tak menyerah

623 72 37
                                    

Aku gugup, tanganku dingin rasanya berkeringat pelajaran terakhir hampir selesai, tak fokus pada guru yang mengajar , rasanya jantungku berdetak terlalu cepat. Ingin bicara pada baekhyun tapi dia sedang sibuk memperhatikan guru.
Uh apalagi sangat ngeri saat mendengar bel pulang, baekhyun menengok padaku memandangku dengan pandangan aneh,

"Kau kenapa?"

Kugigit bibirku, aku sangat grogi bagaimana jika aku berkenalan dengan para pemain basket dan mereka tidak menyukai ku, lalu mereka membully ku, memikirkan nya membuat ku menyesal sudah mengikuti baekhyun.

"Aku takut baekhyun? Aku hanya bisa sedikit tentang basket "

"Sudahlah, okay jangan kau pikirkan jika mereka tak menyukaimu, aku bisa memasukanmu tanpa persetujuan tim inti"

"Ta-tapi..."

Sorot mata nya terlihat berharap, aku tak ingin melihatnya kecewa jadi kuhembuskan nafas lalu mengagguk kan kepala , ia tersenyum .

Ia menyeret tanganku lagi yang sudah berkeringat, pintu indoor lapangan basket terlihat mengerikan didepan mataku , ia membukanya lalu menyapa beberapa orang yang tinggi nya hampir sama atau lebuh besar mereka dibanding aku, meneguk ludah pelan saat berjalan ke arah lapangan.
Ada sekitar lima orang berdiri di lapangan, yang ku kenal hanya chanyeol.
Lainnya terasa menyeramkan bagiku,

"Kris aku membawa seseorang, dia bilang ingin bergabung di tim basket"

Sial padahal baekhyun yang mengajakku , bukan aku yang ingin . Lelaki tinggi berambut pirang itu menatap ku dari bawah ke atas seolah menguliti hidup-hidup dengan mata tajam yang terasa bagai pisau tepat menusuk jantung.

Dia lalu mendengus tersenyum atau lebih tepatnya tersenyum meremehkan, ah aku benar tidak suka dengan senyum nya terlihat sangat 'menghina' ku .

"Jangan bercanda baekhyun, apa yang bocah ingusan ini bisa" suara beratnya sangat menusuk gendang,
Baekhyun juga terdiam saat itu juga, menatap nya membuat ku sedih padahal tadi ia tadi sangat semangat.

"Aku bukan bocah" ucapku , dia menatap ku meremehkan.

"Oh ya, aku yakin kau hanya mengikuti perintah baekhyun untuk ke sini"
Aku tak suka mendengar logat dia meremehkan .
"Tidak, aku melakukan atas kehendak ku"
Ahh mulut bedebah ku memang tak kontras dengan jantungku yang ketakutan.

"Cih, benarkah oh baekhyun baiklah kita akan mencobanya"

Oh tuhan jantungku serasa copot tubuhku lumer karna aku merasa dalam masalah.

"Benar kah? Ohh terima kasih kris"

Baekhyun mengatakan dengan mata berbinar pada orang yang tadi meremehkanku, lalu ia menepuk nepuk tanganku, menyuruh membuka blazer ku, aku sendiri tak tahu apa yang selanjutnya aku sungguh takut, aku berkeringat sebelum melakukannya.

"Semoga dia menurunkan zelo untuk melawanmu, kelemahan zelo terletak pada tembakan three point dia cepat tapi tak begitu pintar jika harus menghadang three point " ia menjelaskan panjang lebar, aku tak mengerti , siapa zelo atau apa, semuanya masuk di telingaku dan keluar begitu saja.

"Zelo baru kelas 1, dia center "

"Uh aku tak mengerti baekhyun"

"Semoga kris tidak turun langsung"

Maksudnya aku one on one begitu? Ah kepalaku rasanya mau pecah , mereka sudah pro sedangkan aku masih awam .

"Tapi bagaimana jika orang yang tadi yang turun? Apa kelemahannya?"
Baekhyun berpikir sejenak hingga aku bisa melihat dia agak terpaksa tersenyum padaku.

Another BoyWhere stories live. Discover now