangtua angkatnya akan menghiburnya dengan hal-hal yang disukai olehnya.

Anak yang awalnya hanya 7 tahun itu pun sudah menduduki bangku SMP. Namun kemalangan kembali menimpa dirinya. Orangtua angkatnya bercerai, lalu beberapa hari kemudian ibu angkatnya stres dan bunuh diri dengan menceburkan dirinya bersama mobilnya ke sebuah sungai yang jauh dari rumahnya. sedangkan ayah angkatnya pergi meninggalkannya di rumah itu dan pergi keluar negeri. Sampai ia masuk SMA tidak ada kabar darinya. Namun Rama yang sejak kecil sudah diberi kartu rekening oleh orangtua angkatnya, setiap bulan selalu dikirimi uang yang jumlahnya lebih dari cukup oleh seseorang. Rama mengira itu mungkin dari ayah angkatnya di sana. Sehingga kehidupannya sekarang tidak kekurangan.

TBC

.

.

.

yahuuuu~ dont forget to comment and vote ya!

see u :*

-maafkan saya kalau banyak typoooooooo

Ghost! I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang