Chapter 3 [BEN]

262 25 3
                                    

"gue bisa liat- itu." ujar Rama sambil menatap mata Ivan. Yang ditatapnya pun mengernyitkan dahi heran.

"bisa liat apa?" tanya Ivan karena tidak mengerti dengan pernyataan Rama.

Rama pun menundukkan kepalanya dengan wajah yang sedih sekaligus ketakutan. Ia menggigit bibir bawahnya pelan dan meremas selimut rumah sakit yang menyelimuti kakinya. "lu- lu tau sendiri gue gak percaya sama yang begituan. Ya... hal-hal mistis gitu. Te-terus sekarang," ia menjeda kalimatnya dan sontak menatap Ivan kembali dengan raut ketakutannya. "gue bisa liat mereka!" mata Rama sudah berkaca-kaca. Ia terlihat ingin menangis. Sebelum Ivan menggenggam tangannya erat.

"gak apa-apa. Nanti juga lu terbiasa." Ivan tersenyum. Namun Rama tetap dengan raut ketakutannya.

"tap-tapi mereka nyeremin, Van. Mereka gangguin gue mulu!" seketika Rama melihat sesuatu berwarna hitam dan tinggi berada di pojok ruangan yang ada di belakang Ivan. Dan raut ketakutannya semakin bertambah. "hiiiiy!!!" ia membelalakkan matanya dan Ivan langsung menolehkan kepalanya kea rah belakangnya. Ia juga bisa melihatnya, namun dalam bentuk lebih jelas. Di sana, suatu makhluk tinggi, besar dan berbulu. (aku gak mau nyebut namanya T-T).

Ivan menatap makhluk itu dengan tajam dan berkata melalui batinnya. "pergi!" makhluk itu tidak langsung pergi dari sana dan hanya diam sambil mendengus terus menerus. Ivan merasakan tangannya digenggam kuat oleh Rama. Ia bisa merasakan kalau Rama saat ini sedang sangat ketakutan.

"eh, gue balik dulu, ya!" tiba-tiba Tigor berseru dan menghampiri Ivan juga Rama. Bagus dan Andy pun ikut menghampiri mereka.

Ivan dan Rama langsung menoleh kea rah mereka. "ja-jangan dong. Di sini aja nemenin gue." Pinta Rama sambil memelas. "nginep sekalian."

"gue sih pengennya gitu. Tapi gak bawa baju ganti." Ujar Tigor yang kemudian diangguki oleh Bagus dan Andy.

Tidak hilang akal, Rama terus saja meminta mereka untuk menemaninya. Alhasil Rama menyuruh mereka untuk mengambil pakaian ganti dan juga sekalian meminta izin kepada orangtua masing-masing.

Rama menunggu di dalam kamar bersama dengan Ivan. Dari awal Ivan sudah membawa pakaian ganti untuk beberapa hari kedepan. Ia akan menemani Rama sampai sahabatnya itu sudah diperbolehkan pulang. Tentu saja jika dalam waktu sekolah Ivan tetap akan pergi ke sekolah.

Begitu jam sudah menunjukkan sekitar jam 7 malam, barulah Tigor, Bagus, dan juga Andy datang berbarengan. Mereka juga membawa makanan cepat saji di dalam kantung plastik yang mereka bawa. Tidak lupa juga mereka membeli beberapa botol minuman.

"gue bawain snack kesukaan lu, nih." Andy mengeluarkan satu bungkus makanan ringan berupa keripik kentang dari dalam plastic yang dibawanya, kemudian ia memberikannya pada Rama.

"makasih, bro. lu tau aja gue lagi laper." Rama tersenyum lebar sambil mengambil snack itu lalu membukanya. Kemudian ia melanjutkan menonton televisi yang kini sedang menayangkan film barat. Ivan juga sesekali menyomot/? Snack yang tengah Rama makan.

Saat Rama hendak mengambil beberapa keripik lagi dari dalam bungkusnya, entah kenapa sudah tidak ada keripik lagi di sana. Bukannya Rama orang yang rakus sehingga ia cepat menghabiskan snacknya, bahkan ia tergolong paling lama menghabiskan makanannya dibandingkan teman-temannya yang lain. Rama melirik Ivan di sebelahnya yang tengah serius menonton tv. Merasa ditatap, Ivan pun menolehkan kepalanya.

"apa?" tanya Ivan dengan alisnya yang terangkat sebelah. Rama menyipitkan matanya curiga. Ia bisa mencurigai Ivan karena orang itu memang yang selalu tidak sadar menghabiskan makanannya. (ngerti kagak? -_-")

"lu ngabisin snack gue ya?" mendengar pertanyaan yang dilontarkan Rama membuat Ivan semakin menaikkan sebelah alisnya.

"gaje, lu." Cuek, Ivan kembali menonton televisi. Kemudian Rama pun beralih pada ketiga orang lainnya.

Ghost! I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang