Namanya Calum Hood, ia berwajah manis dan menggemaskan. Tubuhnya tegap dan lumayan atletis. Ia berasal dari California dan keluarganya orang kaya. Yang aku ketahui adalah ia tinggal bersama ibunya yang super sibuk di rumahnya yang besar tepat disamping rumahku.
Orang tuanya bercerai lebih kurang 2 tahun yang lalu dan belakangan kuketahui Ayahnya meninggal dunia. Kami berteman dekat sejak umur 8 tahun, tepatnya saat Calum baru saja pindah ke Chicago karena pekerjaan Ayahnya.
Namaku Natasha. Orang tuaku bilang aku sangat cantik tapi aku tidak terlalu memikirkan itu karena semua orang tua berpikir anak perempuannya cantik. Kalau boleh jujur, aku menyukai Calum sedari dulu. Tapi Calum sangat jauh dari jangkauan karena ia, katakan saja ia sempurna.
Bagaimama tidak? Dibesarkan dengan harta melimpah, wajah rupawan, otak cerdas, dan... oh aku lupa. Ia tidak benar benar sempurna. Calum tidak punya banyak teman selain aku dan dua orang lainnya yang sering main kerumahnya (namanya Michael dan Ashton). Itu karena Calum sangat sulit berbaur. Ia egois, perfeksionis, sulit percaya pada orang lain, dan sifatnya yang terburuk adalah jarang menghargai pemberian orang. Tapi dengan modal seperti yang tadi kusebutkan, tentu saja ia bisa menjadi salah satu anak laki laki populer di sekolah. Dan aku membenci itu. Aku benci ketika Calum dapat perhatian. Karena hanya aku yang boleh memperhatikannya. Tapi aku tetap tidak bisa disandingkan dengannya, karena aku tidak sekaya Calum. Bahkan aku harus mengambil kerja musim panas di Starbucks untuk menabung dan membeli ponsel baru.
Aku dan dua teman lainnya cukup handal dalam menangani sifat Calum. Mudah saja, yang penting jangan terlalu serius menanggapi perkataan dan perlakuannya. Contohnya seperti saat dia tidak memakai sweater pemberianku saat natal dengan alasan ia punya yang lebih baik. Atau beberapa perkataan pedasnya seperti..
"Natasha, gigimu bergemeletuk saat mengunyah. Itu menjijikan."
"Natasha, kau tidak cocok pakai sepatu hak. Cara jalanmu jadi sangat jelek."
"Natasha, nama belakangmu aneh."
Tapi itulah Calum. Sahabatku. Teman kecilku. Dan pujaan hatiku.
Dan yang paling kusuka darinya adalah saat ia selalu cerita bagaimana ia benci Ayahnya (aku tau itu bukan cerita yang bagus, tapi maksudku disini adalah bagaimana ia terbuka dengan perasaannya), atau saat ia tertawa renyah dan tersenyum sangat lebar, atau tiba-tiba menyandarkan kepala pada bahuku, atau ia yang walaupun ketus tapi sudah banyak membantuku. Bagiku Calum itu indah.
Dan aku mau memberikan apapun hanya untuk memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BÈTA (Calum Hood) [COMPLETED]
FanfictionAku tidak akan pernah lagi menyesal karena telah mencintaimu sangat lama.