Part 7

443 8 1
                                    


"Hari ini gue bahagia banget. Thanks ya"ucap Lala sambil melahap es krim vanilla. "Iya sama sama"jawab Kalil. "Eh,Kita udah nyoba hampir seluruh permainan kan? Pulang yuk. Udah jam 3. Yang artinya,kita disini udah 5 jam"ajak Kalil. Lala mengangguk. Ia juga sudah cukup lelah.

-----

Lala pov

Dengan langkah super duper cepat,aku berlari menyusuri koridor sekolah dan 22 buah anak tangga,menuju kelasku. 3 menit lagi,Bu Yuni datang. Bel sudah berbunyi 7 menit yang lalu. Hari ini,aku kesiangan. Aku bangun pukul 6 lewat 45 menit. Dan sekolah masuk pukul 7. Ini pagi yang buruk bagiku.

Aku langsung memasuki kelas yang berada di ujung,depan tangga. Aku mengintip sedikit,apakah Bu Yuni sudah datang apa belum. Kalau belum,lebih baik aku bolos pelajarannya dari pada kena hukum guru killer tersebut.

"La!"panggil Tasya. Rupanya Bu Yuni belum datang. Ah,aman lah aku hari ini. Aku berjalan menuju mejaku dan meja Tasya. "Pagi"sapaku. Tasya sedang sibuk membolak-balik komik manga barunya. "Pagi juga. Liat nih,Assosiation Classroom episode baru"pamer Tasya sambil menunjukkan komik bersampul merah yang masih tersegel rapih itu.

"Ada peer?"tanyaku. Itu adalah hal pertama yang aku tanyakan ketika bertemu Tasya. Tasya mungkin sudah hapal dengan pertanyaan itu. "Ada. Peer IPS kerjain soal di papan tulis yang 25 soal. Kemaren lo udah nyatet soalnya kan?"jawab Tasya. Aku menepuk dahiku. Astaga. Peer IPS 25 soal? Soalnya aja aku belom nyatet sama sekali. Pas pelajaran IPS,aku ketiduran. "Lo belom ngerjain pasti. Mending lo bolos pelajaran IPS deh. IPS kan gurunya Bu Yuni. Bisa jadi pepes lo kalo ketauan gak ngerjain peer"kata Tasya. Aku memutar otak. 25 soal,gak mungkin selesai aku kerjakan. Bener kata Tasya,lebih baik aku kabur di pelajaran Bu Yuni.

"Oke. Gue ke kantin dulu ya Tas. Nanti gue pinjem catetan lo. Bye"Aku langsung mengambil sketch book dan spidol dari tasku. Tidak lupa smartphone. Aku langsung berlari ke kantin paling pojok,tidak akan ada guru yang melewati wilayah kantin pojok itu. Artinya,aku akan aman,tidak akan ketahuan guru.

Aku memilih tempat duduk di pojok,lalu memesan segelas jus jeruk dan somay. Aku duduk dan memaikan smartphone ku. Aku iseng iseng nge chat Faris.

Chat ku tidak dibalas-balas. Mungkin Faris lagi sekolah. Aku mengabaikannya. Toh,aku Cuma iseng. Aku mulai menyantap somay dan jus jeruk. Rasanya damai gak ikut pelajaran Bu Yuni yang super cerewet itu.

Aku mengeluarkan sketch book ku,aku lagi ada ide untuk membuat doodle. Entah dari mana ide itu muncul,aku langsung saja mencoret-coret lembaran sketch book itu

"Hai"sebuah tepukan keras di pundak serta sebuah suara berat khas anak laki-laki mengagetkan aku. Aku langsung menengok ke belakang. Ternyata Kalil. Aku membalikkan badan lagi ke depan,melanjutkan menggambar.

"Sombonggg"ledek Kalil sambil duduk di bangku depan ku. "Apa? Gue lagi bikin doodle"jawabku sekenanya. Aku memang tidak bisa diganggu kalau sudah gambar. "Lo bolos? Pelajaran siapa?"tanya Kalil sambil memasukkan sesendok somay ke dalam mulutnya. Somay itu tak lain adalah somay ku. "Jangan makan somay gue kampret!"seru ku sambil mencubit hidung Kalil. Kalil cekikikan. "Gue bolos pelajaran Pak Tejo dong"ujar Kalil. "Ga nanya"sahutku. Ekspresi Kalil langsung berubah bete. Dan itu lucu banget.

Aku menahan tawa melihatnya. Tiba-tiba ia terdiam,menghembuskan nafas berat. Aku juga jadi diam,dan masih terpaku oleh gambarku. "La"panggil Kalil. "Hm"sahutku sambil menatapnya. "Lo kenal Aretha anak IPS gak? Menurut lo,dia cantik gak sih?"tanya Kalil tiba-tiba. Aku kaget,jantungku berdetak cepat. Entah apa ini namanya,tapi aku merasa ada rasa sakit yang timbul akibat pertanyaannya itu. Aku diam,sambil menatap doodle yang belum selesai. "Cantik gak sih?"Kalil mengulangi pertanyaannya. Aku yang cengeng,ingin rasanya menangis. Tapi air mata ini tidak keluar.

"Cantik"jawabku,tidak berani menatap Kalil. "Iya. Menurut gue juga. Dia jomblo gak ya?"kata Kalil. Dadaku bertambah sakit,aku menahannya. Kenapa Kalil bertanya seperti itu? Kenapa aku sakit hati saat Kalil bertanya pertanyaan seperti itu?

Aku berdiri,dan menuju toilet. Kalil tidak boleh tau kalau aku kecewa. Aku meninggalkan sketch book dan spidol ku dan langsung berjalan cepat ke toilet. "Lala! Kok ninggalin gue?"panggil Kalil. "Kebelet pipis!"jawabku tanpa menoleh

Aku memasuki kamar mandi,menutup pintunya dan diam. Aku meraba dada sebelah kiri,rasanya sakit. Apa Kalil.. sudah melupakan aku dan mulai mencari yang baru? Aku mengusap pipi ku yang basah. Kenapa aku jadi cengeng begini?

"Apa lo,secepat itu melupakan gue dan dapet yang baru? Sedangkan gue,ngelupain lo aja gak sanggup.."kata ku sambil menahan tangis. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas,atau ke taman,asalkan tidak bertemu Kalil untuk saat ini.

-----

Author pov

Lala berlari menuju tempat favoritnya. Perpus. Perpus yang berada di lantai 2,ruangan nomor 3,tepat sebelah kelas Lala. Lala bisa mendengar suara cempreng Bu Yuni yang sedang mengajar IPS dengan jelas. Lala mengetuk pintu perpus. Berharap Kak Occhi tidak berada disana. Kak Occhi adalah kakak alumni yang senang sekali menjaga perpus. Dia lagi menganggur,dan pekerjaannya saat ini adalah ke perpus,baca buku dan membersihkan perpus. Walaupun perpus sama sekali tidak kotor. Karena tidak banyak anak yang mau ke perpus.

Lala perlahan membuka pintu kayu dengan corak khas itu. Pintu perpus memang beda dari yang lain. Pintunya dari kayu jati,dengan ukiran. Pintu itu Pak Ujang yang belikan,khusus untuk perpus. Pak Ujang itu guru bahasa Indonesia yang baru saja pensiun tahun lalu.

Kriet.. Pintu kayu itu berderit. Lala bisa merasakan hawa dingin khas perpus yang menjadi favoritnya. AC di perpus rupanya tadi pagi baru saja dinyalakan. Lala menutup kembali pintunya agar ac tetap dingin. "Halo??"seru Lala. Percuma saja ia bicara,tidak ada siapapun selain Lala disana. Lala jadi merasa bodoh.

"Siapa?"sebuah suara mengagetkan Lala. Benar feeling Lala. Kak Occhi sedang disana. Tapi tunggu.. Suara ini bukan Kak Occhi. Ini suara laki-laki. "A..Aku Lala.. Dari kelas 12 ipa 3"jawab Lala. Terdengar suara bangku yang bergeser,si pemilik suara sedang berdiri.

Lala berfikir. Ia hapal siapa saja yang bolak balik masuk perpus. Yaitu Occhi,Denia,Wenda,Tia,Yudis,Gisel,Nisa,dan dia sendiri. Selain itu,tidak ada. Lala penasaran. Siapa yang ada di perpus,pagi pagi,saat jam belajar?

-----


Jangan lupa vomment nya guys! Jangan jadi silent readers pleaseee

BestFriend ZoneWhere stories live. Discover now