Butterfly (END)

7.7K 451 19
                                    

Last Chapter

- B U T T E R F L Y -

"Mau kemana tuan Yongguk?" Tanya Luhan dengan nada sedikit mengejek. Yongguk tak menjawab, ia langsung berjalan keluar rumah besar itu.

"Jungkook, keponakanku." Luhan langsung memeluk tubuh Jungkook. Jungkook hanya menatap dengan pandangan kosong, setelahnya pandangan itu menggelap.

. . .

Taehyung, Luhan, dan Sehun sedikit berbincang sambil menunggu Jungkook siuman.

"Aku kasihan terhadap Jungkook, semenjak kedua orang tuanya meninggal tertembak dari orang terdekat mereka. Banyak yang mengaku anggota keluarga Jungkook. Semua ini karena Yongguk, ia dalang dari semua ini. Setelah aku mencari tahu semuanya." Cerita Luhan membuat Taehyung bingung setengah mati.

"Dan saat itu, Jungkook diasuh oleh Jieun. Jieun bukan ibu kandung Jungkook. Jungkook kehilangan orang tuanya saat usia Jungkook menginjak 10 tahun. Jungkook sudah mengalami amnesia saat usia dia 7 tahun karena kelalaian Yerin pelayan Jungkook." Luhan bercerita semua kebenaran yang ia dapat dari orang bayarannya. Sehun yang duduk disebelah Luhan hanya mengelus punggung istrinya.

"Jungkook terjatuh dari tangga, saat Yerin sibuk dengan ponselnya. Setelahnya, Yongguk membuat perusahaanku di China bangkrut. Ayah Jungkook mencoba untuk membantuku, walau Jungkook telah koma selama 4 bulan. Ia sungguh dalam dua pilihan yang sulit."

"Saat Jieun meninggal, Yerin ingin membalaskan dendamnya dengan membawa anaknya. Beralasan macam-macam. Dan membuat Jungkook percaya. Ia sungguh sangat polos, tidak tahu apa-apa. Ia sudah dipastikan tidak mengingat apa-apa. Aku berencana merawatnya di China." Putus Luhan membuat Taehyung membelalakkan matanya.

Cinta pertama Taehyung harus pindah ke China, ya Tuhan kenapa serumit ini?

Bahkan Taehyung belum mengucapkan kata cintanya pada Jungkook.

"A-aku mencintai Jungkook." Ujar Taehyung tiba-tiba. Luhan yang mendengar ucapan Taehyung menatapnya kaget. "Aku memang baru sadar saat aku latihan bersamanya, jantungku berasa berdetak lebih cepat. Aku mencintai Jungkook setulus hatiku, bukan karena kasihan ataupun bukan karena harta. Aku mencintai Jungkook sebagai gadis yang berhak dicintai. Kumohon pada anda, izinkan aku membahagiakan Jungkook dengan caraku."  Jelas Taehyung, ia sudah bertekad akan membahagiakan Jungkook.

Luhan tersenyum dan menatap Taehyung damai, sebagai seorang wanita ia iri ada yang memperjuangkan hati keponakannya. Sebagai seorang wanita juga senang dicintai. Walau Luhan sendiri sudah dicintai dan dimiliki oleh Oh Sehun.

"Aku percaya kepadamu. Aku ingin kau menjaga Jungkook seperti apa yang kau katakan padaku. Aku percaya sepenuhnya padamu." Lanjut Luhan.

Setelah itu, mereka bercakap banyak tentang keluarga Taehyung.

. . .

"Untuk yang kemarin jangan di pikirkan Jungkook."

Pagi harinya Taehyung kembali kerumah Jungkook, dan menjenguk Jungkook yang sudah sadar dari pingsannya.

"Aku juga tidak ingin memikirkannya." Jawab Jungkook dengan tersenyum. "Yang jelas ini rumahmu, dan nikmati saja hidupmu seperti Jeon Jungkook." Taehyung mengelus kepala Jungkook sayang. Jungkook yang mendapat perlakuan dari Taehyung hanya menundukkan kepalanya.

"Dan aku baru tahu, kau lebih muda dariku ternyata." Taehyung tertawa setelah mengucapkannya. "Jadi aku tidak perlu memanggilmu noona kan?" Tanya Taehyung, diangguki Jungkook.

"Cepatlah sembuh, aku ingin mengajakmu jalan-jalan bersenang-senang." Taehyung mengarahkan tangannya untuk mengelus pipi Jungkook. "Setelah pulang dari kampus, aku langsung kemari ya. Kau istirahatlah, jangan lupa minum obatmu dengan baik. Jangan merindukanku." Taehyung berlalu dari kamar Jungkook dan menutup pintu bercat putih itu.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang