Kini,berdiri seorang anak laki-laki berbadan tinggi,lebih tinggi dari Lala. Sepertinya dia seorang alumni. Dia ganteng banget. Lala bengong melihatnya. Rambutnya yang rapih,kacamatanya,badannya yang kekar,matanya yang berwarna cokelat hazel. Lala sangat menyukai itu.
"S..Salam kenal kak. Aku Lala"ujar Lala sambil mengulurkan tangan. Yang-diajak-bicara pun menyambut uluran tangan itu. "Saya Hamid. Alumni SMA ini"jawab Hamid. Senyum mengembang di wajah Lala. Hamid lalu mengajak Lala duduk.
"Kamu harusnya belajar kan?"tanya Hamid,sambil memberikan air mineral gelas kepada Lala. Lala menggeleng. Enggan menjawab. Toh,kalau menjawab ia akan malu sendiri. "Kenapa diem aja? Malu jawab?"tanya Hamid. Lala terpaksa menjawab. Walaupun mukanya merah menahan malu. "Saya bolos"jawab Lala. Hamid tersenyum kecil. Ia mengeluarkan kotak makan kecil berisi biskuit,membukanya dan meletakkan di atas meja. "Itu,biskuitnya dimakan dek" Lala terkejut. Ia kira Hamid akan memarahinya karena bolos. Ternyata cogan alumni itu tidak berkomentar apapun.
Lala mengambil satu biskuit. Menghormati. "Tadi saya kira,yang dateng itu Occhi"kata Hamid sambil membuka buku bacaan. "Kakak lagi nunggu Kak Occhi?"tanya Lala. Hamid mengangguk pelan. "Saya dan Occhi,satu angkatan. Waktu angkatan saya,yang meramaikan perpus Cuma kita ber2 lho. Makanya waktu saya lihat ada yang datang anak kelas 12,saya senang juga. Alhamdulillah masih ada yang mau nengok perpus"ujar Hamid.
"Saya juga jarang kesini kak.. Saya aktif nya di pmr sama klub musik. Perpus itu pelarian"kata Lala. Hamid terlihat bingung. Lala paham,bahwa Hamid bingung,iapun melanjutkan ceritanya. "Perpus itu buat saya ruangan yang tenang. Paling tenang dari semua ruangan. Dulu,saya pikir laboratorium itu ruangan paling tenang. Karena ruangannya yang tertutup dan anak anak hanya masuk saat jam pelajaran. Dulu,saya suka ke lab,menyendiri. Tapi waktu saya coba ke perpus,ternyata di perpus lebih tenang,lebih nyaman. Saya jadi suka ruangan ini. Secara tidak langsung,saya jadi suka baca"cerita Lala panjang lebar.
"Kalau saya,anak basket yang menjelma jadi anak perpus."ujar Hamid. Waw,keren juga. Pikir Lala. Anak basket yang identik dengan cool dan bandel,malah menjelma jadi kutu buku penjaga perpus yang kalem. "Bagaimana bisa jadi anak kutu buku,kak?"tanya Lala. "Saya bertemu dengan seorang yang membuat saya berubah jadi anak kalem,enggak bandel lagi"jawab Hamid.
"Oh ya,bagaimana ceri--" BRAK! Pintu perpus tiba-tiba dibuka,dengan kasar. "LALA! SUDAH IBU DUGA,KAMU DISINI!"suara cempreng itu membuat Lala menggigil. Tak lain itu adalah Bu Yuni. Lala takut,apalagi melihat Bu Yuni memegang sapu. Pantatnya pasti akan jadi sasaran. Lala sudah siap di beri hukuman.
"Mampus gue,"gumam Lala. Ia pasrah.
*****
Sorry ya,kalo yang ini dikit banget. Satu minggu kemaren gue sibuk banget. ulangan 4 kali seminggu,plus try out dari tempat les. Gue sekolah sampe jam 2. Les baru pulang jam 8 malem. Jadinya waktu gue sedikit buat bikin cerita.. sorry ya guys
Tadinya gue bikin cerita baru. Trus gue unpublish karena pengen gue revisi. Terus gua pikir mendingan gue apus aja ceritanya. Soalnya gue stuck gitu. Gaada ide lagi. gitu ceritanya. Ga penting bgt ya? okelah bodo amat. gue lagi stres grgr ulangan dan try out
Gadis minta maaf ya kawand 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
YOU ARE READING
BestFriend Zone
Teen FictionMungkin,aku gagal menjadi kekasihmu. Tetapi cinta itu tetap ada. Untuk apa dan untuk siapa,biarlah dia menentukan nasibnya sendiri