2. Hi Calum! Bye Starbucks!

13 1 1
                                    

Aku terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dan ini hari minggu. Aku tertidur lama sekali. Mungkin karena semalam aku benar benar tidak tertidur dan akhirnya tak sengaja terlelap pada pukul 6 pagi. Menunggu Calum benar benar menghabiskan tenaga.

Tunggu? 5 sore?

Berarti Calum sudah sampai kan! Ia bilang akan sampai kira kira saat siang.

Aku pun segera berhamburan keluar kamar, menuruni tangga, dan hendak memutar kenop pintu depan saat tiba tiba Ibu memanggil dari ruang tengah.

Dengan enggan aku menghampirinya. Ia menatapku heran sekaligus jijik karena aku yakin aku sangat berantakan. Dan belum mandi. Ia hanya menyampaikan padaku untuk bergegas mandi sekarang juga karena kami akan makan malam di sushi-ya. Aku, Ayah, dan Ibu.

"Tapi aku mau menyambut Calum dulu." Rengekku karena Ibu menekankan kata 'sekarang juga' ketika ia menyuruhku mandi.

"Calum pasti perlu istirahat. Kau bisa lakukan itu besok, Nat." Sanggah Ibu.

Lalu dengan wajah tertekuk dan bibir yang dimanyunkan aku berjalan gontai ke kamar mandi.

***
Aku keluar rumah secara diam diam saat Ibu dan Ayah asik berdandan. Kupikir memberi sambutan pada Cal tidak akan lama, jadi aku hendak datang kerumahnya.

Namun begitu aku maju selangkah dari pintu rumahku, aku melihat 3 orang pria dengan 2 kantong plastik besar (yang kutebak berisi camilan) berjalan menuju rumah Calum. Itu Ashton dan Michael. Dan satu orang pria yang asing bagiku. Mereka juga membawa beberapa dvd. Apa Calum akan berkumpul dengan mereka dirumahnya?

Ah padahal kan aku mau memberi sambutan.

Dan lagi lagi dengan wajah tertekuk aku masuk kedalam rumah. Menunggu Ayah dan Ibu yang sangat lama walau hanya bersiap siap untuk pergi makan malam.

Oh aku benar benar sebal. Maksudku, aku suka sushi, tapi haruskah saat ini? Kalau saja tadi aku tidak disuruh mandi, pasti aku sudah berada di kamar Calum dan mendengarkan ia bercerita tentang pertemuannya dengan neneknya.

Calum, sepertinya kau harus menunggu.

***
Restoran sushi ini cukup ramai mengingat ini minggu malam di musim liburan musim panas. Aku hanya menusuk nusukkan sumpit ke tempura roll ku. Sempat terpikir olehku untuk mengirim pesan ke Calum, tapi pasti dia tidak sedang memegang ponsel karena asik bermain dengan teman laki lakinya.

Ting! Ting! Ting!

Aku sangat buru buru membuka pesan pada ponselku begitu bunyi notifikasi berbunyi. Dan betapa aku berharap kalau Calum mengirimiku pesan. Tapi dengan terpaksa aku harus kecewa karena alasan ponselku berbunyi adalah karena Peny menelpon. Itu lah mengapa bunyinya berulang ulang.

"Nat, bantu aku memencet bel pintu tetanggamu!" Seru Peny seketika. Aku tersentak kaget sekaligus bingung.

"Tetangga?"

"Orang yang tinggal disamping kiri rumahmu."

Calum? Ada apa sih?

"Aku sedang makan malam di sushi-ya bersama keluargaku." Jawabku. Sebenarnya aku penasaran kenapa Peny datang kerumah Calum. Walaupun aku tidak tau pasti apa yang dimaksud benar benar Calum. Tapi aku sedang tidak berselera mendengar ocehan siapapun. Apalagi Peny sangat buruk dalam menjelaskan apapun. Kurasa itulah sebabnya ia tidak diterima permintaan maafnya oleh tetangga barunya.

***
Aku menunggu di mobil dengan gelisah. Sudah pukul 9 dan aku benar benar tak sabar sampai kerumah. Agar aku bisa langsung kerumah Calum dan memberinya pelukan. Namun masalahnya Ayah tidak melajukan mobilnya dengan cepat. Yang mana ini adalah jalanan lenggang dan sepi.

BÈTA (Calum Hood) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang