Chapter 3-B U T T E R F L Y-
Yongguk menyuruh Jungkook untuk duduk dihadapannya.
"Aku adalah ayah kandungmu." Ucap Yongguk. Jungkook menatap Yongguk bingung. "Aku dan ibumu bercerai, saat usiamu 4 tahun." Lanjut Yongguk mengehela nafasnya pelan.
"Tapi kata ibu, ayah kandungku sudah pergi jauh dan tidak akan kembali. Sebelumnya maaf, saya kira pergi jauh dalam artian meninggal." Jelas Jungkook meremat tangannya. "Sejujurnya aku tidak ingin bercerai dengan Jieun. Karena dia meminta, aku hanya menuruti keinginannya." Yongguk membetulkan posisi duduknya.
Ini akan jadi cerita yang panjang.
"Jieun, ibumu. Memintaku untuk menceraikan dia. Jieun mempunyai kerusakan pada sel telurnya. Dan dokter memberitahuku. Bahwa, Jieun tidak akan bisa hidup bila salah satu sel telur itu tidak aktif." Entah kenapa kepala Yongguk mendadak pening mengingat semuanya.
Jungkook menatap pria dihadapannya dengan sendu. "Yerin adalah sahabat ibumu. Dia menemani Jieun selama sakit, dan membantu merawatmu. Setelah 3 bulan berlangsung Jieun memintaku menceraikannya."
"Aku juga tidak habis pikir, aku hanya menyetujui apa keinginannya. Karena aku memang mencintai Jieun. Hingga sekarang." Yongguk menatap Jungkook serius.
"Sudah berjalan 2 tahun, ibumu meninggal. Dan saat itu aku berada di Swedia. Pada waktu itu pula aku juga mengalami kesulitan di Swedia sehingga aku tidak bisa kembali ke Korea."
"Aku mengirim surat pada Yerin, menitipkannya padamu. Dan menyuruhnya tinggal di rumahku. Dirumah ini."
"Maaf, tapi Yerin ajjhuma bilang pada saya bahwa saya hanya anak yang tidak diinginkan. Dan saya tidak lagi memiliki orang tua. Saya disuruh menjadi pelayan dirumah ini. Dari cerita anda, saya harus bagaimana Tuan?" Jungkook bertanya pelan.
"Berhentilah memanggilku Tuan! Aku ayahmu. Jika kau tidak percaya besok ikut aku untuk tes DNA. Dan sekarang ini rumahmu. Aku tidak habis pikir pada Yerin, ternyata dia selicik itu. Beristirahatlah Jungkook. Aku tahu kau terlalu shock mendengar ini semua. Selamat Malam." Yongguk meninggalkan Jungkook sendirian diruangan tadi membuat Jungkook berpikir bingung.
. . .
Taehyung duduk dibalkon kamarnya dengan secangkir caramel macchiato buatan kakak tersayangnya. Yoongi.
"Jeon Jungkook, padahal aku baru mengenalmu. Kenapa aku merasa dilema sendiri?" Taehyung berbicara sendiri ditemani bintang.
Taehyung tersenyum sendiri saat ia tidak sengaja mengingat senyum Jungkook yang saat itu, sangat amat Taehyung sesali karena langsung meninggalkannya. Ingatkan Taehyung akankah ada kesempatan lagi melihat senyum kelinci milik Jungkook?
"Taehyung-ie." Panggil Yoongi memasuki kamar Taehyung. "Noona? Ada apa?" Tanya Taehyung.
"Aku mau dipindah tugas ke Ilsan." Lanjut Yoongi, "Tentu tidak apa nun, aku bisa mengajak temanku untuk tinggal disini." Jawab Taehyung sambil meminum caramel macchiato yang tinggal setengah gelas itu.
"Kau sudah punya teman? Cepat sekali." Yoongi menatap Taehyung tidak percaya, "noona tidak tahu, adikmu ini tertampan se-universitas." Taehyung menjawab sambil membenarkan tatanan rambutnya.
"Yasudah, bawa temanmu kerumah. Noona berangkat besok sore. Jadi noona juga harus tahu bagaimana temanmu itu. Tidurlah, ini sudah malam. Jaljja Tae." Yoongi langsung meninggalkan Taehyung.
Park Jimin. Tiba-tiba terlintas dikepala Taehyung.
'Oy, Jimin-ah. Mau tinggal denganku?' Taehyung mengirim KaTalk kepada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FanfictionCerita dimana kerumitan keluarga Jungkook, dan cerita dimana Taehyung yang penasaran dengan Jungkook. Dan cerita lainnya.